Ulasan Pasar Tanggal 20 Oktober 2021

Imbal hasil obligasi AS masih tetap menguat di level tertinggi sejak pertengahan bulan Mei dengan  tren kenaikan selama empat hari. Kekhawatiran terhadap Fed secara bertahap akan mengurangi skala pembelian aset bersama dengan kekhawatiran terkait China untuk membahas sentimen di tengah sesi Asia yang sepi. Imbal hasil obligasi AS naik 3,8 basis poin menjadi 1,672%, mencapai tertinggi baru sejak akhir bulan Mei. Perlu diperhatikan bahwa kesenjangan antara imbal hasil obligasi 3-tahun dan 10-tahun juga mencapai kenaikan terbesar sejak bulan Juni, ini menunjukkan pasar masih optimis terhadap kenaikan suku bunga Fed.

Pada tanggal tersebut ada Indek Harga Konsumen (CPI) Inggris; Indeks Harga Ritel Inggris; Indek Harga Produsen (PPI) Inggris; PPI Jerman; Pidato Elderson ECB Zona Euro; Transaksi Berjalan Zona Euro; Indeks Harga Rumah Inggris; Indek Harga Konsumen (CPI) Zona Euro; Lelang Surat Utang Jangka 10 Tahun Inggris; Lelang Surat Utang Jangka 10 Tahun Jerman; Aplikasi Hipotek AS; Perubahan Stok Minyak Mentah AS; Pidato Quarles Fed AS; Lelang Surat Utang Jangka 20 Tahun AS dan Beige Book Fed AS.

Dolar Melambung Akibat Hasil Rapat Fed

Dolar AS sedikit naik terhadap Euro di hari Rabu pasca rilis hasil rapat moneter terkini oleh bank sentral (Fed) AS. Para pembuat kebijakan Fed menyatakan dalam pertemuannya bulan lalu bahwa terlepas dari peningkatan ekonomi AS, Fed masih belum mencapai tujuannya.

Pada waktu penulisan, indeks Dolar (DXY) telah naik 0,13%, membalas kerugian tiga hari berturut-turut, sementara EURUSD yang sebelumnya diperdagangkan lebih tinggi, jatuh 0,10% ke USD 1,1862 per Euro.

Dalam hasil pertemuan moneter tanggal 17 Maret, Fed kembali menyatakan bahwa kebijakan moneter ultra-akomodatif akan tetap ada hingga target pekerjaan dan inflasi terpenuhi dan tidak akan diubah hanya karena perkiraan ekonomi.

Kebanyakan peserta Komite Moneter merasakan bahwa “risiko mengenai prediksi inflasi seimbang.” Namun, beberapa menyatakan bahwa “gangguan pasokan dan permintaan yang kuat dapat mendorong harga sedikit lebih tinggi dari yang diantisipasikan,” berdasarkan hasil pertemuan tersebut.

Imbal hasil obligasi 10 tahun AS sedikit berubah saat hasil pertemuan bank sentral dirilis, yaitu tetap di sekitar 1,65%.

Sementara itu, ekonomi AS pulih lebih cepat dari negara-negara lain di dunia, yang juga didorong oleh vaksinasi dan paket stimulus raksasa, para trader berpikir berapa lama Fed akan mampu mempertahankan kebijakan moneter ultra-akomodatifnya tanpa membuat ekonomi terlalu panas dan inflasi mengambil alih.

Pengetatan kebijakan moneter AS akan membuat Dolar lebih menarik. Pertemuan moneter oleh Fed selanjutnya akan dijadwalkan pada tanggal 27-28 April.

Sementara Euro telah pulih terhadap Dolar sejak awal bulan, mata uang tunggal Eropa tersebut masih tetap merugi 2,7% sejak awal tahun.

Dengan kampanye vaksinasi di Uni Eropa yang melambat, investor tidak terlalu optimis terkait pemulihannya.

Sumber Grafik: Tradingview 07.04.2021

Dollar AS Stabil Setelah Data Makro yang Kuat

Ekonomi AS bertambah lebih banyak lapangan pekerjaan dari yang diprediksikan di bulan Maret dibalik kemajuan pada kampanye vaksinasi covid-19 dan langkah dukungan yang diambil oleh pemerintahan Biden, yang memperkuat harapan terkait pemulihan yang kuat.

Departemen Ketenagakerjaan mencatat 916.000 orang pada data Upah Non-Pertanian (NFP)di bulan lalu, hal ini berdasarkan data yang dirilis hari Jumat, dibandingkan dengan rata-rata 647.000 orang yang diprediksi oleh beberapa ekonom yang disurvei oleh Reuters.

“Itu merupakan angka yang bagus tapi kita tidak boleh terlalu fokus ke angka itu saja,” kata JJ Kinahan, kepala strategi pasar untuk Ameritrade. “Yang terpenting adalah bursa tenaga kerja mengarah ke arah yang tepat. Kita belum berada di titik sebelum bulan Maret tahun lalu. Kita masih berada 5,5% di bawah puncaknya tapi kita memang sudah mencapai kemajuan yang bagus.”

Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah AS, yang kenaikan terkininya mencerminkan kenaikan pada harapan inflasi dan prospek rebound ekonomi yang kuat, menambah keuntungannya setelah perilisan statistik yang mencapai 2 basis poin ke hampir 1,7%.

Dollar tetap stabil terhadap sejumlah mata uang dan Wall Street tidak akan bereaksi karena mereka tidak membuka kesempatan di hari “Jumat Agung” ini.

Data bulan Maret menandakan peringatan yang menyakitkan karena laporan Maret 2020 adalah yang pertama untuk menunjukkan dampak langkah pencegahan yang diambil untuk menahan penyebaran pandemi virus korona terhadap lapangan kerja.

Hampir 1,7 juta pekerjaan hilang di bulan tersebut dan 20,7 juta hilang di bulan berikutnya. Para ekonom percaya akan dibutuhkan dua tahun supaya bursa tenaga kerja bisa memulihkan lebih dari 22 juta pekerjaan yang hilang saat krisis kesehatan tersebut.

Data Februari 2021 direvisi naik untuk menunjukkan 468.000 pekerjaan yang dihasilkan dari estimasi awal sebesar 379.000. Tingkat pengangguran jatuh ke 6,0% di bulan Maret, sejalan dengan konsensus Reuters, setelah sebelumnya di angka 6,2% pada bulan Februari. Rata-rata Pendapatan per jam jatuh 0,1% bulan lalu, dibandingkan dengan prediksi kenaikan 0,1% dan naik sebanyak tingkat tahunan di 4,2%.

Hampir 150 juta dosis vaksin covid-19 telah diberikan di AS, dimana paket bantuan anggaran sebesar USD 1,9 triliun yang diusulkan oleh pemerintahan Biden telah disetujui bulan lalu oleh Kongres dan investasi infrastruktur besar-besaran mulai terbentuk.

Ekonomi terbesar di dunia tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,3% pada kuartal terakhir tahun 2020 dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mungkin telah mencapai 10% dalam tiga bulan pertama tahun ini, menurut perkiraan yang paling optimis.

Pertumbuhan untuk 2021 secara keseluruhan bisa melebihi 7% yang akan menjadi laju tercepatnya sejak 1984. Perekonomian AS mengalami kontraksi 3,5% pada 2020, yang menjadi kinerja terburuknya dalam 74 tahun.

Sementara data yang dirilis hari Jumat akan memicu ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang kuat, mereka tidak akan melakukan apa pun untuk meredakan ketakutan pasar akan inflasi yang tak terkendali yang dapat menyebabkan Federal Reserve mengetatkan kebijakan moneter sebelum waktunya.

Dollar Index (DXY) akan menetapkan pijakan di sekitar angka 93 dengan level support terdekat di sekitar 92.5 dan resistensi di 93.5. Para trader dapat mengatur posisi dari pola konsolidasi antara kisaran ini. DXY dapat diharapkan stabil dalam jangka pendek karena volume perdagangan yang rendah selama liburan Paskah akan menjaga fluktuasi tetap terkendali.

Level Support & Resistance:

R3       94.762
R2       94.138
R1       93.463
S1       92.574
S2       92.019
S3       91.571

Sumber Grafik: Tradingview 04.04.2021

Waspada Data Upah Non-Pertanian (NFP) Akan Menekan Turun Harga Emas

Data Ketenagakerjaan ADP bulan Maret AS yang diumumkan pada hari Rabu meningkat sebesar 517.000 orang, diekspektasikan meningkat 550.000 orang, dan peningkatan sebesar 117.000 orang pada nilai sebelumnya. Meskipun nilai yang diumumkan lebih kecil dari nilai yang diharapkan pasar, tetapi nilai tersebut masih jauh melebihi nilai sebelumnya.

Karena data ADP sangat baik membuat pasar memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap data Upah Non-Pertanian (NFP) yang akan diumumkan pada hari Jumat. Pasar optimis terhadap pasar ketenagakerjaan AS akan meningkat secara signifikan. Diperkirakan data ketenagakerjaan pada Upah Non-Pertanian (NFP) bulan Maret yang akan diumumkan pada hari Jumat meningkat mencapai 650.000.

Oleh karena itu, perlu diwaspadai adanya kemungkinan bahwa data Upah Non-Pertanian (NFP) AS mungkin akan lebih baik dari ekspektasi pasar. Jika ekspektasi menjadi kenyataan, maka akan mengakibatkan tekanan aksi jual yang signifikan pada hasil imbal obligasi AS, serta adanya kemungkinan akan mendorong imbal hasil obligasi AS jangka 10 tahun meningkat hingga melebihi 2%, hal ini akan menyebabkan investor untuk menjual emas dan saham AS secara besar-besaran, karena kenaikan suku bunga AS akan melemahkan saham AS serta meningkatkan biaya untuk mempertahankan posisi kepemilikan emas.

Kesimpulan dari analisis di atas, relatif lebih aman untuk menjual emas di harga tinggi sebelum pengumuman data Upah Non-Pertanian (NFP).

Taktik Trading:

Setiap rebound lemah pada XAUUSD, ini merupakan peluang Jual (Sell) di harga tinggi. Setelah profit, geser stop loss (SL) untuk menjaga keamanan dana dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jika terkena stop loss (SL), maka kita bisa mencari gelombang kenaikan dan terus mengambil posisi Jual (Sell) di harga tinggi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Posisi Sell 1: Jika penurunan menembus di bawah (1718) dapat mencari rebound untuk mengambil posisi Jual (Sell), terapkan stop-loss (SL) sebesar $ 5, jika terkena stop loss, dapat perhatikan posisi Sell 2. Jika harga tidak dapat menembus, terus ambil posisi Jual (Sell); Untuk target Sell di (1700\1688\1677)

Posisi Sell 2: Jika rebound tetapi tidak dapat menembus naik ke atas (1730) dapat mencari rebound lalu terus ambil posisi Jual (Sell), terapkan stop-loss (SL) sebesar $ 5. Jika terkena stop loss, dapat perhatikan posisi Sell 3. Jika harga tidak dapat menembus, terus ambil posisi Jual (Sell); Untuk target Sell di (1710 \ 1698 \ 1688).

Posisi Sell 3: Jika rebound tetapi tidak dapat menembus naik ke atas (1740) dapat mencari rebound lalu terus ambil posisi Jual (Sell), terapkan stop-loss (SL) sebesar $ 5. Untuk target Sell di (1722 \ 1705 \ 1690).

Apabila naik menembus (1740) tidak disarankan untuk masuk posisi Beli (Buy), diharapkan dapat sabar menunggu hingga harga kembali ke posisi di bawah (1740) dan setelah harga rebound bisa mengambil posisi Jual (Sell).

Strategi berlaku hanya untuk hari ini.

EURUSD Berupaya Stabil di Atas 1,76

Euro melejit kemarin terhadap dolar AS pada malam Jumat Agung ketika bursa keuangan AS akan tutup dan paska-kuartal pertama di mana dolar melonjak dan berlawanan dengan ekspektasi para investor.

Pada waktu penulisan, euro naik 0,39% banding dolar dengan 1,17771 dolar terhadap euro. Kurs tunggal Eropa ini stabil terhadap poundsterling dengan 85,10 penny banding euro.

Di hari sebelumnya, euro telah menyentuh titik terendahnya sejak awal November terhadap dolar dengan 1,1704 dolar banding euro. Kemudian, dalam satu tahun terhadap poundsterling Inggris, harga berada di 85,03 penny banding euro.

“Salah satu alasan utama dari pelemahan euro pada kuartal pertama adalah manajemen kampanye vaksin yang buruk, terutama jika dibandingkan dengan Inggris dan AS,” kritik Ricardo Evangelista, analis ActivTrades.

Di Prancis, pada Kamis pagi di hadapan Majelis Nasional, Perdana Menteri Jean Castex melengkapi peraturan pembatasan baru yang diumumkan oleh Emmanuel Macron sebelumnya, terutama penutupan sekolah selama beberapa pekan dan perpanjangan periode protokol pembatasan seluruh territorial.

Untuk bagiannya, Italia memutuskan untuk memperpanjang periode pembatasan hingga 30 April.

“Kekhawatiran bahwa Eropa tidak bisa mengontrol pandemi akan memperburuk prediksi ekonomi dan menekan euro,” ucap Lukman Otunuga, analis FXTM.

“Hal ini kontras dengan perekonomian AS yang beroperasi lebih cepat,” kata Lee Hardman, analis MUFG.

Sebagai pertanda pemulihan AS, jumlah pekerjaan sektor swasta yang tercipta di AS melonjak di bulan Maret (517.000 banding 176.000 di Februari), menurut survei bulanan institusi jasa bisnis ADP yang disiarkan Rabu lalu.

Pertumbuhan sektor manufaktur AS melampaui ekspektasi bulan lalu meski masih menghadapi serangkaian faktor negatif, seperti kurangnya bahan baku dan tenaga kerja, yang membatasi potensi pertumbuhannya, menurut indeks ISM yang rilis kemarin.

Namun, jumlah klaim pengangguran mingguan di AS anehnya melonjak minggu lalu, bahkan melewati angka 700.000, menurut data Departemen Ketenagakerjaan yang rilis Kamis lalu.

 (Sumber Grafik: Tradingview 01.04.2021)

Dolar Menguat Pasca Usulan Stimulus Biden

Dolar berkonsolidasi -0,3 hingga -0,5% terhadap hampir seluruh mata uang (-0,3% terhadap Euro di 1,1755, -0,5% terhadap Pound dan Dolar Kanada).

Hanya Yen yang melemah terhadap semua mata uang dengan penurunan sebesar -0,25% terhadap Dolar (ke 110,6E) dan -0,55% terhadap Euro.

Pergerakan Yen dipicu karena 31 Maret adalah akhir tahun fiskal di Jepang yang menandakan beberapa aksi pengambilan risiko oleh investor Jepang akan terjadi hari ini. Kita sebenarnya melihat pergerakan yang sama pada 31 Maret 2020 di mana investor melakukan aksi jual setelah keuntungan di kuartal pertama. Meskipun begitu, alur ini cenderung terjadi sebentar dan akan kembali naik terhadap Dolar secepatnya.

Secara keseluruhan, indeks Dolar berada di atas 93 setelah naik ke 93,47. Indeks Dolar naik hampir ke 90 di awal bulan Maret dan selaras dengan bulan terbaiknya sejak 2016.

Tapi Dolar nampak lemah di balik pertanyaan terkait rencana keuangan (yang diberi nama ‘Build Back Better’) sebesar 2.000Bn untuk proyek infrastruktur (selama 8 tahun) yang akan diaplikasikan oleh Kongres secepat mungkin dan yang juga akan menciptakan lapangan kerja baru (di sektor transportasi, kendaraan listrik, pasokan air, internet, listrik, dan semikonduktor).

Rencana itu akan didanai oleh suku bunga pajak korporat sebesar 28% (keuntungan 21% di luar negara) tapi pertanyaannya masih seputar akankah hal itu cukup untuk memberikan dorongan yang tahan lama untuk ekonomi AS di beberapa tahun mendatang.

Kelemahan Dolar nampaknya tidak banyak berpengaruh dengan “imbal hasil”-nya karena OAT, BTP dan Bund sedang turun sementara obligasi AS berada di antara 1,715 dan 1,7300 persen (tidak berubah).

Mereka tidak merosot seperti yang biasa kita lihat setelah adanya “angka baik”. Sebagai referensi, PMI Chicago naik +7pts ke 66,3 yang awalnya hanya diprediksi menjadi 60,3.

“Angka baik” lainnya adalah di sektor swasta AS yang menghasilkan 517.000 pekerjaan di bulan Maret berdasarkan Challenger/ADP, sedikit melebihi estimasi rata-rata dari para ekonom: ini adalah tiga kali lipatnya dari 176.000 pekerjaan yang diciptakan di bulan Februari (direvisi dari estimasi awal sebesar 117.000).

Akselerasi yang kuat di penciptaan lapangan kerja di bulan Maret secara umum dikarenakan 437.000 pekerjaan baru yang dihasilkan oleh sektor layanan (pariwisata dan makanan), sementara sektor produksi bahan baku menciptakan 80.000 pekerjaan (rencana “Build Back Better” akan menciptakan lebih banyak dari ini).

Sumber Grafik: Tradingview 31.03.2021

Harga Emas Menguat di Tengah Penguatan Dolar dan Imbal Hasil AS

Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Penguatan ini menghentikan penurunan pada dua hari beruntun sebelumnya. Para investor mengabaikan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan dolar karena emas menarik dukungan dari pernyataan berulang Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell untuk menjaga suku bunga rendah mendekati nol.

Ketua Fed Powell mengatakan kepada anggota parlemen pada Selasa (23/3) bahwa ia memperkirakan peningkatan inflasi akan terjadi, akan tetapi tidak terlalu besar atau persisten. Bank sentral AS berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol dalam pertemuan kebijakannya minggu lalu.

Dilansir dari CNBC, pada Kamis (25/3) harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi 1.734,36 dolar AS per ounce. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,5 persen menjadi 1.733,20 dolar AS per ounce.

Penguatan emas terjadi meskipun patokan imbal hasil US Treasury 10-tahun dan dolar terus naik. Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi karena potensi kerugian lebih tinggi apabila memegang komoditas yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga emas tidak mungkin bergerak keluar dari kisaran 1.700-1.750 dolar AS sampai akhir tahun ketika pertumbuhan dan inflasi kemungkinan terhenti. Hal ini dikarenakan investor cenderung menyukai aset dan komoditas yang mengikuti inflasi lebih tinggi sampai saat itu, kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, di Chicago.

Dilansir dari cnbc.com

Dolar Menguat di Sesi Asia Hari Kamis Seiring Optimisme Pemulihan Ekonomi AS

Dolar AS diperdagangkan menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis pagi seiring dengan optimisme pasar seputar pemulihan ekonomi AS.

Pejabat utama sektor keuangan AS yaitu Ketua Fed dan Menteri Keuangan di depan Kongres. Ketua Fed – Jerome Powell dalam pidatonya mengatakan pemulihan ekonomi tahun 2021 ini kemungkinan besar akan sangat kuat. Sedangkan Menteri Keuangan – Janet Yellen mengatakan akan mengijinkan perbankan untuk melakukan buying back saham dan akan membayarkan deviden nya.

Hal ini menandakan keyakinan akan pemulihan ekonomi yang sama seperti Ketua Fed. Hal senada disampaikan oleh pejabat Fed lainnya, Ketua Fed cabang Chicago – Charles Evans yang mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini naik 6.5%, tingkat pengangguran akan turun 4.5% dan 4% tahun berikutnya dengan inflasi yang akan naik namun bersifat temporer yang akan kembali menurun.

Data ekonomi yang dirilis masih belum menandakan pemulihan dengan durable goods order turun drastis -1.1% jauh lebih jelek dari perkiraan 0.7% dan periode sebelumnya 3.5%. Begitu pula dengan data core-nya yang tidak menyertakan komponen transportasi turun -0.9% lebih jelek dari perkiraan 0.6% dan periode sebelumnya 1.3%.

Sementara dari PMI di sektor manufaktur masih naik 59 dari periode sebelumnya 58.6 dan hanya sedikit lebih jelek dari perkiraan 59.6. Sedangkan di sektor jasa juga meningkat 60 dari periode sebelumnya yang direvisi naik dari 59.9 menjadi 59.8 dan perkiraan 60.1. Hari ini akan dirilis data GDP dan pidato dari sejumlah pejabat Federal Reserve.

Di sisi lain, Euro terus tertekan dengan mendekati harga terendahnya tahun lalu meskipun data-data ekonomi relatif positif. Merebaknya kasus baru dan lambatnya program vaksinasi di wilayah ini menjadi kekhawatiran akan terjadinya gelombang pandmeik ketiga di wilayah ini. Data ekonomi yang relatif membaik namun dengan lockdown yang masih berlaku, membuat peluang data ekonomi periode selanjutnya kembali turun menjadi resiko baru bagi investor.

Data-data PMI sektor manufaktur di Prancis dan Jerman meningkat melampaui perkiraan, begitu pula sektor jasa di Jerman. Sehingga secara keseluruhan baik sektor manufaktur maupun jasa untuk kawasan Uni Eropa juga meningkat melampaui perkiraan. Kepercayaan konsumen juga meningkat dari -15 menjadi -11. Namun perlu diingat bahwa data tersebut diatas adalah data bulan lalu dimana belum diberlakukan kembali lockdown di sejumlah wilayah ini.

Hari ini akan akan dimulai pertemuan KTT Eropa yang akan dihadiri oleh pejabat terkati dari 27 negara anggota Uni Eropa untuk membahas berbagai isu penting di kawasan Eropa. Sebelum itu ada buletin ekonomi dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan data iklim konsumen dari GfK dan juga pidato dari Presiden ECB dan Presiden BundesBank Jerman.

Penguatan Dolar AS Membuat Harga Emas Mengalami Penurunan

Harga emas terus mengalami penurunan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Penurunan ini melanjutkan penurunan hari sebelumnya yang dipicu dari penguatan Dolar AS, meskipun imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan.

Dilansir dari CNBC, Rabu (24/3) harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi 1.726,76 dolar AS per ounce. Emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,8 persen lebih rendah menjadi 1.725,10 dolar AS per ounce.

David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures mengatakan bahwa penguatan nilai tukar dolar di tengah harapan pemulihan ekonomi menyebabkan emas tetap tertekan. Dolar menyentuh level tertinggi sejak 9 Maret, sementara yield US Treasury mulai menyusut.

Menurut David Meger, sinyal Federal Reserve tentang suku bunga yang rendah dan kemungkinan stimulus fiskal lebih lanjut membatasi penurunan emas. Emas mendapat dukungan lebih lanjut dari potensi kebangkitan kasus Covid-19 dan memudarnya optimisme pemulihan ekonomi yang akan menekan imbal hasil

Terlebih, Chairman The Fed, Jerome Powell mengatakan kepada anggota parlemen Amerika bahwa dia memperkirakan inflasi akan naik sepanjang tahun. Namun, inflasi ini diperkirakan tidak akan terlalu besar atau persisten.

Dilansir dari cnbc.com