Berita Ekonomi Emas Alami Kenaikan Akibat Ketegangan...

Emas Alami Kenaikan Akibat Ketegangan Geopolitik Ukraina

20-01-2022Penulis: Berita Ekonomi

Emas mengalami kenaikan tinggi lebih dari 1 persen, setelah penurunan dolar dan ketegangan geopolitik seputar Ukraina kembali meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut.

Kamis (20/01) harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen menjadi 1.840,92 USD per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 1,7 persen menjadi 1.843,21 USD per ounce.

Ekspektasi bahwa The Fed akan memperketat kebijakan moneter secepatnya Maret telah membebani emas tahun ini karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning.

Rusia dapat meluncurkan serangan baru ke Ukraina dalam waktu yang sangat singkat, tetapi Washington akan melakukan diplomasi sebisa mungkin.

Paladium naik sebesar 7 persen, dengan Citi Research mengatakan pemulihan bertahap dalam output otomotif global dapat mendukung permintaan logam auto-catalyst tersebut pada tahun ini. Terakhir, paladium melonjak 5,7 persen menjadi 2.006,22 USD per ounce.

Kejatuhan dolar membuat emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya, sementara penurunan imbal hasil obligasi AS 10-tahun dari level tertinggi dua tahun juga mendorong permintaan untuk logam tersebut.

Logam kuning juga diuntungkan dari daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi karena harga minyak meroket ke level tertinggi sejak 2014, memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga dapat meningkat.

Logam mulia lainnya, platinum melonjak 4,4 persen menjadi 1.025,50 USD per ounce dan perak spot melesat 2,7 persen menjadi 24,07 USD per ounce.Sementara itu, AUD/USD naik 0,5 persen menjadi 0,7225. USD/JPY naik ke 114.51. EUR/USD menguat 0,2 persen pada 1,1348 dolar AS, setelah mencatat penurunan harian tertajam hari sebelumnya dalam sebulan. Mata uang tunggal Eropa didukung secara keseluruhan setelah imbal hasil obligasi 10-tahun.
GBP/USD naik 0,2 persen menjadi 1,3624 dolar AS. Pound juga didukung oleh lonjakan imbal hasil Inggris, dengan imbal hasil surat utang dua tahun naik menjadi 0,958 persen, level tertinggi sejak Maret 2018.