Berita Ekonomi Dollar AS Anjlok; Sentimen Investor...

Dollar AS Anjlok; Sentimen Investor Tetap Rapuh Karena Potensi Akan Ada Resensi

19-05-2022Penulis: Berita Ekonomi

Dolar AS melemah pada Kamis pagi di Asia. Tekanan mata uang safe haven berhenti setelah mengalami kenaikan besar sesi sebelumnya. Namun, kekhawatiran pun berkembang bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve AS dan bank sentral global lainnya dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Pasangan USD/JPY kian naik 0,50% di 128,86 setelah jatuh 0,86% pada hari Rabu. Data perdagangan Jepang untuk April 2022 dirilis sebelumnya menunjukkan ekspor naik sebesar 12,5% tahun ke tahun, impor naik 28,2% tahun ke tahun, dan neraca perdagangan berkontraksi menjadi -JPY839,4 miliar (-$6,51 miliar).

Indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya terus turun 0,21% di 103,642. Pelemahan ini terjadi setelah mengalami lonjakan sebesar 0,55% selama sesi sebelumnya yang mengakhiri penurunan beruntun tiga hari mata uang AS tersebut.

Franc Swiss, sesama aset safe haven, terus menguat. Dolar kehilangan 0,2% lebih lanjut menjadi 0,9857 franc setelah turun 0,6%.

Pasangan AUD/USD menguat 0,94% ke 0,7017 dan NZD/USD juga naik 0,75% menjadi 0,6342.Rupiah masih turun 0,21% ke 14.716,7 per dolar AS.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun menguat 0,88% di 2,909, turun dari level tertinggi 3,015% yang dicapai selama sesi sebelumnya.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,04% ke 6,7574 dan GBP/USD  naik 0,43% di 1,2392.

Namun, sentimen investor tetap rapuh meskipun reli aset safe haven baru-baru ini surut. Saham Asia dan kontrak berjangka AS turun, menyusul penurunan sebesar 4% untuk S&P 500 dan penurunan 5% untuk Nasdaq sesi sebelumnya.

Data perumahan AS yang buruk pada hari Rabu menambah masalah perlambatan ekonomi. Data izin bangunan tercatat sebanyak 1,819 juta tetapi menyusut 3,2% bulan ke bulan pada April 2022 dan { {ecl-151||pembangunan dimulai}} mencapai 1,724 juta tetapi berkontraksi 0,2% bulan ke bulan.

Sementara itu, euro mendapatkan kembali sebagian kerugiannya dan naik 0,34% menjadi $1,0502 setelah jatuh 0,84% pada hari Rabu. Pound naik 0,42% di 1,2390 setelah jatuh 1,2% semalam, usai data hari Rabu menunjukkan bahwa indeks harga konsumen Inggris tumbuh 9% tahun ke tahun pada April 202. Pertumbuhan tertinggi dalam 40 tahun.

Ketua Fed Jerome Powell mengadopsi pandangan yang paling hawkish hingga saat ini dari awal pekan ini, dengan mengatakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk membendung lonjakan inflasi yang mengancam pondasi ekonomi.

Kembali di Asia Pasifik, dolar Australia mengabaikan peningkatan perubahan pekerjaan yang lebih kecil dari perkiraan, yaitu 4.000 pada April 2022. Data ketenagakerjaan terbaru juga menunjukkan perubahan lapangan kerja penuh sebesar 92.400 dan tingkat pengangguran mencapai 3,9%.