Emas Bertahan pada Alur Naiknya

Selasa (18/01) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi 1.819,42 USD per ounce, sementara emas berjangka Amerika juga naik tipis 0,1 persen menjadi 1.818,81 USD per ounce.

Kebijakan moneter yang ketat diperkirakan dapat berdampak negatif pada emas, tetapi meski demikian emas bertahan dengan sangat baik. 

Meski dianggap sebagai lindung nilai inflasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga Amerika, karena meningkatkan  opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi dua tahun minggu lalu di tengah ekspektasi untuk suku bunga yang lebih tinggi.

Kini, fokus tertuju pada pertemuan Federal Reserve, 25-26 Januari, setelah pembuat kebijakan mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada Maret untuk menjinakkan inflasi.

Sementara itu harga logam lainnya perak naik 0,1 persen menjadi 22,98 USD per ounce, platinum menguat 0,4 persen menjadi 974,31 USD per ounce dan paladium meningkat menjadi 1.887,18 USD per ounce. 

Di sisi lain, USD/JPY naik tipis 0,12% ke 114,72. Bank of Japan mengumumkan keputusan kebijakan sebelumnya, dengan tingkat suku bunga diperkirakan akan tetap stabil sebesar –0,10%.

EUR/USD melemah ke 1.1395. AUD/USD naik 0,17% menjadi 0,7223. GBP/USD naik tipis 0,11% menjadi 1,3659. 

Sementara itu, ekspektasi bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunganya sendiri memberi dorongan pada pound. Setiap kelemahan dalam mata uang saat Perdana Menteri Boris Johnson menghadapi seruan untuk mengundurkan diri akan teratasi, menurut analis ING.

Emas Bergerak Melemah Awali Pekan

Senin (17/1), emas bergerak menurun. Meskipun begitu, prospek logam mulia ini terlihat membaik sepanjang pekan ketiga tahun 2022. 

Emas berjangka untuk kontrak Februari 2022 terpantau melemah 0,14 persen atau 2,60 poin ke level 1.813,90 USD per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,17 persen atau 3,03 poin ke level 1.814,91 USD per troy ounce.

Emas berjangka pekan lalu diperdagangkan pada 1.816,90 USD, naik lebih dari 1 persen sepanjang pekan. Dua data utama AS, data inflasi dan penjualan ritel, menjaga pasar dalam suasana risk-off. inflasi berjalan pada laju terpanas sejak 1982 pada bulan Desember, naik 7 persen.

Meskipun melemah, analis memperkirakan prospek harga emas mulai membaik pekan ini menyusul konsekuensi dari potensi kealahan kebijakan moneter karena Federal Reserve menjadi lebih hawkish di tengah data inflasi terbaru.

Ancaman inflasi mendorong harga emas lebih tinggi karena investor memperkirakan tekanan harga akan terus meningkat. 

Sementara itu, penjualan ritel turun 1,9 persen, laju penurunan terbesar dalam sepuluh bulan. Dua pendorong besar untuk emas ke depan adalah dolar AS dan imbal hasil obligasi. Dolar telah mundur, memberikan ruang bernafas untuk emas, sementara imbal hasil obligasi baru saja menghentikan kenaikan mereka.

Harga emas dan imbal hasil obligasi diprediksi akan menjadi pendorong besar terhadap harga emas ke depannya.

AUD/USD turun menjadi 0,7223. JPY/USD mengalami penurunan ke 115,45. EUR/USD juga melemah ke 1.14898. GBP/USD melonjak sedikit menjadi 1,3731. 

Emas Melemah di Akhir Pekan

Harga emas pada Jumat (14/01) melemah karena investor bereaksi terhadap indeks harga produsen AS yang lebih rendah dari perkiraan. 

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari tercatat turun 5,9 dolar AS, atau setara dengan 0,32 persen, menjadi ditutup pada 1.821,4 dolar AS per ounce. Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis menunjukkan indeks harga produsen AS, juga harga grosir AS, naik hanya 0,2 persen pada Desember, kenaikan terkecil dalam 13 bulan.

Kenaikan juga turun di bawah perkiraan 0,4 persen oleh para ekonom. Ini adalah tanda meredanya tekanan inflasi dalam rantai pasokan AS Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 23.000 menjadi 230.000 dalam pekan yang berakhir B Januari, memberikan beberapa dukungan untuk emas.

Sementara itu harga perak untuk pengiriman Maret turun 4,5 sen, atau 0,19 pengiriman April turun 7,9 dolar, atau 0,81 persen.

AUD/USD turun 0,2% menjadi 0,7271. JPY/USD mengalami penurunan ke 113,70. EUR/USD mengalami kenaikan ke 1.15133. GBP/USD melonjak sedikit, yaitu 0,16% menjadi 1,3725 di waktu pagi. Keyakinan bahwa ekonomi Inggris dapat menahan penyebaran wabah COVID-19 terbaru dan Bank of England dapat menaikkan suku bunga mulai Februari 2022 telah menopang pound, meskipun krisis politik mengancam posisi Perdana Menteri Boris Johnson.

Lonjakan Pada Emas Terjadi Akibat Aksi Beli dari Investor

Kamis (13/01), emas alami lonjakan karena data yang menunjukkan inflasi Amerika berada dalam ekspektasi yang membuat dolar lemah dan mendorong aksi beli dari investor.

Emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi 1.825,84 USD per ounce memperpanjang penguatan setelah melesat ke level tertinggi sejak pertengahan Desember.

Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan inflasi, kenaikan suku bunga yang dihasilkannya diterjemahkan ke dalam peningkatan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Tetapi tekanan kenaikan inflasi kemungkinan akan membuat emas tetap didukung dalam beberapa minggu mendatang.

Sementara emas berjangka AS ditutup meningkat 0,5 persen menjadi 1.827,2 USD per ounce.

Dolar jatuh ke level terendah dua bulan setelah data menunjukkan inflasi Amerika mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam hampir empat dekade, membuat emas lebih menarik bagi investor luar negeri. Imbal hasil US Treasury 10-tahun juga tergelincir.

USD/JPY melemah ke 114,41. AUD/USD alami kenaikan hingga ke 0,73121. Pasangan GBP/USD melonjak ke 1,37233. EUR/USD mengalami kenaikan ke 1.15123.

Sementara itu harga perak di pasar spot melesat 1,7 persen menjadi 23,16 USd per ounce, platinum naik 0,9 persen menjadi 979,38 USD per ounce, sementara paladium turun 0,5 persen menjadi 1.911,09 USD per ounce.

Emas Melonjak Usai Kesaksian Jerome Powell

Emas melonjak di Rabu (12/01) pagi di waktu Asia karena dolar melemah setelah kesaksian Chairman Federal Reserve Jerome Powell di depan Kongres tidak menimbulkan kejutan dalam hal pengetatan moneter.

Harga emas di pasar spot melesat 1 persen menjadi 1.819,58 USD per ounce. Sementara, emas berjangka AS ditutup melejit 1,1 persen menjadi USD1.818,50 per ounce.

Emas sering dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi bullion sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena ini meningkatkan opportunity cost untuk menahannya.

Harga emas menguat karena reli imbal hasil obligasi terhenti ketika Chairman Powell mengisyaratkan The Fed kemungkinan akan mulai menormalkan kebijakan tahun ini.

Powell mencatat bahwa pembuat kebijakan masih memperdebatkan pendekatan untuk mengurangi balance sheet The Fed dan mengatakan inflasi berjalan sangat jauh di atas target dan dibutuhkan waktu yang panjang untuk menerapkan kebijakan yang restriktif.

Mengikuti pernyataan Powell, dolar turun 0,4 persen terhadap sekeranjang pesaingnya, sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun mundur dari level tertinggi baru-baru ini.

Fokus kini bergeser ke data IHK inti Amerika, dirilis Rabu, yang diperkirakan meningkat 5,4 persen secara tahunan pada Desember dari 4,9 persen di bulan sebelumnya.

Peter Mooses, analis RJO Futures, mengatakan ketidakpastian ekonomi terkait dengan pandemi dan volatilitas di pasar yang lebih luas juga tampaknya membantu safe-haven emas.

Sementara itu harga logam lainnya perak melonjak 1,3 persen menjadi 22,76 USD per ounce, platinum melambung 3,3 persen menjadi 971,12 USD per ounce dan paladium naik 0,3 persen menjadi 1.917,37 USD per ounce.

USD/JPY naik ke 115,39. AUD/USD alami kenaikan hingga ke 0,72311. Pasangan GBP/USD melonjak ke 1,36125. EUR/USD mengalami kenaikan ke 1.14112.

Terbebani Penguatan Dolar, Emas Anjlok

Emas melemah karena terbebani penguatan dolar dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang meningkat.

Selasa (11/01) emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi 1.799,76 USD per ounce setelah mencapai level terendah tiga minggu pada sesi akhir pekan lalu. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,1 persen menjadi 1.798,80 USD per ounce.

Sentimen pada emas adalah buy-and-hold, dengan harga menetap di kisaran 1.800 USD.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun melesat ke level tertinggi dalam dua tahun, karena dolar naik di tengah spekulasi inflasi Amerika akan mendukung kasus untuk suku bunga yang lebih tinggi.

Investor sekarang menunggu data inflasi yang akan dirilis esok hari. IHK inti AS diperkirakan meningkat ke level tertinggi dalam beberapa dekade di 5,4 persen pada Desember, naik dari 4,9 persen pada bulan sebelumnya.

Harga emas global berpeluang tertekan seiring dengan rencana Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022, yang menguatkan dolar AS. 

Pasar saham jatuh, Senin, karena spekulasi Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga secepatnya Maret membuat investor mengurangi aset berisiko.

Harga perak di pasar spot naik 0,5 persen menjad 22,41 USD per ounce, sedangkan paladium merosot 1,3 persen menjadi 1.908,83 USD per ounce. Platinum anjlok 2 persen menjadi 936,26 USD per ounce.

USD/JPY menurun ke 115,24. AUD/USD alami kenaikan hingga ke 0,71908. Pasangan GBP/USD melonjak ke 1,35965. EUR/USD mengalami kenaikan ke 1.13410.

Investor Harapkan Logam Mulia Berjaya di 2022

Pada tahun 2022 ini, investor pasar berharap logam mulia tersebut bisa kembali berjaya. Gerak harga emas dan perak di 2021 membuat pelaku pasar kecewa. 

Senin (10/01), emas melemah 3,6 persen. Perak juga mengalami penurunan sebesar 11,5 persen.

Investor ritel berharap bahwa tren bearish harga emas telah mencapai puncaknya. Sebagian belaku pasar melihat bahwa emas dan perak sebagai dua pilihan teratas untuk investasi di 2022.

Kedua logam mulia tersebut gagal mendapatkan daya tarik sepanjang tahun lalu meskipun dalam narasi inflasi diperkirakan bakal melonjak didorong oleh pemulihan ekonomi yang kuat dan pandangan The Federal Reserve yang lebih agresif.

Emas berada dalam posisi yang baik untuk reli seiring dengan kenaikan suku bunga. Sementara perak memiliki peluang untuk mengejar setelah tertinggal dari emas selama berbulan-bulan.

Setelah menghadapi banyak hambatan di 2021, emas diprediksi akan sampai ke titik yang lebih tinggi pada 2022.

Meskipun logam mulia diprediksi akan bisa bergerak lebih tinggi pada 2022, tren harga yang lebih kuat mungkin membutuhkan waktu. USD/JPY menurun tipis ke 115,840. AUD/USD alami kenaikan hingga ke 0,71619. Pasangan GBP/USD stabil di 1,35395. EUR/USD mengalami kenaikan ke 1.12922.

Emas Masih Merosot ke Level Terendah di Satu Minggu

Emas dunia terus melemah ke level terendah satu pekan, tertekan reli imbal hasil obligasi AS setelah Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih cepat.

Jumat (07/01), harga emas di pasat spot anjlok 1,2 persen menjadi 1.788,26 USD per ounce terendah sejak akhir Desember, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 2 persen menjadi 1.789,23 USD.

Jika pergerakan imbal hasil obligasi AS jauh lebih tinggi dalam jangka pendek, itu akan sangat mengganggu perdagangan emas.

Harga emas dan perak tertekan karena pasar berusaha menghambat empat kali kenaikan suku bunga untuk tahun 2022.

Risalah The Fed yang dirilis Rabu menunjukkan para pejabat membahas penyusutan kepemilikan aset bank sentral secara keseluruhan serta menaikkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi untuk melawan inflasi. Imbal hasil obligasi AS 10-tahun melejit ke level tertinggi sejak Maret tahun lalu.

USD/JPY melonjak ke 115,888. AUD/USD alami penurunan hingga ke 0,71588. Pasangan GBP/USD nak ke 1,35398. EUR/USD melemah ke 1.12790.

Sementara itu harga logam lainnya perak di pasar spot melemah 2,9 persen menjadi 22,12 USD per ounce, level terendah sejak pertengahan Desember. Platinum anjlok 2,3 persen menjadi 959,91 USD per ounce dan paladium turun 0,5 persen menjadi 1.874,26 USD per ounce.

Emas Alami Sedikit Perubahan karena Sikap Federal Reserve

Kamis (06/01) harga emas sedikit mengalami perubahan. Sentimen bagi emas datang dari lonjakan imbal hasil US Treasury menyusul risalah FOMC yang bernada hawkish berhasil mengimbangi permintaan safe-haven di tengah meningkatnya kasus virus corona varian Omicron. 

Emas spot sedikit berubah ke 1.810,59 USD per ons. Sedangkan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2022 turun 0,8% menjadi 1.810 USD per ons troi.

Di sisi lain, rata-rata jumlah kasus baru Covid-19 dalam tujuh hari di Amerika Serikat mencapai 540.000, tertinggi baru untuk hari kedelapan berturut-turut pada hari Selasa. 

Rawat inap pasien Covid-19 di Negeri Paman Sam juga telah meningkat 45% dalam tujuh hari terakhir dan mencapai lebih dari 111.000, angka yang tidak terlihat sejak Januari 2021.

Dalam pertemuan kebijakan pada 14-15 Desember, pejabat The Fed mengatakan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang sangat ketat mungkin menjamin kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan, serta mengurangi kepemilikan aset bank secara keseluruhan untuk menjinakkan inflasi yang tinggi. 

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi logam ini sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. 

Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun naik ke level tertinggi sejak April 2021. Sementara imbal hasil US Treasury tenor 30-tahun naik ke posisi tertinggi lebih dari dua bulan. Hasil yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas.

USD/JPY melonjak ke 115,857. AUD/USD alami penurunan hingga ke 0,71631. Pasangan GBP/USD juga menurun ke 1,35196. EUR/USD naik ke 1.12997.

Ancaman Pemulihan Ekonomi Global Akibat Covid-19 Mengangkat Harga Emas

Rabu (05/01) emas mengalami kenaikan karena permintaan untuk logam julukan safe-haven itu meningkat karena kekhawatiran atas lonjakan kasus Covid-19 yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global.

Emas melonjak hingga ke 1.814,46 USD per ounce pada pukul. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup meningkat 0,8 persen menjadi 1.814,62 USD per ounce.

Tahun ini dimulai dengan rekor tertinggi baru untuk ekuitas, tetapi sulit untuk menentukan apakah kenaikan beruntun ini akan berlanjut

Kekhawatiran seputar varian Omicron memicu permintaan safe-haven dalam emas. Emas, yang tidak menawarkan imbal hasil, cenderung tidak disukai investor saat suku bunga naik. Investor memutar kembali pengambilan risiko setelah data menunjukkan sektor manufaktur Amerika melambat bulan lalu, dan kekhawatiran Covid-19 masih menghantui.

Beberapa negara memberlakukan pembatasan untuk mengatasi lonjakan kasus yang didorong varian baru tersebut.

Kekhawatiran inflasi yang baru dapat menghantam pasar dalam waktu dekat dan melemahkan selera risiko karena imbal hasil obligasi kemungkinan akan terus meningkat.

Di sisi lain, USD/JPY melonjak ke 115,970. AUD/USD alami kenaikan hingga ke 0,72242. Pasangan GBP/USD juga naik ke 1,35295. EUR/USD menurun ke 1.12922.

Sementara itu logam lainnya perak naik 0,7 persen menjadi 23,03 USD per ounce, platinum melesat 1,7 persen menjadi 970,72 USD per ounce, dan paladium melambung 2,2 persen menjadi 1.865,28 USD per ounce.