Berita Ekonomi Dolar Melemah Kamis Pagi Setelah...

Dolar Melemah Kamis Pagi Setelah Hasil Mengecewakan dari Pertemuan Fed

29-04-2021Penulis: Admin

Dolar melemah pada Kamis pagi setelah pertemuan moneter FOMC dengan hasil yang mengecewakan harapan pasar. Sesuai dengan perkiraan Fed masih tetap mempertahankan kebijakan moneter saat ini dan belum berencana untuk mengubahnya dalam jangka waktu hingga 2023 mendatang.

Pertemuan moneter FOMC kali ini mengakui aktivitas ekonomi meningkat dan sektor tenaga kerja terus menguat seiring dengan program vaksinasi dan dukungan penuh dari pemerintah. Aktivitas bisnis yang terus meningkat membuat harapan akan langkah moneter berupa tapering atau pengurangan program QE yang sedikit lebih cepat dari proyeksi sebelumnya namun hal ini dimentahkan oleh Ketua Fed.

Transisi inflasi di perkirakan akan malampaui target 2% tahun ini namun tidak bisa dijadikan patokan untuk perubahan kebijakan moneter selain karena Fed sendiri mengadopsi target inflasi yang fleksibel.

Menurut Fed perkembangan ekonomi masih tergantung pada perkembangan pandemik, krisis kesehatan publik masih belum berakhir dan menjadi masih menjadi risiko bagi ekonomi saat ini. Pasar perlu waktu lebih banyak lagi menunggu pertemuan moneter FOMC berikutnya masih 7 pekan lagi atau di bulan Juni mendatang.

Ditempat lain, hari ini Presiden Biden akan menyampaikan laporan 100 hari kerjanya di depan Kongres yang diperkirakan akan mengungkap rencana paket stimulus senilai $1.8 triliun untuk program pendidikan. Paket ini merupakan bagian dari rencana pembangunan senilai $4 triliun yang akan dibiayai dengan kenaikan pajak dari aturan pajak yang baru.

Pembayar pajak tertinggi dan penghasil laba modal di atas $1 juta akan dikenakan pemotongan pajak yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pembahasan aturan pajak baru ini juga semakin mengurangi daya tarik mata uang dolar.

Sementara itu Poundsterling juga ikut menguat seiring dengan mata uang Dolar yang melemah tajam. Sentimen positif masih menyelimuti prospek ekonomi di Inggris seiring dengan rencana fase kedua pelonggaran sekaligus mengakhiri lockdown ketiga di negara ini. Satu-satunya sentimen negatif datang dari Skotlandia yang dalam waktu dekat akan mengadakan pemilu. Dimana partai mayoritas di parlemen Skotlandia sedang membahas peluang melepaskan diri dari United Kingdom.

Euro juga menguat hingga level tertinggi dalam 7 bulan terakhir seiring dengan berlanjutnya pelemahan mata uang dolar. Selain itu yield obligasi pemerintah Jerman juga menguat hingga level tertinggi dalam 2 bulan terakhir menjadi daya tarik terhadap mata uang Euro.