Berita Ekonomi Dolar Datar Hari Jumat Menahan...

Dolar Datar Hari Jumat Menahan Rally Kenaikan dari Pertumbuhan Ekonomi AS

30-04-2021Penulis: Admin

Dolar datar pada Jumat pagi di sesi Asia setelah data pertumbuhan ekonomi cukup positif untuk kuartal pertama tahun ini serta data sektor tenaga kerja yang terus meningkat.

Data GDP AS kuartal pertama tahun ini meningkat cukup signifikan 6.4% walaupun masih dibawah perkiraan 6.8% dan data periode sebelumnya juga direvisi naik dari 4.0% menjadi 4.3%. Ini merupakan kenaikan terbanyak kedua setelah laporan data yang sama kwartal ketiga di tahun 2003 atau 18 tahun yang lalu.

Pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh belanja konsumen yang meningkat tajam dari 2.3% di kwartal 4 tahun lalu menjadi 10.7% kwartal pertaman tahun ini. Sementara laporan mingguan klaim pengangguran juga semakin berkurang 553K atau dibawah perkiraan 545K namun data periode sebelumnya juga di revisi naik dari 547K menjadi 566K.

Dengan data GDP yang solid tersebut diatas setidaknya menjadi permulaan yang baik sebelum data-data periode berikutnya yang memicu optimisme di pasar sehingga yield obligasi 10 tahun pemerintah AS kembali bergerak naik dan dolar ikut terangkat.

Meski demikian, kenaikan dolar terbatas karena rencana anggaran pendidikan dan keluarga Presiden Biden senilai $1.8 triliun akan dibiayai dengan kenaikan pajak dari pembayar pajak tertinggi dan penghasil margin laba diatas $1 milyar di AS.

Sementara Euro mengalami koreksi terhadap Dolar setelah sempat menyentuh harga 1.2148. Koreksi terjai menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi GDP kwartal pertama tahun ini sore nanti. Tidak seperti di AS yang dalam 3 kwartal terakhir pertumbuhan ekonomi terus membaik, GDP Uni Eropa kali ini diperkirakan justru turun dari -0.7% menjadi -0.8%.

Sedangkan data inflasi CPI flash meskipun diperkirakan naik sedikit dari 1.3% menjadi 1.6% namun data Core-nya yang tidak menyertakan komponen bahan makanan pokok, bbm, alkohol dan tembakau justru turun dari 0.9% menjadi 0.8%.

Sebelum itu akan dirilis data GDP masing-masing di negara Prancis, Jerman dan Spanyol. Kekhawatiran akan terjadinya resesi kedua dari ancaman gelombang pandemik ketiga kali ini menjadi pemicu utama pelemahan mata uang Euro. Namun jika tidak terbukti hal tersebut, Euro diperkirakan akan kembali menguat.