
Harga emas turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut. Hal ini dipicu oleh Kenaikan Wall Street yang melemahkan daya tarik logam mulia ini. Namun, penurunan emas lebih lanjut dibatasi karena melemahnya dolar AS dan imbal hasil obligasi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange tergerus 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi ditutup pada 1.738,10 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (19/3), emas berjangka terangkat 9,2 dolar AS atau 0,53 persen menjadi 1.741,70 dolar AS.
“Emas seharusnya lebih tinggi namun itu tidak. Itu benar-benar menunjukkan pasar yang lemah jika korelasi normal (seperti dolar yang lebih lemah) tidak bertahan,” kata David Madden, analis di CMC Markets Inggris. Ia juga menambahkan bahwa emas bisa tergelincir lebih jauh jika dolar dan imbal hasil terus menguat.
Penurunan emas akhir-akhir ini secara umum dipicu karena investor berbondong-bondong ke dolar dan obligasi pemerintah dan juga dihantui oleh keputusan Turki untuk mengganti kepala bank sentralnya dengan kritik terhadap suku bunga tinggi.
“Jika warga (Turki) khawatir bahwa lira lemah, mereka akan membeli dolar AS atau emas, tetapi di sinilah ketakutan datang – bahwa kontrol modal akan menghentikan uang masuk ke negara itu … ini menjadi sulit bagi orang-orang mendapatkan dolar, dan sebagai gantinya emas, dalam beberapa minggu ke depan,” kata Madden dari CMC.
Dilansir dari cnbc.com