Berita Ekonomi Rusia Berpotensi Mendapatkan Penalti Tambahan,...

Rusia Berpotensi Mendapatkan Penalti Tambahan, Dollar dan Euro Kompak Anjlok

04-04-2022Penulis: Berita Ekonomi

Dolar AS melemah pada awal pekan di Asia. Namun, indeks memulai minggu ini dengan pijakan yang kuat seiring meningkatnya imbal hasil Treasury AS di tengah ekspektasi Amerika Serikat akan semakin memperketat kebijakan moneternya. Di sisi lain, potensi larangan gas Rusia membuat euro tetap berada di posisi terendah 2022.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,05% di 98,576.

Pasangan USD/JPY naik 0,18% di 122,74.

Euro terus terbebani oleh kekhawatiran bahwa invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari akan terus berdampak pada pertumbuhan ekonomi. EURUSD terakhir turun 0,05% di 1,1049, tidak terlalu jauh dari level terendah hampir dua tahun di bulan Maret di $1,0807.

Kemungkinan sanksi baru membuat investor tetap berhati-hati di awal perdagangan. Dolar juga sedikit naik terhadap dolar Australia dan Selandia Baru yang lebih berisiko lantaran harga ekspor yang mendingin mengurangi kenaikan untuk mata uang Antipodean.

Pasangan AUD/USD naik 0,21% ke 0,7516 dan NZD/USD naik tipis 0,12% menjadi 0,6937.

Pasangan USD/CNY stabil di 6,3632 karena pasar China ditutup libur. 

Pasangan GBP/USD naik tipis 0,03% ke 1,3117.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan pada hari Minggu bahwa Uni Eropa harus membahas larangan impor gas Rusia, yang kemungkinan akan berdampak lebih lanjut pada pertumbuhan ekonomi dan euro. Ukraina menuding pasukan Rusia melakukan “pembantaian” di Kota Bucha, yang dibantah oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Dana Fed berjangka telah memperkirakan peluang hampir empat dalam lima dari kenaikan 50 basis poin di bulan Mei dan imbal hasil dua tahun ada di level tertinggi tiga tahun di 2,4930%.

Laporan pekerjaan AS pada akhir pekan lalu rilis lebih baik dari perkiraan. Angka ketenagakerjaan nonpetani meningkat 431.000 dan tingkat pengangguran sebesar 3,6%, di bulan Maret. Data lanjutan juga menunjukkan Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Institute of Supply Management bulan Maret tercatat 57,2, sedangkan PMI manufaktur adalah 58,9. Data tersebut cukup untuk memacu taruhan bahwa Federal Reserve AS akan terus memperketat kebijakan moneternya.

Yen stabil selama minggu lalu setelah jatuh sepanjang Maret. Namun, ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi terhadap imbal hasil acuan Jepang membuat yen turun kembali di bawah 122 per dolar.