Berita Ekonomi Perdagangan mata uang Asia terpantau...

Perdagangan mata uang Asia terpantau datar pasca rally kenaikan Dolar semalam

15-03-2023Penulis: Berita Ekonomi

Perdagangan mata uang Asia terpantau datar pada hari Rabu pasca rally pelemahan Dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar masih bertahan mendekati level harga terendah satu bulan setelah inflasi konsumen mereda seperti yang diharapkan.

Yuan China turun 0,2% setelah data menunjukkan produksi industri tumbuh kurang dari yang diharapkan pada Februari, karena sektor manufaktur berjuang untuk pulih dari posisi terendah era COVID.

Tetapi penjualan ritel melonjak seperti yang diharapkan, sementara investasi aset tetap yang lebih tinggi dari perkiraan menunjukkan bahwa aspek ekonomi tertentu pulih setelah pencabutan langkah-langkah anti-COVID awal tahun ini.

Namun, pelemahan di sektor manufaktur, yang biasanya bertindak sebagai penentu arah ekonomi China, menunjukkan bahwa pemulihan yang lebih besar masih jauh dari harapan. Pemulihan ekonomi di China menjadi pertanda baik bagi ekonomi Asia, mengingat posisi negara tersebut sebagai mitra dagang yang dominan untuk kawasan tersebut.

Mata uang Asia yang lebih luas diredam karena data yang dirilis semalam memberikan isyarat beragam pada ekonomi AS. Yen Jepang turun 0,2% terhadap Dolar.

Euro naik sekitar 0,3% pada $1,07308, membalik rally pelemahan dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Poundsterling juga membalik pelemahannya naik sekitar 0,3% menjadi $1,2148.

Sterling masih didukung oleh data pasar tenaga kerja yang menunjukkan peningkatan lapangan kerja yang lebih besar dari perkiraan dalam tiga bulan hingga Januari yang mempertahankan tingkat pengangguran pada level historis rendah 3,7%. Pertumbuhan pendapatan rata-rata melemah dari level rekor yang telah dibukukan dalam dua bulan sebelumnya.

Inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS rilis lebih lemah seperti yang diharapkan pada bulan Februari. Tetapi inflasi IHK inti yang lebih kaku dari perkiraan menunjukkan bahwa tekanan harga masih relatif tinggi, yang dapat memberi tekanan lebih besar pada Federal Reserve untuk memperketat kebijakan moneter.

Pasar bertaruh bahwa Fed akan memiliki ruang kepala ekonomi yang terbatas untuk menaikkan suku bunga, mengingat meningkatnya tekanan pada sektor perbankan. Pemerintah AS melakukan intervensi di sektor ini setelah runtuhnya beberapa bank regional pekan lalu.

Inflasi harga produsen AS dan data penjualan ritel akan dirilis hari ini, dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat pada ekonomi menjelang pertemuan Fed minggu depan. Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.