Dolar lebih rendah pada pasar Asia ditekan kekhawatiran tingkat inflasi AS

Dolar lebih rendah terhadap mata uang Asia pada perdagangan hari Kamis. Greenback ditekan oleh kekhawatiran seputar ekspektasi bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya dan bahwa bank sentral akan menurunkan laju kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Yen Jepang melonjak 0,6% dan mencatatkan kenaikan harian tertinggi dibandingkan mata uang Asia lainnya. Yen juga diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga bulan.

Mata uang Yen mengabaikan data yang menunjukkan aktivitas bisnis menyusut pada bulan November, menandakan lebih banyak tantangan ekonomi bagi perekonomian Jepang.

Yuan China naik 0,4%, sementara keuntungan di luar negeri agak teredam karena investor terus resah atas meningkatnya kasus COVID-19 di negara tersebut. China bergulat dengan rekor peningkatan infeksi harian tertinggi, yang mendorong pengenalan kembali pembatasan pergerakan di beberapa kota besar.

Dolar Australia naik 0,4% pada hari Kamis, meskipun kenaikan agak tertahan oleh kekhawatiran atas mitra dagang utama China.

Dolar Selandia Baru memperpanjang kenaikan kuat pada hari ini, naik 0,6% ke level tertinggi lebih dari dua bulan setelah Reserve Bank menaikkan suku bunga dengan rekor kecepatan, dan mengisyaratkan langkah yang lebih hawkish untuk mengekang inflasi.

Dolar AS terus melemah seiring dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve membantu sebagian besar mata uang Asia mengabaikan kekhawatiran atas China. Indeks dolar turun 0,3%, sementara indeks berjangka dolar turun 0,4%, dengan kedua instrumen mendekati tingkat terlemah bulanan.

Minutes pertemuan Federal Reserve menunjukkan bahwa semakin banyak pejabat Fed mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang untuk mengukur dampak ekonomi dari kenaikan tajam suku bunga tahun ini.

Sementara inflasi mereda lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober, itu masih tetap jauh di atas target tahunan Fed 2%, memerlukan lebih banyak kenaikan suku bunga oleh bank sentral.

Emas stabil pada hari Rabu meskipun di tengah rally pelemahan greenback

Harga emas berjangka diperdagangkan stabil pada hari Rabu di tengah peningkatan resiko perdagangan jelang rilis minutes pertemuan Federal Reserve yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada kecepatan yang lebih lambat dalam waktu dekat.

Banyak pejabat Fed mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga dengan margin yang relatif lebih kecil – 50 basis poin (bps) pada bulan Desember. Hal ini memicu semakin banyak taruhan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya, dan bahwa bank sentral pada akhirnya akan mengurangi laju kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Skenario seperti itu positif untuk pasar logam, yang terpukul oleh kenaikan suku bunga tahun ini. Perbaikan kondisi ekonomi juga menguntungkan permintaan logam industri seperti tembaga.

Emas spot naik menjadi $1.740,66 per ons, sementara emas berjangka stabil di $1.741,25 per ons

Prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil memberi dorongan kenaikan jangka pendek untuk emas, mengingat kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang untuk menahan logam kuning tahun ini. Pasar menilai peluang 75% Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan Desember.

Sementara emas telah mengurangi sebagian besar kerugiannya tahun ini, logam kuning masih diperdagangkan jauh di bawah level tertinggi dua tahun yang dicapai awal tahun ini. Emas juga sebagian besar gagal sebagai lindung nilai inflasi, dan melepaskan status safe haven ke Dolar.

Di antara logam industri, harga tembaga memperpanjang kenaikan pada hari Selasa, pulih lebih lanjut dari level terendah 10 hari di tengah reli yang lebih luas pada aset berbasis risiko.

Tembaga berjangka naik 0,2% menjadi $3,6290 per pon. Harga logam merah turun tajam pekan lalu di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus COVID-19 di China, yang menghambat aktivitas ekonomi dan mengurangi permintaan komoditas negara tersebut.

Pasar mata uang Asia sebagian besar menguat pada hari Selasa

Sebagian besar mata uang pasar Asia menguat pada Selasa pagi, membalik pelemahan tajam yang terjadi pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pada sesi semalam greenback mendapatkan rally kenaikan setelah beberapa pejabat Federal Reserve memberikan komentarnya. Menyusul juga kekhawatiran atas meningkatnya kasus COVID-19 di China.

Yuan China naik 0,2% menjadi 7,1518 terhadap Dolar, rebound dari tingkat terendah. Yen Jepang naik 0,3% dari level terendah 10 hari pada hari Selasa.

Tetapi sentimen terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu tetap lemah, terutama karena bergulat dengan wabah COVID terburuknya. Infeksi harian tertinggi mendorong langkah-langkah penguncian baru di beberapa pusat ekonomi termasuk Beijing dan Shanghai.

Sentimen memburuk terhadap mata uang Asia yang lebih luas minggu ini, mengingat status negara sebagai mitra dagang utama untuk sebagian besar kawasan. Mata uang negara-negara yang terpapar China, termasuk Korea Selatan dan Singapura, turun tajam pada minggu ini.

Sementara itu, indeks dolar dan indeks berjangka dolar stabil pada hari Selasa setelah mencatat rally kenaikan 0,8% semalam, menyusul serangkaian sinyal hawkish dari beberapa pejabat Fed.

Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa bank sentral masih perlu memperketat kebijakan moneter untuk mengekang inflasi, sementara Kepala Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan dia mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin yang lebih kecil pada bulan Desember.

Sementara inflasi tercatat melemah lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober, masih tetap jauh di atas target Fed, yang kemungkinan akan mengundang lebih banyak kenaikan suku bunga oleh bank. Hal ini diperkirakan akan meningkatkan dolar dan menekan mata uang Asia dalam waktu dekat.

Fokus sekarang beralih ke minutes pertemuan November Fed, yang akan dirilis minggu ini, untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter AS.

Emas berjangka diperdagangkan stabil pada pembukaan pasar minggu ini

Harga emas diperdagangkan stabil pada pasar Asia hari Senin di tengah ketidakpastian kebijakan moneter AS dalam beberapa bulan mendatang. Rally kenaikan juga tertahan oleh kekhawatiran dari gangguan COVID di China tampaknya akan mengurangi permintaan.

Minutes dari pertemuan Federal Reserve mencatatkan kemungkinan Fed akan memberikan lebih banyak kemungkinan bank sentral akan melanjutkan kenaikan suku bunga.

Sementara kemungkinan kenaikan suku bunga yang relatif lebih kecil pada bulan Desember setelah inflasi mereda lebih dari yang diharapkan dalam beberapa bulan terakhir, komentar baru-baru ini dari anggota Fed menunjukkan bahwa suku bunga dapat terus naik lebih lama dari yang diharapkan.

Prospek ini positif untuk dolar dan imbal hasil Treasury kemungkinan akan membebani pasar logam. Greenback tampaknya telah menemukan titik terendah setelah penurunan baru-baru ini, dan naik 0,1% menjadi 107 pada Senin pagi.

Emas spot naik 0,1% menjadi $1.752,81 per ons, sementara emas berjangka merayap hingga $1.754,90 per ons. Kedua instrumen emas ini merosot hampir 2% minggu lalu setelah anggota Fed memperingatkan suku bunga yang lebih tinggi.

Serangkaian kenaikan suku bunga tajam oleh The Fed sangat membebani pasar logam tahun ini, karena kenaikan imbal hasil merusak daya tarik aset non-yielding seperti emas.

Sementara pasar logam menguat awal bulan ini karena tanda-tanda meredanya inflasi AS, mereka diperkirakan akan tetap tertekan dalam beberapa bulan mendatang, mengingat tren inflasi masih jauh di atas target tahunan Fed sebesar 2%.

Di antara logam industri, harga tembaga bergerak sedikit pada hari Senin setelah mencatat kerugian besar minggu lalu di tengah kekhawatiran importir utama China. Tembaga berjangka stabil di sekitar $3,6405 per pon setelah jatuh 7,2% minggu lalu – minggu terburuk sejak akhir Agustus.

China mengunci lebih banyak bagian negara itu, karena wabah COVID terburuk dalam tujuh bulan terakhir. Pertumbuhan ekonomi di negara itu melambat secara drastis tahun ini di bawah kebijakan nol-COVID yang ketat di negara itu.

Dolar menguat pada pasar Asia hari Jumat membalik pelemahan sesi sebelumnya

Dolar AS diperdagangkan menguat terhadap mata uang lainnya pada pasar Asia hari Jumat di tengah set data ekonomi AS yang dirilis lebih rendah memicu sinyal hawkish dari Federal Reserve.

Yuan China naik 0,4% meskipun di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus COVID-19 dan pelemahan pertumbuhan ekonomi membebani.

Yen Jepang naik 0,2% karena data menunjukkan inflasi konsumen melonjak ke level tertinggi di bulan Oktober. Pembacaan tersebut menandai peningkatan tekanan pada ekonomi Jepang, mendorong spekulasi bahwa Bank of Japan mungkin terpaksa akhirnya mengetatkan kebijakan moneter.

Bank telah mempertahankan suku bunga sangat rendah selama lebih dari satu dekade, dan sejauh ini tidak memberikan indikasi bahwa mereka berencana untuk menaikkannya.

Indeks dolar AS terpantau stabil pada pasar Asia namun masih mencatatkan kenaikan tipis minggu ini setelah sinyal hawkish dari Fed kembali meningkatkan ekspektasi mereka akan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Presiden Fed St Louis James Bullard mengisyaratkan asumsi kebijakan moneter yang dovish, Fed masih perlu untuk terus menaikkan suku bunga karena kenaikan suku bunga tahun ini hanya berdampak terbatas pada inflasi.

Bullard mengatakan suku bunga perlu dinaikkan setidaknya 5% hingga 5,25% dari level saat ini mendekati 4% untuk dapat menahan inflasi secara memadai. Sementara data bulan ini menunjukkan inflasi AS melemah lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober.

Komentarnya mendorong Dolar dalam perdagangan semalam, dan juga mendukung imbal hasil Treasury AS. Ini mendorong kerugian di sebagian besar mata uang Asia pada hari Jumat.

Dolar melemah hari Rabu di tengah ketidakpastian gepolitik global

Dolar AS diperdagangkan lebih rendah pada pasar hari Rabu, membalik kenaikan tajam yang terjadi pada perdagangan sesi sebelumnya.

Indeks Dolar turun sekitar 0,3% menjadi 106,013, setelah naik setinggi 106,76 pada Kamis malam.

Dolar sebagai asset safe-haven mendapatkan dorongan kenaikan setelah tersiar kabar bahwa roket buatan Rusia telah menewaskan dua orang di sebuah desa di Polandia, seorang anggota NATO, dekat perbatasan Ukraina, meningkatkan kekhawatiran eskalasi perang di Ukraina.

Namun, Moskow membantah bertanggung jawab atas serangan itu, dan Presiden AS Joe Biden mengatakan informasi awal menunjukkan senjata itu mungkin tidak ditembakkan oleh Rusia, meskipun penyelidikan sedang berlangsung.

Di lain tempat, set data makro ekonomi yuang dirilis mencatatkan kenaikan harga produsen yang lebih lemah dari perkiraan, yang menambah data inflasi konsumen minggu lalu yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve.

Sementara pada perdagangan mata uang lainnya, GBP/USD diperdagangkan datar di 1,1858, tepat di bawah level terkuatnya dalam tiga bulan, setelah data menunjukkan bahwa inflasi Inggris naik ke level tertinggi bulan Oktober, didorong oleh kenaikan harga makanan dan energi.

Indeks harga konsumen naik 2,0% dari September saja, dan naik 11,1% dari tahun sebelumnya, di atas perkiraan kenaikan bulanan 1,7% dan tingkat tahunan 10,7%.

Angka-angka ini menunjukkan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank of England, dan juga akan mengecewakan pemerintah Inggris karena bersiap untuk mengumumkan rencana pajak dan pengeluaran baru untuk tahun-tahun mendatang pada hari Kamis.

EUR/USD naik 0,4% menjadi 1,0389, mendekati harga tertinggi tiga bulan, sementara AUD/USD yang sensitif terhadap risiko naik 0,1% menjadi 0,6763, bertahan meskipun ketegangan geopolitik meningkat. USD/JPY naik 0,2% menjadi 139,62, sementara USD/CNY naik 0,5% menjadi 7,0770.

Dolar AS Mengalami Kenaikan, Dikarenakan Investor Fokus Pada Jalur Fed

Dolar AS meningkat terhadap Yen dan Euro pada Selasa tetapi mundur dari level tertinggi hari ini dengan investor bertaruh pada laju peningkatan suku bunga Federal Reserve yang lebih lambat ke depan.

Indeks Dolar lebih tinggi setelah anjlok 4 persen minggu lalu, menandai pelemahan mingguan terbesar sejak bulan Maret 2020, setelah data menunjukkan harga konsumen AS melonjak kurang dari yang diharapkan pada bulan Oktober dan mendorong taruhan untuk peningkatan yang lebih lambat.

Sementara greenback tampaknya mendapat keuntungan pada hari Senin sebelumnya dari pembacaan investor yang hawkish atas komentar akhir pekan dari Gubernur Fed Christopher Waller, ia kehilangan beberapa kekuatan karena sesi berlanjut karena harapan investor untuk peningkatan yang lebih lambat diperbarui oleh komentar Wakil Ketua Fed Lael Brainard pada hari Senin.

Investor telah melihat komentar Waller sebagai air dingin di tengah harapan untuk “kalibrasi ulang Fed yang cepat,” kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto.

Ini telah membantu indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya termasuk Euro, Yen, dan Sterling, meningkat sebanyak 0,94 persen menjadi 107,275 sebelum mundur ke penjualan terakhir melonjak 0,5 persen pada 106,74.

Euro terakhir anjlok 0,02 persen terhadap Dolar di USD1,0343, setelah sebelumnya meningkat ke level tertinggi tiga bulan di USD1,0369.

Sterling anjlok menjelang pernyataan musim gugur Kanselir Inggris Jeremy Gaunt pada hari Kamis ketika ia diperkirakan akan menetapkan peningkatan pajak dan pemotongan pengeluaran. Pound menurun 0,56 persen pada USD1,1780, setelah bergerak naik 4 persen dalam dua sesi sebelumnya, mencapai level tertinggi pada hari Jumat sejak akhir bulan Agustus.

Cryptocurrency tetap dalam kekacauan setelah menurunnya FTX. Token pertukaran crypto anjlok 7,9 persen pada hari itu di USD1,309, mewakili pelemahan 95 persen setiap bulan.

Bitcoin telah anjlok sejauh USD 15.785 sebelumnya pada hari Senin sebelum agak pulih. Terakhir merosot 0,19 persen pada USD16.290.

Di tempat lain, Dolar bergerak naik 0,78 persen terhadap Yen di 139,93 setelah sebelumnya melonjak setinggi 140,78.

Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko kembali menurun setelah sebelumnya terperosot tajam terhadap greenback.

Harga Emas Dunia Mencatat Peningkatan Mingguan Terbesar Selama 30 Bulan

Harga Emas kembali meningkat di akhir penjualan Senin, Peningkatan ini memperpanjang keuntungan sesi sebelumnya dan mencatat peningkatan mingguan terbesar dalam 30 bulan. Peningkatan ini dipicu oleh Dolar AS yang terus menurun setelah data inflasi AS menunjukkan tanda-tanda pendinginan.

Kontrak harga Emas paling aktif untuk pengiriman di bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange, meningkat 15,80 Dolar AS atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 1.769,50 Dolar AS per ounce.

Harga Emas bertahan di level penutupan tertinggi sejak bulan Agustus dan bergerak naik 92,90 Dolar AS atau 5,6 persen untuk minggu ini. Nilai ini adalah peningkatan mingguan terbesar sejak lompatan 6,6 persen selama seminggu hingga 3 April 2020.

Harga Emas berjangka bergerak naik 50 Dolar AS atau 2,34 persen menjadi 1.753,80 Dolar AS pada Kamis, setelah anjlok 2,40 Dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.713,80 Dolar AS pada Rabu.

Harga Emas telah meningkat sejak Kamis. Peningkatan ini dipicu inflasi AS mencatat pembacaan tahunan paling lambat dalam sembilan bulan. Kondisi ini menaikkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan mundur dari peningkatan suku bunga agresif yang telah dilakukan sejak Maret, sehingga nilai Dolar anjlok.

Dolar AS menurun tajam pada hari Jumat, karena tanda-tanda perbaikan inflasi AS mendorong selera investor terhadap aset-aset berisiko. Indeks Dolar anjlok ke level terendah lebih dari dua bulan pada hari Jumat, dan menurun 4,2 persen untuk minggu ini, terbesar sejak pelemahan mingguan 4,9 persen pada bulan Maret 2020.

Analis di platform perdagangan daring OANDA, Craig Erlam, memperkirakan Emas akan menyentuh 1.800 Dolar AS setidaknya setelah melewati resistensi di antara 1.780 Dolar AS dan 1.790 Dolar AS.

Harga Emas Dunia Bergerak Naik Usai Inflasi AS Yang Lebih Rendah

Harga Emas dunia meningkat pada akhir penjualan Jumat (11/11/2022) dipicu inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan.

Kontrak harga Emas paling aktif untuk pengiriman di bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange, mengalami kenaikan USD40 atau 2,34 persen menjadi ditutup pada USD1.753,80 per ounce.

Harga Emas ditutup pada penyelesaian tertinggi sejak 25 Agustus setelah menyentuh sesi tertinggi di USD1.757,30.

Kemudian, harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman di bulan Desember bergerak naik 37,6 sen atau 1,77 persen, menjadi ditutup pada USD21,703 per ounce.

Platinum untuk pengiriman di bulan Januari meningkat USD57,8 atau 5,78 persen, menjadi ditutup pada USD1.056 per ounce.

Dalam upayanya untuk mengendalikan inflasi, The Fed telah menambahkan 375 basis poin ke suku bunga sejak Maret melalui enam peningkatan suku bunga.

The Fed, yang mengeksekusi empat peningkatan suku bunga jumbo berturut-turut sebesar 75 basis poin dari Juni hingga bulan November, sedang mempertimbangkan peningkatan 50 basis poin pada bulan Desember.

Indeks Dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah mundur, karena peningkatan yang lebih kecil dari perkiraan dalam data inflasi AS.

Data tersebut juga memicu harapan bahwa Federal Reserve dapat merosot ke kecepatan peningkatan 0,6 poin pada bulan Desember.

Harga Emas Bergerak Turun, Dipicu Peningkatan Dolar Dan Ambil Untung

Harga Emas merosot pada akhir penjualan Kamis pagi, menghentikan peningkatan selama tiga hari berturut-turut, menyusul aksi ambil untung dan Dolar AS berbalik meningkat setelah menurun ke level terendah lebih dari satu setengah bulan minggu ini di tengah ekspektasi peningkatan suku bunga yang lebih kecil dari Federal Reserve (Fed).


Kontrak harga Emas paling aktif untuk pengiriman di bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok 2,40 Dolar AS atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada 1.713,80 Dolar AS per ounce, setelah diperjualkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.725,90 Dolar AS dan terendah 1.706,20 Dolar AS.


Harga Emas berjangka meningkat 35,6 Dolar AS atau 2,12 persen menjadi 1.717,00 Dolar AS pada Selasa (8/11/2022), setelah merosot 3,80 Dolar AS atau 0,24 persen menjadi 1.680,60 Dolar AS pada Senin (7/11/2022), dan melonjak 45,80 Dolar AS atau 2,9 persen menjadi 1.676,70 Dolar AS pada Jumat (4/11/2022).


Dolar AS terapresiasi secara nyata pada penjualan Rabu (9/11/2022) karena sentimen risk-off (penghindaran risiko) kembali ke pasar, mendorong permintaan untuk mata uang safe-haven Dolar. Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,84 persen menjadi 110,5480.


Investor sedang menunggu data indeks harga konsumen AS di bulan Oktober yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Angka tersebut secara luas diperkirakan menunjukkan inflasi tetap tinggi pada bulan Oktober, yang dapat melihat posisi Fed untuk peningkatan suku bunga yang lebih besar.


Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman di bulan Desember menurun 17,6 sen atau 0,82 persen, menjadi ditutup pada 21,3278 Dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman di bulan Januari anjlok 17,30 Dolar AS atau 1,8 persen, menjadi ditutup pada 997,40 Dolar AS per ounce.