
Jakarta, Beritasatu.com – Dalam rangka meningkatkan transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), PT Mentari Mulia Berjangka, pialang resmi perdagangan berjangka derivatif menggandeng Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) melakukan edukasi melalui “Indonesia Derivative Reach International Market Summit 2019″.
Forum internasional ini akan menghadirkan pembicara bertaraf global di bidang bursa berjangka, antara lain Director of Cambodia Derivative Exchange, Lawrence Kook; Deputy Director of China Credit Research Center, Du Liqun, dan President Director of Securities and Exchange Commission of Cambodia, Sou Socheat. “Tidak hanya di Indonesia, potensi PBK di sejumlah negara Asia Tenggara masih terbuka,” kata Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, BBJ terus memperluas kerja sama dengan beberapa bursa berjangka luar negeri. Harapannya, investor asing semakin banyak masuk ke perdagangan berjangka dalam negeri. Di sisi lain, kerja sama ini berpotensi membuat kontrak komoditas dalam negeri dapat diperdagangkan di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara.
“Apabila minat investor asing tinggi dan perdagangan bursa berjangka dalam negeri ramai, maka Indonesia semakin cepat menjadi acuan harga komoditas dunia,” kata Stephanus Paulus Lumintang.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar di dunia untuk beberapa komoditas, seperti kelapa sawit, karet, nikel, dan timah sehingga potensi untuk menjadi harga acuan komoditas dunia sangat besar.
Presiden Direktur PT Mentari Mulia Berjangka, Ofik Taufiqurohman mengatakan, Indonesia Derivative Reach International Market Summit 2019 merupakan panel diskusi yang bertujuan untuk melihat lebih jauh potensi PBK sekaligus upaya mengedukasi masyarakat. “Acara ini membahas potensi pasar berjangka atau derivatif dengan beragam produknya pada 2020,” kata Ofik Taufiqurohman.
Selain panel diskusi, dalam forum internasional itu PT Mentari Mulia Berjangka dan Peking University akan menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pertukaran informasi dalam penelitian dan data di bidang derivatif dan perdagangan berjangka.
Nota kesepahaman juga akan disepakati antara PT Mentari Mulia Berjangka dengan First Gold sebagai penasihat dan konsultan di perdagangan berjangka. Sejumlah kesepakatan itu diarahkan kepada pengembangan PBK dalam negeri dan edukasi kepada masyarakat luas. “Mentari Mulia Berjangka bersinergi dan berkomitmen untuk terus melanjutkan edukasi tentang derivatif dan perdagangan berjangka demi mengembangkan potensi pasar derivatif di Indonesia hingga internasional,” kata Ofik Taufiqurohman.
Berdasarkan Undang-undang No. 10/2011 perubahan dari Undang-Undang No. 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi menyatakan komoditi yang ditransaksikan beragam mulai produk pertanian, pertambangan, energi, hingga produk finansial seperti indeks saham dan mata uang asing (foreign exchange/forex).
Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa transaksi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) maupun Bursa Berjangka Derivatif Indonesia (BKDI) pada 2016 mencapai 7.012.220 lot atau meningkat 6,40 persen dari tahun sebelumnya. Pada 2018, peningkatannya mencapai 25,20 persen atau menjadi 8.821.762 lot. Adapun, volume transaksi kontrak berjangka pada Januari – Agustus 2019 tercatat 7.043.116 lot.