Emas Stabil di Awal Pekan

Harga emas stabil pada perdagangan Senin (22/11), setelah melemah pada pekan lalu. Pergerakan emas ini didukung pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). 

Harga emas spot sedikit berubah ke 1.845,47 dolar AS per ons troi. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2022 turun 0,3% menjadi 1.846,81 dolar AS per ons troi.

Indeks dolar AS yang turun 0,1% dari posisi tertinggi yang dicetak pada akhir pekan lalu membuat pergerakan emas stabil. Greenback yang lebih lemah mengurangi biaya emas batangan bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. 

Federal Reserve memperdebatkan secara terbuka apakah akan mengurangi pembelian aset lebih cepat, dengan salah satu pejabat bank sentral yang paling berpengaruh, memberi pertanda pada hari Jumat untuk membahasnya pada pertemuan The Fed selanjutnya.

Sementara itu, Presiden Bundesbank Jens Weidmann, secara terbuka menentang pernyataan resmi European Bank Central (ECB) dan memperingatkan bahwa inflasi mungkin tetap di atas 2% untuk beberapa waktu. Dia pun menyebut bahwa ECB harus menghindari komitmen apa pun untuk menjaga agar keran uang tetap terbuka. 

Kenaikan suku bunga akan mengurangi daya tarik emas karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang logam tanpa bunga. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Disebutkan bahwa akan ada lebih banyak laporan tentang pilihan Presiden Joe Biden untuk ketua The Fed berikutnya yang akan diberikan pada awal pekan ini. 

Harga logam lainnya, perak anjlok 0,6 persen menjadi 24,62 dolar AS. Platinum melemah 1,8 persen menjadi 1.028,75 dolar AS. Sementara paladium turun menjadi 2.060,23 dolar AS.Di sisi lain, pasangan USD/JPY menurun ke 114,112. Poundsterlling pun melemah ke 1,34291 dolar AS. EUR/USD anjlok ke 1,12650 dan pasangan AUD/USD menurun di 0,72310.

Dipicu Data Konsumen AS, Emas Melesat

Harga emas dunia melesat ke daerah level tertinggi lima bulan, yang disentuh pada sesi sebelumnya, setelah data harga konsumen (CPI) Amerika yang kuat mendorong serbuan ke logam mulia yang dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Emas diprediksi akan capai level tertinggi enam bulan.

Harga emas spot naik 0,6 persen menjadi 1.861,39 USD per ounce, sedangkan emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi 1.863,90 USD per ounce.

Emas naik sekitar 2 persen pada sesi Rabu dan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni, setelah data menunjukkan CPI Amerika naik pada laju tercepat dalam 31 tahun pada Oktober, menggarisbawahi tanda-tanda inflasi dapat tetap tinggi hingga 2022.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah, meningkatkan opportunity cost memegang emas, yang tidak membayar bunga.

Namun, sejak itu, pejabat The Fed menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi yang bertahan lebih lama.

Di tsisi lain, perak spot melonjak 2,4 persen menjadi 25,21 per ounce. Platinum juga naik sebesar 1,9 persen menjadi USD1.087,35 per ounce dan paladium menguat 2 persen menjadi USD2.060,21.

Sementara itu, GBP/USD turun ke 1.33575 dan EUR/USD melemah ke 1.14350. Begitu pula AUD/USD melemah ke 0.72799. Namun, USD/JPY naik ke 114.212.

Emas Melonjak ke Level Tertinggi Lima Bulan

Kamis (11/11), harga emas melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan. Harga logam mulia naik setelah data harga-harga konsumen AS melonjak sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai tempat lindung nilai dari inflasi.

Emas teraktif untuk pengiriman Desember bertambah USD17,5 atau setara dengan 0,96% menjadi USD1.848,30 per ounce. Harga ini berada di level tertinggi sejak 16 Juni dan memperpanjang kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut.

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat bahwa indeks harga konsumen AS naik 0,9% pada Oktober. Ini menjadi kenaikan terbesar dalam empat bulan. Inflasi AS mencapai level tertinggi 30 tahun pada Oktober dengan pada tingkat tahunan naik 6,2% tingkat tertinggi sejak November. Harga-harga konsumen AS meningkat pada Oktober karena orang Amerika membayar lebih banyak untuk bensin dan makanan, mengarah ke kenaikan tahunan terbesar dalam 31 tahun.

Emas punn didukung oleh penurunan imbal hasil riil pada obligasi pemerintah AS dan sentimen penghindaran risiko keseluruhan yang menekan indeks-indeks utama Wall Street. Penembusan emas di atas level resistensi utama 1.835 dolar AS per ounce adalah penting dan penutupan di atas 1.851 dolar AS dapat memicu momentum kenaikan menuju 1.900 dolar AS,

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 45,4 sen atau 1,87% menjadi 24,772 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik atau 1,47% menjadi 1.077 dolar per ounce.

Di sisi lain, GBBP/USD turun ke 1.34035 dan EUR/USD melemah ke 1.14726. Begitu pula AUD/USD melemah ke 0.73015. Namun, USD/JPY naik ke 113.956.

Emas Naik Didukung Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

Setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi, harga emas naik di Kamis (28/10) pagi. Emas didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi AS dan dolar yang lebih kecil, namun selera risiko yang kuat di pasar ekuitas menahan kenaikan emas lebih lanjut.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik 5,4 dolar AS atau setara dengan 0,3 persen hingga ke 1.798,80 dolar AS per ounce.

Selera terhadap aset-aset berisiko tetap kuat setelah laporan keuangan kuartalan yang kuat dari pemilik Google, Alphabet Inc dan Microsoft Corp mengangkat Nasdaq.

Indeks dolar turun 0,2 persen terhadap para pesaingnya. Hsl ini membantu kenaikan emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan tergelincir di bawah 1,6 persen ke level terendah hampir dua minggu, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Investor sekarang menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis dan pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS pada 3 November untuk petunjuk lebih lanjut tentang jadwal waktu pengurangan pembelian aset.

ECB diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya tidak berubah dan membiarkan keputusan tentang program pembelian obligasi darurat pandemi hingga Desember.

Meningkatnya permintaan emas fisik China juga mendukung emas. Dukungan tambahan didapatkan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (27/10)bahwa pesanan barang tahan lama AS turun 0,4 persen menjadi 261,3 miliar dolar AS yang disesuaikan secara musiman pada September dibandingkan dengan Agustus.

Logam mulia lainnya, platinum untuk pengiriman Januari turun 13,6 dolar AS atau 1,32 persen, menjadi ditutup pada 1.019,3 dolar AS per ounce, sedangkan perak untuk pengiriman Desember naik 10,3 sen atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada 24,191 dolar AS per ounce.

Sementara itu, EUR/USD naik ke harga 1.16057. AUD/USD stabil di 0.75011. GBP/USD menurun tipis ke 1.37354. Begitu pula pada USD/JPY, terjadi penurunan hingga ke 0.75010.

Dolar Melonjak Kurangi Kerugian Sebelumnya

Jumat (22/10) pagi WIB, dolar AS mengalami lonjakan, mengurangi kerugian sebelumnya, didorong data pekerjaan dan perumahan yang lebih baik dan naiknya imbal hasil Treasury AS.

Indeks dolar mengalami kenaikan sebesar 0,17%. Ini merupakan level tertinggi dalam satu tahun di 94,56 karena meningkatnya taruhan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dolar memperoleh dampak positif dari data pengangguran AS yang turun ke level terendah 19 bulan pekan lalu. Hal tersebut menunjuk pengetatan pasar tenaga kerja, meskipun kekurangan pekerja dapat menjaga laju perekrutan moderat pada Oktober.

Penjualan rumah AS yang meningkat ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir juga menjadi faktor pendorong kenaikan dolar. Namun, harga yang lebih tinggi karena pasokan tetap ketat menekan pembeli pertama kali keluar dari pasar perumahan. Faktor lainnya, dolar juga didukung karena benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik hingga 1,683% atau tertinggi sejak 13 Mei.

Sementara itu, AUD/USD terus melemah bahkan ketika rebound saham di kemudian hari menunjukkan sentimen risiko yang membaik. Dolar Australia turun 0,67% menjadi 0,7468. Namun, EUR/USD turun ke 1.16240. AUD/USD pun turun ke 0.74696. USD/JPY juga alami penurunan hingga 113.997.

Emas Capai Level Terendah Tujuh Minggu

Rabu (29/09) pagi di waktu Asia, level terendah tujuh minggu tercapai oleh emas akibat kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih cepat dari perkiraan.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange turun 14,5 dolar atau setara 0,82 persen menjadi 1.737,50 dolar per ons. Kemarin, emas berjangka mengalami kenaikan tipis tipis 0,02 persen menjadi 1.752 dolar.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya naik 0,4 persen, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun menguat lagi di atas 1,5 persen, level tertinggi tiga bulan. Investor mulai memperhitungkan inflasi masa depan yang lebih tinggi.

Sebagian investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, namun imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi mengumpulkan daya tariknya.

Logam mulia lainnya, platinum untuk pengiriman Januari melemah sampai 22,467 per ons. Perak untuk pengiriman Desember juga turun hanya satu persen, menjadi 22,468 per ons.

Sementara itu, pasangan GBP/USD melemah hingga 1,35430. EUR/USD turun tipis ke 1,16847. AUD/USD juga turun sampai ke harga 0.72376, sedangkan USD/JPY naik ke harga 111,443.

Emas Menguat Tiga Hari Berturut Akibat Sentimen Evergrande

Selasa (21/09) pagi di waktu Asia, emas menguat lagi. Ini merupakan kenaikan harga pada emas yang terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak Jumat sore minggu lalu.

Harga emas di perdagangan spot naik 0,05% ke 1.765,05 dolar AS per ons. Harga emas untuk pengiriman Desember di Commodity Exchange pagi ini berada pada 1.765,30 dolar AS per ons. Harga emas berjangka ini naik 0,09% sejak penutupan perdagangan kemarin, namun turun 2,30% dalam satu minggu.

Harga emas terangkat oleh kekhawatiran solvabilitas kelompok properti China Evergrande yang memicu pelarian ke aset safe-haven. imbal hasil US Treasury turun dan mengangkat harga emas.

Namun, kenaikan harga emas tertahan oleh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan berlangsung 21-22 September. Oleh karena itu, hasil rapat FOMC masih dinantikan.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang kemungkinan dihasilkan dari stimulus yang meluas. Langkah hawkish yang dilakukan oleh The Fed akan mengurangi daya tarik emas.

Di sisi lain, GBP/USD megalami penurunan hingga 1,36660. USD/JPY juga turun hingga ke titik harga 109,552, sedangkan AUD/USD naik hingga 0,72623. Begitu pula EUR/USD menguat sampai ke harga 1,17274.

Dolar Turun di Sisa Waktu Penantian Pengumuman Laporan Pekerjaan AS

Jumat (03/09) pagi di Asia, dolar AS sedikit melemah ke level terendah dalam hampir sebulan. Investor sekarang menanti dirilisnya laporan pekerjaan AS terbaru pada hari ini yang dapat mendorong Federal Reserve untuk memulai pengurangan aset lebih awal daripada yang diperkirakan.

Indeks Dolar AS turun tipis 0,04% ke 92,187 pukul 09.38 WIB.

Pasangan USD/JPY stabil di 109,90. Pasangan AUD/USD menguat tipis 0,10% ke 0,7407 setelah Australia merilis angka penjualan ritel sebelumnya. NZD/USD juga naik 0,17% di 0,7116. Pasangan GBP/USD naik tipis hingga ke 1,3840. EUR/USD pun melonjak hingga ke 1,1882.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,05% di 6,4593 pukul 09.45 WIB. Indeks manajer pembelian jasa Caixin (PMI) China untuk bulan Agustus dirilis sebesar 46,7, di bawah tanda 50 yang menunjukkan pertumbuhan.

Laporan pekerjaan AS, termasuk ketenagakerjaan nonpertanian, akan diterbitkan nanti. Namun, perkiraan data berkisar dari hanya 375.000 hingga lebih dari satu juta.

Catatan Commonwealth Bank of Australia memprediksi bahwa AS akan menambah 800.000 pekerjaan di bulan Agustus yang cukup untuk mendorong Federal Reserve agar pengurangan aset segera dimulai. Namun, risiko dari ketidakpastian yang terkait dengan COVID-19 tentu berpotensi menghalangi pengumuman penurunan aset yang akan segera terjadi.

The Fed telah menjadikan pemulihan pasar tenaga kerja sebagai kondisi untuk memulai pengurangan aset, dengan harapan bahwa dolar AS akan terdorong di bulan Agustus. Walaupun jumlah kasus COVID-19 di AS juga naik, ini semakin memicu dolar safe haven.

The Fed memberi pertanda bahwa pengurangan aset masih mungkin dimulai pada tahun 2021 dalam konferensi Jackson Hole yang berlangsung pada minggu lalu. Ia juga menyampaikan bahwa tidak akan tergesa-gesa untuk memompa suku bunga, yang menyebabkan penurunan pada greenback.

Dolar Naik Jelang Perilisan Laporan Pekerjaan AS di Hari Esok

Kamis (02/09) pagi di Asia, Dolar AS naik tipis lagi, namun tetap bertahan di sekitar posisi terendah multi-minggu. Namun, laporan pekerjaan pemerintah AS terbaru yang akan dirilis besok diperkirakan akan membatasi kenaikan mata uang AS tersebut.

Indeks dolar AS naik tipis, 0,07% di 92,509.

Pasangan USD/JPY turun tipis 0,02% di 109,95. Rupiah juga turun tipis dan menjadi ditutup pada 14.285,0 per dolar AS. EUR/USD melemah hingga ditutup pada 1.18343. Namun, GBP/USD naik tipis 0,05% menjadi 1,3774.

Harga AUD/USD menurun tipis 0,05% di 0,7361 usai Australia merilis data perdagangan yang lebih baik dari perkiraan untuk bulan Juli sebelumnya. Ekspor tumbuh sebesar 5% dan impor tumbuh 3%.

Pasangan NZD/USD turun tipis 0,11% di 0,7060 dengan investor memprediksi kenaikan suku bunga Reserve Bank of New Zealand di bulan Oktober mendatang.

Data AS lebih lanjut, termasuk pesanan pabrik serta data perdagangan mulai ekspor, impor dan neraca perdagangan, akan dirilis di hari ini.

Laporan pekerjaan AS, termasuk ketenagakerjaan nonpertanian, akan menyusul di hari esok. The Fed menekankan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja akan menentukan garis waktu pengurangan aset, laporan pekerjaan kemungkinan akan memberikan sinyal kepada investor. Investor bisa berpendapat bahwa pasar sekarang diposisikan untuk data ketenagakerjaan nonpertanian bisa dirilis sedikit di bawah ekspektasi,

Dolar Menguat Dekati Level Tertinggi Sembilan Bulan

Dolar menguat, namun masih mendekati level tertinggi selama sembilan setengah bulan karena kekhawatiran terhadap penyebaran varian delta COVID-19 memberikan dorongan pada aset safe-haven.

Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya turun 0,03% menjadi 93,558, Jumat (20/08) pagi di Asia.

Pasangan USD/JPY naik tipis 0,02% menjadi 109,75, sedangkan pasangan NZD/USD turun 0,13% menjadi 0,6833. Harga AUD/USD juga turun tipis 0,07% menjadi 0,7141 dan GBP/USD turun tipis 0,08% ke 1,3628.

Pasangan USD/CNY naik 0,13% menjadi 6,5024. Bank Rakyat China merilis loan prime rate (LPR) terbaru dengan LPR lima tahun ada di level 4,65% dan LPR satu tahun tetap bertahan di level 3,85 %.

Risalah dari pertemuan Fed yang menandakan bahwa pengurangan aset dapat dimulai segera pada tahun 2021 memberikan kekuatan pada mata uang AS. Investor masih menantikan simposium Jackson Hole Fed yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 hingga 28 Agustus, membahas tentang jadwal kenaikan suku bunga dan pengurangan aset.

Akan tetapi, penyebaran varian delta COVID-19 yang meningkat tanpa henti membuat mata uang berisiko juga mengalami kerugian. Dolar Australia dan Selandia Baru berada di daerah terendah sembilan bulan.

Seminggu ini, dolar Australia mengalami penurunan 3% dan berada di daerah terburuknya sejak September 2020. Hal ini disebabkan oleh lockdown yang diterapkan di daerah tersebut untuk mengekang penyebaran COVID-19 varian delta.

Dolar Selandia Baru turun 3% pada minggu ini, sama-sama merupakan level terendah sejak September 2020. Hal ini diakibatkan oleh penundaan kenaikan suku bunga oleh Reserve Bank of New Zealand. Negara itu juga sedang lockdown memerangi pandemi COVID-19.