Berita Ekonomi Dolar Melemah di Akhir Pekan

Dolar Melemah di Akhir Pekan

18-02-2022Penulis: Berita Ekonomi

Jumat (18/02) petang, dolar AS melemah dengan sentimen risiko didorong oleh berita bahwa Amerika Serikat dan Rusia akan membahas soal krisis Ukraina minggu depan, meningkatkan harapan atas solusi lewat jalur diplomatik.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, diperdagangkan turun di 95,776.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setuju untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken guna melakukan perundingan di Eropa minggu depan, Departemen Luar Negeri mengatakan Kamis malam setempat.

Dolar, bersama dengan mata uang safe haven lainnya yen dan franc Swiss, telah naik minggu ini di tengah ketegangan tinggi di perbatasan Ukraina, usai peringatan Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis bahwa kemungkinan invasi ke Ukraina masih sangat tinggi.

Kembali di AS, perdebatan berlanjut tentang seberapa agresif Federal Reserve tahun ini untuk menaikkan suku bunga memerangi inflasi konsumen yang ada di level tertinggi selama 40 tahun.

Selain itu, pendukung kenaikan suku bunga Fed 50 basis poin pada bulan Maret menerima tekanan Kamis pasalnya klaim pengangguran awal tanpa diduga naik untuk pertama kalinya sejak pertengahan Januari, naik 23.000 menjadi 248.000 dalam pekan terakhir 12 Februari, referensi minggu untuk laporan pekerjaan Februari yang akan diumumkan awal bulan depan.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan Kamis malam bahwa Fed perlu menaikkan suku bunga lebih cepat dan segera menyusutkan neraca daripada saat setelah “Resesi Hebat”, sementara Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga di atas 2% untuk mengendalikan inflasi.

Berita dua poros utama itu akan bertemu minggu depan telah disambut dengan optimisme, meskipun situasinya tetap sangat tegang, terutama setelah pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak yang didukung Moskow saling menuding melanggar aturan gencatan senjata pada hari Kamis.

Ada lebih banyak pembicara Fed yang dijadwalkan Jumat nanti, yakni Presiden Fed Chicago Charles Evans, anggota FOMC John Williams dan Wakil Ketua Fed Lael Brainard, sementara data ekonomi akan terkonsentrasi pada sektor perumahan.

Di sisi lain, GBP/USD naik 0,1% menjadi 1,3625, didorong oleh penjualan ritel Inggris yang tumbuh lebih baik dari estimasi pada Januari, meningkat sebesar 1,9% pada Januari setelah mengalami penurunan 4,0% pada Desember. Penjualan tercatat naik 9,1% dari tahun lalu, kala toko-toko yang tidak penting ditutup akibat pembatasan penguncian.

EUR/USD melonnjak di 1,1373, USD/JPY menguat 0,18% menjadi 115,14, setelah menyentuh level terendah dua minggu di 114,78 pada awal perdagangan Jumat, sementara AUD/USD yang sensitif risiko terus naik ke 115,15.

Rubel Rusia, yang sensitif terhadap potensi perang karena sanksi membayangi, menguat, di mana USD/RUB melemah 0,81% ke 75,6908 pukul 15.12 WIB. Rupiah terakhir turun 0,09% ke 14.328,1 per dolar AS.

Rebound cepat ini akan menambah ekspektasi bahwa Bank of England akan terus menaikkan suku bunga, setelah naik pada dua pertemuan terakhirnya, seiring berjalannya tahun.