Dolar Naik Tipis di Rabu Pagi

Rabu (27/10) pagi WIB, dolar AS mengalami kenaikan tipis.

Greenback sebagian besar berada di sekitar titik di tengah antara tertinggi satu tahun yang dicapai awal bulan ini dan terendah satu bulan. Analis mengungkapkan bahwa dolar AS mungkin terus stabil menunggu pertemuan bank sentral dan data ekonomi yang dapat mengubah pandangan tentang suku bunga, inflasi dan tingkat pertumbuhan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dan Jerman 10 tahun juga tetap dalam kisaran sempit sebelum imbal hasil pada obligasi AS 10 tahun merosot ke 1,6185 persen pada sore hari di New York.

Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BoJ) bertemu pada Kamis (28/10). Bank Sentral Kanada (BoC) akan bertemu pada Rabu. Minggu depan akan ada pertemuan Federal Reserve AS, Bank Sentral Inggris (BoE), Bank Sentral Australia (RBA) dan Bank Sentral Norwegia.

GBP/USD, AUD/USD dan USD/JPY menciptakan pergerakan yang lebih besar. Sterling naik ke titik yang lebih dari 1,38 dolar AS setelah pengecer Inggris melaporkan penjualan lebih kuat dari perkiraan pada Oktober, menegaskan prospek suku bunga yang lebih tinggi, kemudian tergelincir kembali dan datar untuk hari ini di 1,3764 dolar AS.

EUR/USD menurun 0,1 persen ke 1,1599. Euro telah melemah baru-baru ini oleh ekspektasi bahwa ECB akan mengambil sikap dovish ketika mereka bertemu. Melakukan hal itu akan datang dalam menghadapi berita pada Selasa (26/10) bahwa ekspektasi inflasi untuk zona euro di antara investor obligasi telah mencapai tertinggi tujuh tahun di atas 2,07 persen.

AUD/USD naik 0,2 persen menjadi 0,7506.

USD/JPY naik ke 114,1400, di bawah tertinggi empat tahun 114,695 yang dicapai minggu lalu. BoJ diprediksi akan mempertahankan program stimulus besar-besaran dan memangkas perkiraan inflasi tahun ini menunjukkan bahwa bank tidak berniat mengikuti bank sentral lain untuk mundur dari kebijakan pandemi.

Dolar Bergerak Stabil Setelah Sempat Naik

Sesudah naik dari level terendah satu bulan, dolar AS bergerak stabil pada Selasa (26/10). Pedagang mempertimbangkan prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk berbagai mata uang dan mempertimbangkan data ekonomi dan komentar bank sentral yang dapat memengaruhi posisi mereka.


Pergerakan naik terjadi dengan mengorbankan euro, yen Jepang dan franc Swiss. Perubahan tampaknya menunjukkan bahwa pasar telah menurunkan dolar terlalu banyak baru-baru ini karena ekspektasi bahwa inflasi di luar AS akan memaksa kenaikan suku bunga untuk mata uang lain lebih cepat daripada untuk greenback.


Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata utama lainnya mengalami kenaikan yang stabil, hampir 0,2 persen untuk hari ini setelah naik dari level terendah satu bulan di awal perdagangan. Sebelum berbalik arah, indeks telah kehilangan 1,0 persen selama dua minggu.


Ancaman terhadap posisi saat ini bisa datang pada Kamis (28/10) dari Bank Sentral Eropa dan dari data ekonomi AS serta dari data inflasi AS dan Eropa pada Jumat (29/10), serta pertemuan Bank Sentral Kanada pada Rabu (27/10). Federal Reserve AS akan menggelar pertemuan minggu depan.


Pada satu titik, indeks dolar naik 0,4 persen pada Senin (25/10) karena imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun naik. Dolar melemah dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun kembali, dan bertahan di sekitar 1,63 persen serta sedikit berubah untuk hari itu.

Minyak mentah juga naik dan kemudian melemah untuk hari itu.
Euro menurun 0,3 persen menjadi 1,1613 dolar AS. Pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan diadfakan pada Kamis (28/10) diprediksi tidak akan memberi dampak besar. 


USD/JPY naik 0,2 persen menjadi 113,685. Bank Sentral Jepang (BoJ) akan bertemu akhir pekan ini. Tetapi seperti ECB, BoJ diperkirakan tidak akan berubah dari sikap kebijakannya yang dovish.


Di sisi lain, AUD/USD naik tipis ke harga 0.75012, sedangkan GBP/USD turun tipis ke harga 1.37608.

Emas Stabil di Senin Pagi

Senin (25/10) pagi di waktu Asia, harga emas berjalan stabil.

Emas berjangka AS turun 0,1 persen hingga ke 1.793,70 dolar AS per ounce. Di pasar spot, harga emas berada pada 1.792,93 dolar AS per ounce.

Logam mulia ini reli ke level tertinggi sejak awal September pada Jumat (22/10) sebelum memangkas kenaikannya karena komentar Ketua Fed Jerome Powell tentang tapering. Jerome Powell mengungkapkan bahwa ini belum saatnya The Fed menaikkan suku bunga, terlebih lapangan kerja masih rendah.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak membayar bunga.

Minggu (24/10) Janet Yellen, Menteri Keuangan Amerika Serikat mengatakan pada bahwa AS tidak kehilangan kendali atas inflasi, dan inflasi dapat kembali normal pada paruh kedua tahun depan.

Melanjutkan tekanan pada emas, dolar stabil setelah kerugian mingguan tertajam dalam lebih dari sebulan. Dolar yang lebih kuat membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Harga logam mulia lainnya, platinum mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen hingga ke 1.040,26 dolar AS per ounce dan paladium naik 0,7 persen menjadi 2.035,74 dolar AS per ounce. Namun, perak stabil di 24,31 dolar AS per ounce.

Di sisi lain, Euro alami kenaikan hingga 1.16587 dolar. AUD/USD stabbil di harga 0.74816. USD/JPY naik sedikit ke harga 113.661. GBP/USD berada di harga 1.3780.

Berbalik Arah, Emas Alami Kenaikan di Kamis Pagi

Kamis (21/10) pagi WIB harga emas berjangka naik berbalik arah dari kemarin. Hal ini terjadi karena kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan masalah rantai pasokan meningkatkan daya tarik logam.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange mengalami kenaikan sebesar 14,4 USD atau setara 0,81% dan menjadi ditutup pada 1.784,89 per ounce. Dolar pun merosot.

Bob Haberkom mengungkapkan bahwa tercipta kekhawatiran mengenai apa yang terjadi dengan krisis pasokan dan kurangnya tindakan dari Federal Reserve AS dalam menanggapi inflasi. Emas sering dianggap sebagai rilai lindung inflasi.

Imbal hasil obligasi AS 10 tahun yang dijadikan acuan mundur setelah mencapai level tertinggi lima bulan juga memicu kenaikan emas.

Emas akan melihat perubahan Cecil setelah menembus level 1.800 dolar AS per ounce menurut Rhona O’Connel.

Investor pun sedang menunggu indeks manager pembelian (PMI) manufaktur AS dan indikator inflasi lainnya yang akan dirilis besok.

Logam Julia lainnya, platinum untuk pengiriman Januari mengalami kenaikan 5,2 dolar AS atau setara 0,5% dan menjadi ditutup pada 1,052,30 dolar AS per ounce. Perak pun naik 2,35% hingga ke harga 24,445 dolar per ounce.

Di sisi lain, EUR/USD alami kenaikan hingga ke 1.16595. Begitu pula pada GBP/USD, terjadi kenaikan sampai ke harga 1.8222. AUD/USD pun meningkat ke 0.75395, namun USD/JPY turun ke 114.279.

Emas Turun Dua Hari Berturut-turut

Emas melemah di Selasa (19/10) pagi waktu Asia. Penurunan ini merupakan kerugian hari kedua berturut-turut akibat kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tariknya, meskipun sentimen penghindaran risiko di pasar keuangan yang lebih luas membatasi kerugian untuk logam.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun 2,6 dolar AS atau 0,15 persen sampai ke harga 1.765,70 dolar AS per ounce.

Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah karena pertumbuhan ekonomi di China melambat, sementara lonjakan harga oil yang tak kunjung berhenti memicu kekhawatiran tentang peningkatan inflasi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik karena investor meningkatkan taruhan kenaikan suku bunga, sementara indeks dolar tetap stabil.

Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, emas juga bersaing dengan greenback untuk status safe-haven. Pengurangan stimulus bank sentral dan prospek kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, membebani emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Investor semakin memprediksi Federal Reserve untuk mulai mengurangi pembelian aset setelah data menunjukkan peningkatan yang solid dalam harga-harga konsumen AS bulan lalu. Hal ini dapat memperkuat dolar dan menciptakan penurunan pada emas.

Akan tetapi, laporan Federal Reserve pada kemarin mengatakan bahwa produksi industri AS turun 1,3 persen pada September, jauh lebih besar dari yang diharapkan karena efek Badai Ida yang masih ada terus menghambat aktivitas, memberikan beberapa dukungan pada emas.

Harga logam mulia lainnya, platinum untuk pengiriman Januari turun 21 dolar AS atau 1,98 persen, menjadi ditutup pada 1.037,90 dolar AS per ounce. Perak untuk pengiriman Desember turun 8,5 sen atau 0,36 persen, hingga ke 23,264 dolar AS per ounce.

Sementara itu, EUR/USD alami kenaikan hingga ke 1.16306. Begitu pula pada GBP/USD, terjadi kenaikan sampai ke harga 1.37516. AUD/USD pun meningkat ke 0.74350, sedangkan USD/JPY menurun ke 114.129.

Senin Pagi, Emas Berdiri di Posisi Tertinggi

Senin (18/10) harga emas stabil. Emas masih bertahan pada posisi tertingginya pada di akhir pekan lalu.

Harga emas menetap di posisi mingguan terbaik dalam 5 bulan terakhir seiring pelemahan dolar AS.Penguatan yield obligasi USA mengangkat daya tarik emas.

Harga emas di pasar spot stabil pada level 1.794,08 per ounce atau naik 2,1 persen secara mingguan per akhir pekan lalu. Di pasar futures, harga emas USA melemah tipis 0,1 persen ke harga 1.795,40 per ons.

Terlepas dari pandangan yang dibagikan secara luas bahwa pasar tenaga kerja AS telah cukup pulih untuk memungkinkan The Fed mulai mengurangi pembelian obligasi secara bulanan segera setelah bulan depan, para pembuat kebijakan berbeda pandangan secara tajam atas inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu. Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun di bawah 300.000 minggu lalu untuk pertama kalinya dalam 19 bulan.

Komite pengarah Dana Moneter Internasional pada hari Kamis mendesak pembuat kebijakan global untuk memantau dinamika harga dengan cermat, tetapi dengan “melihat” tekanan inflasi yang bersifat sementara dan akan memudar seiring normalnya ekonomi.

Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik 0,5 persen pada September, kenaikan terkecil dalam sembilan bulan.

Barrick Gold Corp, sebuah perusahaan tambang melaporkan kenaikan hampir 5 persen dalam produksi emas kuartal ketiga dari tiga bulan sebelumnya, karena produksi melonjak di tambang Veladero di Argentina.

Pada logam lainnya, platinum turun 0,1 persen menjadi 1.054.09, setelah mencapai puncaknya sejak 2 Agustus pada harga 1.062.50 pada hari Kamis. Palladium naik 0,2 persen menjadi 2.132,21. Perak melemah hingga ke 23,45 atau terjadi penurunan setara 0,4 persen.

Sementara itu, EUR/USD alami kenaikan tipis hingga ke 1.15790. Begitu pula pada GBP/USD, terjadi kenaikan sampai ke harga 1.37281. AUD/USD pun meningkat ke 0.73998, sedangkan USD/JPY menurun ke 114.397.

Dolar Terjatuh Akibat Prediksi Pengurangan Pembelian Aset The Fed

Jumat (15/10) pagi, dolar AS terjatuh. Dolar alami penurunan karena investor memprediksi bahwa Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian asetnya bulan depan dan beralih pada suku bunga.

Setelah naik kembali dari level terendah 10 hari pada level 93,754 di awal sesi, indeks dolar AS melemah 0,036% hingga 93,984. Greenback telah reli sejak awal September di tengah ekspektasi Bank Sentral AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya inflasi.

Namun, dolar berbalik arah, bahkan setelah risalah pertemuan kebijakan Fed 21-22 September mengkonfirmasi pengurangan stimulus kemungkinan akan dimulai tahun ini dan data menunjukkan bahwa tekanan harga masih memukul konsumen AS. Prediksi mengatakan bahwa Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian asetnya pada awal bulan depan, dan penghentian program pembelian obligasi besar-besaran akan terjadi cukup cepat.

Euro datar terhadap dolar AS di level USD1,15955 atau jatuh dari tertinggi sembilan hari yang dicapai semalam. Sementara pound Inggris naik 0,15% terhadap dolar, pada USD1,36815.

Kembalinya selera risiko mungkin juga telah mengurangi permintaan untuk safe-haven greenback, dengan pasar ekuitas AS mencatat kenaikan yang solid di tengah pendapatan yang optimis, kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas dan makro di UBS.

Di sisi lain, AUD/USD naik tipis sampai ke 0.74148. Kenaikan tipis terjadi pula pada USD/JPY sampai ke harga 113.878. GBP/USD pun naik hingga 1.36834.

Emas Melonjak ke Level Tertinggi Hampir Satu Bulan

Kamis (14/10), emas menguat sekitar dua persen hingga level tertinggi hampir satu bulan meneruskan kenaikan sebelumnya karena mundurnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengangkat permintaan terhadap logam mulia yang dianggap aman.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik 35,4 dolar AS atau setara dengan 2,01% menjadi ditutup pada 1.794,70 dolar AS per ounce.

Reaksi awal setelah data Indeks Harga Konsumen adalah lonjakan besar dalam imbal hasil. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan kemarin bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran inflasi, naik 0,4% pada September, lebih tinggi dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,3%. Dalam 12 bulan hingga September, IHK AS meningkat 5,4% setelah naik 5,3% tahun-ke-tahun pada Agustus.

Emas pada awalnya memangkas kenaikannya karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik di atas 1,6 persen menyusul data yang menunjukkan harga konsumen AS meningkat secara solid pada September dan siap untuk kenaikan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang. Namun, kemunduran berikutnya dalam imbal hasil mengurangi peluang kerugian memegang emas tanpa bunga, mendorong reli yang kuat pada logam mulia. Logam ini juga mendapat dukungan dari penurunan dolar dan kekhawatiran bahwa inflasi yang tinggi akan memukul pertumbuhan ekonomi global.

Bank sentral AS memberi petunjuk bahwa mereka bisa mulai mengurangi dukungan era krisis mereka untuk ekonomi pada pertengahan November, meskipun mereka tetap terbagi atas seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh inflasi yang tinggi dan seberapa cepat mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga sebagai tanggapan, risalah dari pertemuan kebijakan mereka 21-22 September menunjukkan.

Sementara itu, EUR/USD mengalami peningkatan tipis hingga ke harga 1.15890. Peningkatan tipis terjadi pula pada USD/JPY sampai ke harga 113.464. GBP/USD pun menguat hingga 1.36615 dan AUD/USD naik sampai ke 0.73734.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 65,6 sen atau 2,91%, menjadi ditutup pada 23,17 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 12,5 dolar AS atau 1,24%, menjadi ditutup pada 1.024,19 dolar AS per ounce.

Bergantung pada Penantian Data Inflasi AS, Harga Emas Stabil di Rabu Pagi

Rabu (13/10), harga emas stabil karena investor masih menantikan data inflasi AS dan risalah dari pertemuan kebijakan terakhir the Fed untuk petunjuk mengenai waktu bank sentral akan mulai menarik stimulus pandemi.

Emas berjangka AS naik tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.761,20 dolar AS per ounce. Sementara itu, emas di pasar spot berada di harga yang stabil, sekitar 1.760,46 dolar AS per ounce.

Kemarin, pembuat kebijakan ekonomi mengungkapkan, telah cukup pulih bagi bank sentral untuk mulai menarik dukungan era krisisnya, memperkuat ekspektasi The Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan secepatnya di bulan depan.

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik. Ini memperbedar peluang kerugian yang lebih tinggi bagi pemegang emas tanpa bunga.

Ketika tekanan inflasi meningkat di seluruh dunia, pasar-pasar uang maju cepat dengan penetapan perkiraan kenaikan suku bunga yang agresif. Pada kebanyakan kasus, kebijakan akan diperketat jauh lebih cepat dan pada laju yang jauh lebih cepat daripada yang ditunjukkan oleh penentu suku bunga

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa gangguan rantai pasokan yang terus-menerus dan tekanan inflasi menghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi yang sedang terjadi.

Jumlah orang Amerika yang secara sukarela berhenti dari pekerjaan mereka melonjak ke rekor tertinggi pada Agustus dan ada lebih dari 10 juta lowongan, menunjuk pengetatan pasar tenaga kerja.

Logam mulia lainnya, platinum turun 0,1 persen menjadi 1.006,05 dolar AS per ounce, sedangkan perak di pasar spot naik 0,1 persen menjadi 22,54 dolar AS per ounce.

Sementara itu, EUR/USD mengalami peningkatan tipis hingga ke harga 1.15508. Peningkatan tipis terjadi pula pada USD/JPY sampai ke harga 113.403. GBP/USD pun menguat hingga 1.36090, sedangkan AUD/USD menurun sampai ke 0.73445.

Emas Anjlok Terbebani Kenaikan Dolar

Terbebani oleh reli dolar di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve AS tidak akan menunda pengurangan stimulusnya, harga emas anjlok pada Selasa (10/12) pagi WIB. Ini tetap dilakukan Fed meskipun ekspektasi stagflasi membatasi kerugian dalam lindung nilai inflasi.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, mengalami penurunan sebesar 1,7 dolar AS atau setara dengan 0,1 persen, kemudian menjadi ditutup pada 1.755,71 dolar AS per ounce.

Dolar merupakan faktor utama dalam penurunan harga ini. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya naik 0,3 persen, mengurangi daya tarik emas bagi para pemegang mata uang lainnya.

Kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi dikombinasikan dengan terhentinya pertumbuhan ekonomi menghambat saham global, di tengah reli harga minyak.

Karena kemarin, Hari Columbus, hari libur federal di Amerika Serikat, perdagangan emas memiliki volume yang rendah dan menunjukkan sedikit pergerakan harga.

Harga emas belum benar-benar bergerak jauh bulan ini. Analis mengatakan bahwa emas menghadapi lebih banyak risiko penurunan dalam jangka pendek jika jatuh di bawah angka 1.750 dolar AS.

Platinum untuk pengiriman Januari turun 21,3 dolar AS atau 2,07 persen, menjadi ditutup pada 1.006,9 dolar AS per ounce. Perak untuk pengiriman Desember juga melemah 4 sen atau 0,18 persen kemudian ditutup pada 22,667 dolar AS per ounce.

Sementara itu, GBP/USD alami penurunan dan diperdagangkan di 1,35884. EUR/USD juga melemah ke 1,15467, sedangkan USD/JPY pun meningkat ke harga 113.335. AUD/USD juga meningkat sampai 0.73374.