Berita Ekonomi Dolar AS Melemah Tipis Jelang...

Dolar AS Melemah Tipis Jelang Pernyataan The Fed

17-03-2021Penulis: Adi Kurniawan

Pada Rabu petang (17/03), Dolar AS melemah tipis seiring penantian kesimpulan pertemuan dua hari Fed mengenai kebijakan moneter di masa depan.

Menurut data Investing.com, pada pukul 16.31 WIB Indeks Dolar AS turun tipis 0,02% di 91,860 seiring meningkatnya kembali nilai imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sebesar 0,89% di 1,637.

USD/JPY menguat 0,115 di 109,10 pukul 16.33 WIB menjelang pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) selama dua hari berakhir pada hari Jumat.

GBP/USD naik 0,12% di 1,3904 pukul 16.39 WIB sebelum rapat kebijakan Bank of England (BOE) pada hari Kamis. Sementara itu, AUD/USD turun 0,17% di 0,7732.

The Fed akan mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu malam setempat atau kamis dini hari waktu Indonesia Barat.

The Fed diharapkan dapat memperbarui perkiraan ekonominya untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat seiring berlanjutnya program vaksinasi Covid-19 dan dana stimulus lanjutan senilai $1,9 triliun.

Trader juga akan melihat kemungkinan Fed untuk menaikkan suku bunga pada tahun 2023, yang mana hal ini lebih awal dari yang dikatakan sebelumnya..

Di sisi lain, EUR/USD naik 0,08% di 1,1910 pukul 16.45 WIB meski meningkatnya kekhawatiran tentang kebijakan lockdown lanjutan di Eropa dan penundaan vaksinasi.

Pada Selasa malam, Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan bahwa negaranya telah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19. Hal ini dipicu dengan meningkatnya rata-rata tujuh hari kasus baru di atas 25.000 untuk pertama kalinya sejak akhir November.

Ini terjadi setelah Prancis, bersama dengan beberapa negara Eropa lainnya, menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, bertentangan dengan saran dari otoritas medis di kawasan itu.

Selain itu, bank sentral Brasil akan bertemu pada Rabu malam dan diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Hal ini sekaligus menjadikan Brasil menjadi negara G20 pertama yang menaikkan suku bunga tahun ini.

Bank sentral itu diharapkan dapat membendung penurunan mata uangnya agar tidak terjadi potensi inflasi yang lebih tinggi.

Dilansir dari Investing.com