Economic News Dolar Melonjak Sementara Euro Melemah

Dolar Melonjak Sementara Euro Melemah

07-02-2022Author: Berita Ekonomi

Senin (07/02) petang, dolar AS masih melonjak oleh data pekerjaan AS yang kuat, sementara euro turun dari puncak tiga minggu pada hari Jumat lantaran trader terus mencerna perubahan kebijakan hawkish European Central Bank (ECB).

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, naik tipis ke 95.500 menurut data Investing.com. Rupiah berakhir turun ke 14.396,6 per dolar AS.

Ekspektasi ini dapat didukung oleh IHK AS yang akan dirilis Kamis, dengan IHK utama dan data bulanan inti terlihat naik 0,5%, bisa menghasilkan angka tahunan masing-masing 7,3% dan 5,9%.

Sementara, GBP/USD juga naik tipis 0,06% di 1,3537 pukul 15.34 WIB, tidak jauh dari level tertinggi dua minggu di 1,3626 yang dicapai pada hari Kamis setelah Bank of England menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, USD/JPY turun tipis 0,05% ke 115,14, sementara mata uang sensitif risiko AUD/USD menguat 0,27% menjadi 0,7095, rebound dari aksi jual minggu lalu setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe menyatakan perlu kesabaran terkait dengan kebijakan kenaikan suku bunga.

Dolar AS telah dibantu oleh laporan ketenagakerjaan yang sangat kuat pada hari Jumat silam, di mana ada 467.000 pekerjaan nonpertanian ditambahkan pada Januari, jauh lebih besar daripada yang diperkiraan, sementara, yang lebih mengejutkan, pemerintah merevisi data ketenagakerjaan untuk November dan Desember dengan total gabungan lebih dari 700.000.

Juga membantu dolar adalah status safe haven, setelah Gedung Putih memperingatkan pada hari Minggu bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja, meski bidang diplomasi terus berlanjut untuk menahan situasi panas yang ada bahkan kala Presiden Prancis Emmanuel Macron menuju ke Moskow.

Euro telah melemah pada hari Senin. EUR/USD melemah tipis 0,01% ke 1,1445 setelah mencapai level tertinggi sejak pertengahan Januari pada hari Jumat lalu usai European Central Bank menyatakan lebih banyak kekhawatiran muncul atas tekanan inflasi kawasan dari yang diperkirakan minggu lalu.

Klaas Knot, Presiden Bank Sentral Belanda dan anggota Dewan Pemerintahan European Central Bank, melanjutkan tema tersebut pada hari Minggu, menyatakan bahwa ia mengharapkan ECB menaikkan suku bunga pada kuartal IV tahun ini.

Selain itu, Knot dikenal sebagai salah satu anggota dewan ECB yang berpandangan lebih hawkish, dan anggota yang lain perlu dibujuk sebelum bank sentral mulai menaikkan suku bunga.