Berita Ekonomi Dolar Lebih Kuat Senin Pagi...

Dolar Lebih Kuat Senin Pagi Seiring dengan Spekulasi Kebijakan Moneter Fed

03-05-2021Penulis: Admin

Spekulasi ini dipicu oleh komentar dari Ketua Fed cabang Dallas – Robert Kaplan sekaligus anggota voting FOMC yang dalam pidato secara virtual di Kamar Dagang Area Montgomery membicarakan perlunya pengetatan moneter seiring dengan ketidakseimbangan dalam sistem keuangan saat ini dengan alasan pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat dari perkiraan.

Sementara Powell dan anggota voting FOMC lainnya masih terus menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan moneter suku bunga rendah saat ini dan juga belum berencana untuk tapering. Pandangan yang berbeda dari Kaplan ini akan menjadikan pertemuan moneter FOMC berikutnya di bulan Juni mendatang menjadi menarik.

Dari fundamental ekonomi, setelah data GDP yang cukup solid disusul data personal income yang meningkat tajam dari-7.0% melonjak hingga 21.1% yang lebih baik dari perkiraan 20.1%. Hal ini diimbangi dengan spending yang juga naik 4.2% dari periode sebelumnya -1.0% walaupun masih dibawah perkiraan 4.3%. Data PMI Chicago juga meningkat 72.1 bending terbalik dari perkiraan turun 65.4 dari periode sebelumnya 66.3.

Sedangkan data survey dari University of Michigan kepercayaan konsumen naik 88.3 dari periode sebelumnya 86.5 dan lebih baik dari perkiraan 87.3 walaupun ekspektasi inflasi justru turun 3.4% dari periode sebelumnya 3.7%. Pekan ini akan dirilis data-data sektor tenaga kerja yang menjadi perhatian utama Fed sebelum mengambil keputusan moneter selain inflasi. Berupa laporan Non-Farm Payroll dengan perkiraan meningkat.

Euro mengalami koreksi sering dengan penguatan mata uang Dolar meskipun data pertumbuhan ekonomi di kawasan ini relatif masih membaik. Dengan GDP naik dari -0.7% menjadi hanya -0.6% dan tingkat pengangguran juga turun 8.1% dari periode sebelumnya 8.2%. Secara parsial di Prancis dan Itali data GDP lebih baik dari perkiraan, sedangkan di Jerman dan Spanyol yang masih terus turun. Namun karena Jerman ini negara dengan kontribusi terbesar maka ada kekhawatiran akan ancaman terjadinya resesi kedua di wilayah ini.