Berita Ekonomi Pasar Mata Uang Asia Melemah...

Pasar Mata Uang Asia Melemah Rabu Pagi Tertekan Rally Kenaikan Greenback

31-03-2021Penulis: Admin

Pasar mata uang Asia lebih rendah Rabu pagi, tertekan rally kenaikan greenback pada minggu ini. Dolar mencatatkan harga tertinggi tahunan terakhir terhadap Yen dan Euro.

Rally kenmaikan Dolar ini mengikuti kenaikan yield obligasi 10 tahun pemerintah AS yang sempat naik ke level tertinggi dalam 14 bulan terakhir di 1.776% walaupun ditutup pada 1.727%. Lajunya program vaksinasi dan didukung oleh paket stimulus yang sudah mulai disalurkan membuat optimisme pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak saja sekedar pulih namun juga sangat-sangat baik.

Optimisme ini disampaikan oleh sejumlah pejabat Federal Reserve termasuk Ketua Fed – Jerome Powell dalam beberapa kesempatan lalu. Pejabat Fed lainnya – Ketua Fed cabang New York : John William mengatakan banyak hal positif akan terjadi pada ekonomi.

Selain program vaksinasi dan paket stimulus namun cuaca yang memasuki musim semi menuju musin panas membuat aktifitas ekonomi akan semakin meningkat. Ketua Fed cabang Atlanta – Raphael Bostic juga melihat arah ekonomi ke depan adalah naik meningkat. Permintaan dolar juga meningkat karena hari ini merupakan tutup buku untuk kwartal pertama tahun ini untuk laporan keuangan perusahaan internasional.

Sejumlah data akan dirilis hari ini diantaranya data tenaga kerja ADP, Chicago PMI dan data sektor perumahan. Sedangkan Presiden Biden dijadwalkan akan memaparkan rencana infrastruktur senilai lebih kurang $3 triliun malam ini. Akankah Biden membalikkan kebijakan sebelumnya yang menurunkan pajak perusahaan dari 35% menjadi 21% pada tahun 2017 lalu.

Di sisi lain, Euro terus melemah terhadap Dolar hingga ke level 1.1711 yang merupakan level terendah sejak bulan November tahun lalu. Pembatasan yang semakin ketat dan meluas di Prancis dan Jerman masih menjadi penghalang utama bagi aktivitas ekonomi.

Sementara itu, program vaksinasi berjalan cukup lambat membuat penularan virus ini semakin meluas akan memperpanjang masa pembatasan aktivitas. Perbedaan spread antara yield obligasi pemerintah Jerman dengan AS yang semakin lebar juga membuat daya tarik Euro semakin berkurang. Belum ada tanda-tanda yang positif kawasan ini meski data ekonomi relatif masih bertahan.

Data inflasi CPI di Jerman menurun 0.5% sesuai perkiraan dari periode sebelumnya 0.7%. sementara di Spanyol justu meningkat 1.3% lebih baik dari perkiraan 0.7% dan periode sebelumnya 0.0%. Hari ini sejumlah data akan dirilis diantaranya data inflasi dan consumer spending di Prancis, data tenaga kerja di Jerman dan data inflasi Uni Eropa secara keseluruhan.