Pertemuan Antara Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda dan Perdana Menteri Fumio Kishida Menimbulkan Spekulasi

Euro telah mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran mengenai dampak ekonomi dari perang di Ukraina.

Dolar AS bergerak melemah pada Rabu. Tanda-tanda kemajuan dalam perundingan damai antara Ukraina dan Rusia meningkatkan sentimen risiko yang merugikan safe haven ini dan menopang tren euro, sementara yen Jepang pulih di tengah kekhawatiran intervensi BOJ.

Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, terus turun 0,39% ke 98,063.

Di tempat lain, USD/JPY terus melemah 0,89% di 121,77, mundur setelah mengalami kenaikan tajam baru-baru ini didukung oleh pembelian obligasi Bank of Japan minggu ini untuk mempertahankan target imbal hasil 10 tahun sebesar 0,26%, dan menegaskan sikapnya yang sangat akomodatif dalam menghadapi pengetatan kebijakan moneter oleh sejumlah bank sentral dunia, dan The Fed pada khususnya.

Selain itu, EUR/USD naik 0,35% menjadi 1,1125 setelah Rusia berjanji pada hari Selasa untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan Ukraina yang mengusulkan mengadopsi status netral, langkah yang menawarkan harapan kemajuan dalam mengakhiri konflik antara kedua negara setelah menggelar negosiasi langsung di Istanbul.

Pertemuan antara Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda dan Perdana Menteri Fumio Kishida menimbulkan spekulasi bahwa pejabat senior negara itu khawatir terhadap tingkat penurunan yen.

Sementara, keuntungan untuk mata uang tunggal ini bisa berlangsung sesaat di tengah skeptisisme atas niat Rusia serta kenaikan tajam imbal hasil Treasury AS karena trader memposisikan pengetatan nan agresif dari Federal Reserve AS.

Ekspektasi tumbuh bahwa Fed akan menaikkan suku 50 bps daripada kenaikan 25 bps biasa saat pertemuan berikutnya, dan trader akan melihat data penting hari ini untuk mendapat konfirmasi.

AUD/USD naik 0,31% di 1,3126, bertahan tepat di bawah puncak baru-baru ini, sementara USD/CNY turun 0,17% ke 6,3538. Di Indonesia, USD/IDR menguat 0,14% ke 14.343,2 per dolar AS.

Data perubahan pekerjaan nonpretanian ADP bulan Maret akan dirilis Rabu, di mana konsensus memperkirakan perusahaan untuk menambahkan 450.000 pekerjaan, sementara PDB kuartal IV, akan menunjukkan angka 7,1% dari bulan sebelumnya, jauh di atas rilis 2,3% sebelumnya.

GBP/USD naik 0,3% menjadi 1,3123, diuntungkan dari kemajuan yang dirasakan dalam pembicaraan damai Ukraina. Juga, harga toko Inggris naik pada bulan Maret pada laju tahunan tercepat dalam lebih dari satu dekade, menunjukkan bahwa Bank of England akan terus menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.

Dollar AS Bergerak Ke Arah Berlawanan Dengan Euro Yang Bergerak Menguat Berkat Secercah Harapan Selesainya Perang Ukraina

Euro telah mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir akibat munculnya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari perang di Ukraina. Kekhawatiran perang yang menyebar ke barat melihat mata uang tunggal mencapai tertinggi dua minggu di $1,1139 semalam sebelum kembali ke $1,1093 pada perdagangan Asia. Juga mencapai titik tertinggi tiga bulan di 84,82 pence terhadap pound, sementara rubel Rusia naik ke level tertinggi satu bulan di 83,52 terhadap dolar.

Meningkatnya selera risiko mendorong mata uang yang sensitif terhadap risiko termasuk dolar Australia dan Selandia Baru. Mata uang Antipodean bertahan kuat tepat di bawah puncak baru-baru ini dalam perdagangan Asia dan won Korea Selatan, terpukul oleh lonjakan harga minyak baru-baru ini, mencatat sesi terbaiknya dalam dua tahun semalam.

Pasangan USD/JPY melemah 1,09% ke 121,51. Rilis data Jepang sebelumnya menunjukkan penjualan ritel mengalami kontraksi sebesar 0,8% YoY pada Februari 2022.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun 0,32% ke 98.126.

Pasangan AUD/USD naik tipis 0,13% menjadi 0,7518 dan NZD/USD naik 0,45% ke 0,6965.

Pasangan USD/CNY turun tipis 0,06% di 6,3604 sedangkan GBP/USD naik tipis 0,16% menjadi 1,3108.

Sementara itu, yen berjuang untuk menemukan dasar di sekitar 123 terhadap dolar dan akan mengalami bulan terburuk sejak November 2016. Yen telah kehilangan sekitar 7% kerugian lawan dolar kala bank sentral Jepang mempertahankan sikap dovish-nya sementara bank sentral lainnya menjadi lebih hawkish.

Dolar AS bergerak melemah pada Rabu pagi di Asia di tengah harapan terobosan perundingan damai antara Rusia dan Ukraina memberi euro dorongan. Yen Jepang, yang sudah berada di bawah tekanan, stabil bahkan saat Bank of Japan (BOJ) melanjutkan upayanya untuk menurunkan imbal hasil obligasi.

BOJ memenuhi janji empat hari pembelian obligasi tanpa batas untuk menahan imbal hasil 10 tahun di bawah plafon 0,25%, dan memperpanjang pembelian di sepanjang kurva di kedua arah. Upaya tersebut membuat imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun turun sedikit menjadi 0,225%.

Emas Stagnan Ditengah Menguatnya Dollar dan Keuntungan Pembicaraan Ukraina

Emas spot sedikit berubah diperdagangkan di 1.925,72 dolar AS per ounce. Sementara itu, emas berjangka AS tergelincir 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 1.924,21 dolar AS per ounce.

Sementara itu, dua asosiasi industri emas bekerja sama dengan penambang, penyuling, pedagang dan pengirim untuk membuat database emas dalam upaya untuk mencegah perdagangan logam pals dan memungkinkan pembeli emas untuk melacak asalnya, kata mereka pada awal pekan.

Impor emas bersih China melalui Hong Kong turun 13,8 persen ke level terendah dalam hampir satu tahun pada Februari, data resmi menunjukkan, karena liburan Tahun Baru Imlek dan harga tinggi mengurangi permintaan.

Indeks dolar bertahan di dekat level tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 0,3 persen menjadi menjadi diperdagangkan di 24,93 dolar AS per ounce, platinum turn 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 983,50 dolar AS per ounce, dan paladium naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 2.243,72 dolar AS per Ounce.

Harga emas datar di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena dollar bertahan pada level tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya dan imbal hasil obligasi lebih tinggi mengimbangi harapan untuk pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina yang diadakan minggu ini.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun melayang mendekati level tertinggi tiga tahun, imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Ukraina mengatakan tujuan utamanya pada pembicaraan tatap muka pertama dengan Rusia dalam lebih dari dua minggu, yang dijadwalkan berlangsung di Turki pada Selasa, adalah untuk mengamankan gencatan senjata, meskipun baik Ukraina maupun Amerika Serikat skeptis terhadap terobosan besar.

Pusat keuangan China di Shanghai melaporkan rekor 4.382 kasus COVID-19 tapa gejala dan 96 kasus bergejala untuk 28 Maret.

wabah COVID-19 Terbaru Dapat Menjadi Pengganggu Potensial Untuk Mata Uang Australia, dan Shanghai

Dolar AS bergerak naik pada awal pekan di Asia. Yen Jepang melanjutkan tren penurunan setelah Bank of Japan (BOJ) masuk ke pasar untuk mempertahankan batas imbal hasil implisitnya. 

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,35% menjadi 99,171. 

Yen jatuh ke level 122,78 per dolar, terlemah sejak Desember 2015, menyerahkan keuntungan kecil hari Jumat lalu ketika BOJ tidak turun tangan untuk mempertahankan targetnya. Namun, BOJ menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang (JGB) tenor 10 tahun dalam jumlah tidak terbatas sebesar 0,25% pada awal pekan, setelah imbal hasil JGB 10 tahun terus naik ke level tertinggi enam tahun di 0,245%.

Pasangan USD/ JYP menguat 0,83% di 123,07.  Rupiah turun 0,16% di 14.362,6 per dolar AS .

Pasangan AUD/USD naik 0,21% menjadi 0,7530, sedangkan pasangan NZD/USD turun 0,29% ke 0,6951.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,13% menjadi 0,6749, sedangkan pasangan GBP/USD turun 0,26% menjadi 1,3156.

Meskipun kenaikan harga komoditas telah melukai yen baru-baru ini, hal itu telah memberikan dorongan pada mata uang komoditas. Dolar Australia berada di dekat tertinggi empat bulan minggu lalu, sementara mitra Kanada berada di 1,2498 per dolar, dekat puncak dua bulan akhir pekan.

Kebijakan moneter Jepang harus tetap longgar, kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara pada hari Minggu. Pendekatan dovish BOJ dibandingkan dengan sikap hawkish Federal Reserve AS, dengan lebih banyak kenaikan suku bunga diharapkan seiring berjalannya tahun.

Australia juga akan mengumumkan anggarannya pada hari Selasa, dan Menteri Keuangan Josh Frydenberg mengatakan pada hari Minggu bahwa anggaran tersebut akan menandai peningkatan mendasar yang sangat signifikan terhadap laba pemerintah.

Namun, wabah COVID-19 terbaru dapat menjadi pengganggu potensial untuk mata uang Australia, dan Shanghai memasuki penguncian untuk menahan peningkatan jumlah kasus di kota tersebut. Dolar AS naik 0,17% dalam perdagangan  yuan luar negeri ada Senin pagi menjadi 6,395.

Namun, data tersebut diperkirakan tidak akan berdampak besar pada ekspektasi suku bunga AS dan dolar, dengan pasar sudah bersiap untuk beberapa kenaikan suku bunga dalam 2022 ini.

Juga terkait data, laporan pekerjaan AS terbaru, termasuk  ketenagakerjaan nonpertanian, akan dirilis pada akhir pekan.

Yen Tetap Terdampak Tingginya Biaya Impor dan Rendahnya Suku Bunga Walau Dollar AS Menurun

Dolar AS melemah pada akhir pekan pagi di Asia, dan yen Jepang berada pada minggu terburuk dalam dua tahun. Meningkatnya biaya impor dan suku bunga rendah berkontribusi atas tren penurunan yen, tetapi mata uang komoditas akan mengalami kenaikan mingguan kedua berturut-turut terhadap dolar sejalan dengan harga ekspor yang terus melambung.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya terus melemah 0,33% di 98,47.

Pasangan  USD/CNY turun tipis 0,1% menjadi 6,3612 sedangkan \\ GBP/USD menguat 0,26% di 1,3219.

Pasangan  USD/JYP melemah 0,80% menjadi 121,38. Data ekonomi Jepang yang dirilis sebelumnya menunjukkan  indeks harga konsumen Tokyo (IHK) untuk Maret 2022 tumbuh sebesar 1,3%, dan IHK inti Tokyo tumbuh sebesar 0,8%, dari tahun ke tahun. IHK Tokyo tidak termasuk makanan dan energi juga tumbuh 0,2% bulan ke bulan.

Pasangan  AUD/USD naik tipis 0,10% ke 0,7522 dan  NZD/USD naik tipis 0,16% di 0,6976. Adapun rupiah sedikit menguat 0,02% di 14.341,6 per dolar AS.

Namun, yen telah turun 2,6% terhadap dolar untuk minggu ini, jatuh melewati angka 120 dan mengincar level resisten utama di sekitar 123,72. Mata uang ini telah kehilangan hampir 6% hingga Maret 2022 hingga saat ini dan turun sekitar 8% terhadap dolar Australia dalam delapan sesi.

Kekhawatiran terhadap kenaikan biaya energi dan makanan yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari yang dapat merugikan ekonomi Eropa terus berlanjut. Euro telah sedikit melemah sepanjang minggu ini sebesar 0,19% meski naik 0,36% di 1,1037 untuk hari ini.

Australia, negara pengekspor energi dan makanan, adalah salah satu negara yang mendapat keuntungan dari kenaikan biaya dan Aussie mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut lebih dari 1%.

Penurunan terbaru ini dipicu oleh pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell awal pekan ini yang juga mendorong lonjakan imbal hasil obligasi AS. Bank of Japan (BOJ), pada bagiannya, berpegang pada nada kebijakan yang lebih dovish daripada The Fed, tetapi beberapa investor mengingatkan bahwa, pada level terendah enam tahun, yen jatuh menuju beberapa kedalaman yang tidak nyaman.

Rubel Rusia diperdagangkan menguat di sesi Eropa Kamis kemarin setelah Presiden Vladimir Putin berjanji untuk mulai menjual gas ke negara-negara “tidak bersahabat” dalam mata uang tersebut. Namun, kehilangan sebagian dari kenaikannya dalam perdagangan luar negeri yang tipis dan terakhir diperdagangkan di 103 per dolar.

Pergerakan terbaru ini di pasar obligasi juga menempatkan bank sentral dalam kesulitan. Mempertahankan tantangan untuk mengontrol kurva imbal hasil dapat semakin melemahkan yen. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun mencapai 0,236% pada hari akhir pekan, mendekati batas atas 0,25%.

Dollar AS Harus Anjlok Dulu Karena Sentimen Risiko Semakin Banyak

Dolar AS turun tipis pada Rabu di Asia. Dolar Australia meminimalkan kerugian sementara yen Jepang melanjutkan penurunannya dengan investor perlahan beralih ke aset berisiko dan kenaikan harga komoditas terus mendorong pergerakan pasar.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis 0,07% di 98,455.

Tembusnya resisten dolar Australia di $0,745 didorong oleh kenaikan ekuitas dan komoditas, terus mengarahkan pada prospek mata uang Australia.

Pasangan  USD/JPY naik 0,23% ke 121,07. Adapun rupiah naik tipis 0,03% di 14.352,0 per dolar AS.

Dolar Australia mencapai level tertinggi sejak Desember 2015 terhadap yen dan telah naik 8% di bulan Maret hingga saat ini. Harga mencapai titik tertinggi empat setengah bulan di awal perdagangan, setelah naik 0,95% semalam. Yen jatuh ke level 121,4 per dolar, dengan greenback naik 1,1% lawan mata uang Jepang semalam.

Pasangan  AUD/USD turun tipis 0,04% di 0,7464 dan pasangan  NZD/USD turun tipis 0,11% di 0,6955.

Pasangan  USD/CNY naik tipis 0,07% di 6,3708 dan  GBP/USD naik 0,16% menjadi 1,3284.

Saham AS dan Asia Pasifik menguat pada hari Rabu, dengan sebagian besar investor mengabaikan kekhawatiran atas dampak ekonomi dari perang di Ukraina, di mana komoditas dikecualikan. Melonjaknya harga komoditas akan berdampak negatif terhadap yen akibat ketergantungan Jepang pada minyak impor dan akan memperbesar defisit perdagangan negara tersebut.

Imbal hasil benchmark 10 tahun AS naik di 2,4026% di awal sesi Asia pada hari Rabu. Aset masih menerima dukungan dari pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada hari Senin, di mana ia mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang.

Namun, kenaikan imbal hasil AS tidak banyak berpengaruh pada dolar, dengan beberapa investor mengatakan sebagian besar kenaikan sudah diperkirakan.

Poundsterling mencapai level tertingginya terhadap dolar dalam hampir tiga minggu, dengan fokus investor pada dari Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak soal anggaran yang akan dirilis hari ini. Data inflasi Inggris, termasuk indeks harga konsumen dan produsen , juga akan dirilis kemudian.

Dalam cryptocurrency, bitcoin diperdagangkan mendekati $42.400, mempertahankan keuntungan semalam, dan ethereum sedikit berada di bawah $3.000.

Bank sentral telah menaikkan suku bunga sebesar 0,5% dalam  keputusan kebijakan terbaru, yang diumumkan selama minggu lalu.

Powell akan berbicara dalam KTT inovasi BIS kemudian. Presiden European Central Bank Christine Lagarde dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey juga termasuk di antara pembicara KTT tersebut.

Yen Turun ke Level Terendah Dalam 6 Tahun Setelah Menguatnya Dollar AS Karena Pidato Powell

Dolar AS bergerak menguat pada Selasa, utamanya terhadap yen Jepang, setelah komentar hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell meningkatkan ekspektasi siklus pengetatan yang lebih cepat. Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, diperdagangkan naik 0,4% di 98,905.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menekankan keinginan bank sentral untuk menahan lonjakan inflasi pada hari Senin, dalam konferensi National Association for Business Economics, menyatakan para pengambil kebijakan akan mengambil “langkah-langkah yang diperlukan” untuk menurunkan harga.

Presiden European Central Bank Christine Lagarde menyatakan pada hari Senin ECB dan Federal Reserve akan bergerak tidak sinkron di masa mendatang, karena perang di Ukraina memiliki efek yang sangat berbeda pada ekonominya.

AUD/USD turun 0,2% di 0,7385, NZD/USD turun 0,1% menjadi 0,6880, keduanya mengembalikan kenaikan baru-baru ini, sementara  USD/CNY naik 0,1% menjadi 6,3604 menjelang ekspektasi kebijakan pelonggaran oleh bank sentral China untuk mendukung pemulihan ekonomi negara yang sedang berjuang.

The Fed menaikkan suku bunga pinjaman sebesar 25 bps pada pertemuannya pekan lalu, kenaikan pertama sejak Desember 2018, dan mengisyaratkan enam kenaikan lagi sebesar itu tahun ini.

Imbal hasil Treasury AS tenor dua tahun, lima tahun, 10 tahun dan 30 tahun semuanya naik ke level tertinggi sejak 2019 Selasa pagi, memperlebar gap imbal hasil Jepang yang disematkan, dan  USD/JPY naik 0,8% ke 120,45, di atas level 120 yang penting secara psikologis hingga capai level tertinggi enam tahun. Pasangan ini telah naik lebih dari 4% bulan ini karena sikap kebijakan yang berbeda.

Ini sangat kontras dengan sikap bank sentral Jepang, yang mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar agar inflasi tidak merugikan perekonomian. Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menyatakan pada hari Selasa bahwa Tokyo harus mempertahankan kebijakan moneter yang sangat stimulatif karena ekonominya masih dalam tahap pemulihan yang sangat awal.

Penguatan dolar tidak hanya terhadap yen, di mana EUR/USD turun 0,4% di 1,0975 dan GBP/USD turun 0,2% ke 1,3141. Kedua mata uang telah terpukul oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi Eropa yang lebih lemah karena perang Ukraina terus memanas.

Dewan Negara China Menjanjikan Dukungan Kebijakan Moneter yang Lebih Jelas

Dolar AS naik pada Selasa pagi di Asia, sementara yen jatuh hingga menembus 120 untuk pertama kalinya sejak tahun 2016. Investor terus mencerna pidato hawkish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang meningkatkan ekspektasi soal suku bunga AS yang lebih tinggi dan memperlebar kesenjangan kebijakan Bank of Japan yang dovish.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,10% di 98,603.

Pasangan  USD/JPY menguat 0,36% menjadi 119,90.  Rupiah turun 0,12% di 14.354,7 per dolar AS.

Pasangan  AUD/USD naik tipis 0,01% ke 0,7402 dan NZD/USD naik tipis 0,03% di 0,6888.

Dana Fed berjangka bergerak ke harga dalam peluang hampir 2/3 dari kenaikan 50 basis poin pada Mei 2022. Sekarang memprediksi suku bunga acuan, yang saat ini di bawah 0,6%, melebihi 2,7% pada tahun 2023. Imbal hasil acuan 10 tahun AS melonjak 14 bps dan, sebesar 2,0916%, kesenjangan imbal hasil acuan 10 tahun Jepang adalah yang terlebar dalam lebih dari dua setengah tahun.

Pasangan  USD/CNY naik tipis 0,12% menjadi 6,3640 sedangkan  GBP/USD naik tipis 0,09% di 1,3153.

Pergerakan di pasar obligasi, di samping berlanjutnya perang setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari memberikan kekuatan luas pada dolar di tempat lain.

Yen turun sekitar 0,4% sempat mencapai 120,09 per dolar di awal sesi. Juga turun sekitar 4% bulan ini akibat melonjaknya imbal hasil AS memikat arus dari Jepang.

Obligasi AS dan suku bunga berjangka mundur lebih jauh semalam setelah Powell menyatakan pengambil kebijakan perlu bergerak “cepat” dan mendorong kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin.

Dewan Negara China menjanjikan dukungan kebijakan moneter yang lebih jelas pada awal pekan tetapi memperingatkan agar pasar tidak membanjiri likuiditas. Pemerintah berjanji untuk menghindari langkah-langkah yang dapat melukai sentimen pasar. Ekspektasi juga tumbuh bahwa People’s Bank of China akan melonggarkan kebijakan moneter guna mendukung perekonomian.

Dalam perdagangan luar negeri, yuan China diperdagangkan di 6,3741 terhadap dolar, jatuh dari level tertinggi baru-baru ini dan menetap di kisaran baru dengan investor menunggu pelonggaran moneter yang dijanjikan.

BOJ Mempertahankan Kebijakan Dovish-nya Saat Menerbitkan Keputusan Kebijakan pada Akhir Pekan Silam

Dolar AS naik pada Senin pagi di Asia, mencatat sedikit kenaikan terhadap yen Jepang hingga 119,3 yen dan menuju level puncak enam tahun di 119,40 yang dicapai pada akhir pekan.

Pasangan AUD/USD turun tipis 0,19% ke 0,7401, sedangkan NZD/USD naik tipis 0,04% ke 0,6905.

Yen terus turun pada hari Senin, sementara dolar Australia dan Selandia Baru tetap dalam penawaran beli. Sejumlah pengambil kebijakan bank sentral global, termasuk Federal Reserve AS Jerome Powell, juga akan berbicara sepanjang minggu.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,05% di 98,279.

Pasangan USD/JYP naik tipis 0,01% menjadi 119,20, dengan pasar Jepang ditutup libur. Rupiah turun tipis 0,02% di 14.342,57per dolar AS hingga pukul.

Pergerakan pasangan ini bisa melambat minggu ini, tetapi dolar akan naik lebih jauh lawan yen dalam beberapa bulan mendatang karena kesenjangan antara suku bunga AS dan Jepang melebar, analis CBA memperkirakan.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,04% menjadi 6,3641 sedangkan GBP/USD melemah 0,16% menjadi 1,3161.

BOJ mempertahankan kebijakan dovish-nya saat menerbitkan keputusan kebijakan pada akhir pekan silam. Ini kontras dengan pendekatan Fed, yang melihatnya menaikkan suku bunga pada hari Rabu setempat sebelumnya.

Euro berada di $1,1045, dengan konflik di Ukraina mendikte masa depan mata uang tunggal dan pound. Pidato dari pengambil kebijakan di European Central Bank, termasuk presiden Christine Lagarde, mungkin juga berperan.

Fedwatch CME memperkirakan peluang hampir 90% dari setidaknya 75 basis poin kenaikan di seluruh pertemuan Fed pada Mei dan Juni 2022. Ekspektasi yang tinggi seperti itu membantu dolar AS naik dengan stabil di awal tahun ini, tetapi dengan banyak kenaikan Fed sudah diperhitungkan, indeks bisa kesulitan untuk melanjutkannya lebih jauh, menurut beberapa investor.

Yen juga mencapai level terendah empat tahun terhadap dolar Australia yang lebih berisiko, yang telah menerima dorongan dari kenaikan harga komoditas baru-baru ini.

Keuntungan lanjutan dapat dimungkinkan karena siklus kenaikan Fed sekarang diperhitungkan, dan karena pemulihan berkelanjutan dalam sentimen risiko global, yang biasanya akan mendukung mata uang yang ramah risiko, analis Barclays menambahkan.

Pertempuran berlanjut di Ukraina setelah invasi Rusia pada 24 Februari. Rusia meminta Ukraina untuk meletakkan senjata di kota pelabuhan selatan Mariupol, tetapi Ukraina bersikeras bahwa tidak ada pertanyaan untuk menyerahkan kota itu.

Pernyataan Kebijakan dan Proyeksi Ekonomi The Fed Akan Dirilis dan Akan Diikuti oleh Konferensi Pers

Dolar pulih setelah jatuh pada hari Selasa karena harga minyak yang bergejolak berdampak pada euro dan pasar bergulat dengan pentingnya pembicaraan antara Rusia dan Ukraina dan indikasi bahwa penguncian COVID akan menghambat pertumbuhan ekonomi di China.

Indeks dolar terhadap mata uang utama naik kurang dari 0,1% di sore New York karena pasar menunggu pernyataan pada hari Rabu dari Federal Reserve AS setelah pertemuan tentang kebijakan moneter.

Minyak mentah berjangka Brent turun sebanyak 8% setelah kekhawatiran atas pasokan mereda oleh pembicaraan gencatan senjata Ukraina yang sedang berlangsung dan karena meningkatnya kasus COVID-19 di China menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan permintaan minyak yang lebih sedikit.

Euro terakhir turun kurang dari 0,1% menjadi $ 1,0936 setelah naik hampir 0,5%. Pound Inggris naik 0,2% menjadi $ 1,3029.

Yen Jepang melanjutkan perdagangan pada level terlemahnya terhadap dolar dalam lima tahun karena greenback naik 0,1% menjadi 118,335 yen.

Indeks dolar telah kehilangan hampir 0,5% semalam setelah harga minyak turun di bawah $101 per barel, memperkuat euro. Indeks pulih setelah minyak naik dari level terendah hari itu dan terakhir di $99,16, naik 3% sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Kenaikan dolar sejak Mei tahun lalu membuat nada komentar Fed pada hari Rabu lebih penting.

Ekonomi Eropa dan mata uang tunggal sangat sensitif terhadap perang dan harga minyak.

Keuntungan baru-baru ini datang pada status safe haven selama perang Ukraina dan ekspektasi bahwa suku bunga AS akan naik lebih cepat daripada suku bunga pada mata uang lainnya. Bank of Japan, misalnya, diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga saat rapat pada hari Jumat.

Di pagi hari, pasangan mata uang utama relatif stabil karena pasar menunggu untuk mendengar pada hari Rabu nada komentar Federal Reserve AS tentang kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Pedagang ingin melihat apakah The Fed memberikan petunjuk tentang seberapa cepat akan menaikkan suku bunga lagi setelah mencapai kenaikan seperempat poin yang mereka harapkan akan diumumkan pada hari Rabu.

Pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi The Fed akan dirilis dan akan diikuti oleh konferensi pers. Upaya bank sentral untuk menurunkan lonjakan inflasi tanpa memicu resesi ditantang lebih lanjut oleh dampak perang Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada hari Selasa bahwa Kyiv siap untuk menerima jaminan keamanan yang menghentikan tujuan jangka panjang dari keanggotaan aliansi NATO, yang ditentang Moskow.

Pembicaraan damai dengan Rusia, melalui tautan video, dilanjutkan pada hari Selasa, pertama kali putaran pembicaraan berlangsung di hari kedua.