
Data BAPPEBTI menunjukkan bahwa transaksi BBJ dan BKDI pada 2016 mencapai 7.012.220 lot atau meningkat 6,40% dari tahun sebelumnya. Pada 2018, peningkatannya mencapai 25,20% atau menjadi 8.821.762 lot.
Sementara volume transaksi kontrak berjangka pada Januari-Agustus 2019 tercatat sebesar 7.043.116 Lot. Jumlah itu diperkirakan terus meningkat seiring masifnya upaya sosialisasi dan edukasi terkait pilihan investasi PBK.
Untuk melihat lebih jauh potensi PBK dan sebagai upaya mengedukasi masyarakat, PT Mentari Mulia Berjangka sebagai pialang resmi di perdagangan berjangka derivatif menyelenggarakan “Indonesia Derivative Reach International Market” Summit 2019.
Forum internasional ini menghadirkan pembicara bertaraf global di bidang bursa berjangka, antara lain Lawrence Kook, selaku Director of Cambodia Derivative Exchange, Du Liqun selaku Deputy Director of China Credit Research Center, dan Sou Socheat yang menjabat sebagai President Director of Securities and Exchange Commission of Cambodia.
Panel diskusi tersebut membahas potensi pasar berjangka atau derivatif dengan beragam produknya pada 2020. Tidak hanya di Indonesia, potensi PBK di sejumlah negara Asia Tenggara pun terbuka.
Terlebih, BBJ akan terus memperluas kerja sama dengan beberapa bursa berjangka luar negeri. Harapannya, investor asing akan semakin banyak masuk ke perdagangan berjangka dalam negeri.
Kendati demikian, tidak hanya untuk memperdagangkan kontrak berjangka dari bursa luar ke dalam negeri, tetapi kerja sama ini juga berpotensi membuat kontrak komoditas dalam negeri dapat diperdagangkan juga di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara.
Jika akhirnya minat investor asing membuat perdagangan bursa berjangka menjadi ramai, maka Indonesia semakin cepat mencapai mimpi untuk menjadi acuan harga komoditas dunia. Seperti diketahui, Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar di dunia untuk beberapa komoditas, seperti kelapa sawit, karet, nikel, dan timah sehingga potensi untuk menjadi harga acuan komoditas sangat besar.
Selain panel diskusi, dalam forum internasional itu PT Mentari Mulia Berjangka Peking University akan menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) terkait pertukaran informasi dalam penelitian dan data di bidang derivatif dan perdagangan berjangka.
Nota kesepahaman juga akan disepakati antara PT Mentari Mulia Berjangka dengan First Gold sebagai penasihat dan konsultan di perdagangan berjangka. Sejumlah kesepakatan itu diarahkan kepada pengembangan PBK dalam negeri dan edukasi kepada masyarakat luas.
“Mentari Mulia Berjangka bersinergi dan berkomitmen untuk terus melanjutkan edukasi tentang derivatif dan perdagangan berjangka demi mengembangkan potensi pasar derivatif di Indonesia hingga internasional. Kami berkomitmen membangun dan memperkuat SDM yang andal serta membuat inovasi baru dalam pelayanannya kepada nasabah, agar dapat lebih kompetitif di dunia perdagangan berjangka komoditi. juga terus memberikan sosialisasi dan edukasi perihal perdagangan berjangka komoditi kepada masyarakat umum” ujar Direktur Utama PT Mentari Mulia Berjangka.
Simak liputannya dalam video berikut ini!