Harga Emas Melemah Akibat Penguatan Dolar AS

Kenaikan selera risiko investor dan penguatan dolar AS membuat harga emas melemah pada Selasa (07/12)

Namun investor masih menahan kepemilikan emas. Ketidakpastian akan penyebaran varian baru Omicron dan jelang pengumuman inflasi AS di pekan ini membuat penurunan logam mulia tersebut sedikit tertahan.

Pasar saham juga rebound dari minggu lalu, ketika penyebaran varian Omicron dan ekspektasi kebijakan moneter AS yang lebih ketat mengguncang pasar.

Emas di pasar spot melemah hingga ke 1.780,95 USD per ounce di Selasa (07/23) pagi WIB. Di sisi lain, emas berjangka AS anjlok menjadi 1.781,90 USD per ounce.

Dolar AS yang lebih kuat, kenaikan imbal hasil obligsi dan peningkatan selera risiko melemahkan minat para pelaku pasar pada emas.

Investor sedang menunggu data harga konsumen AS yang akan keluar pada Jumat nanti. Data ini akan menjadi isyarat strategi kebijakan moneter the Federal Reserve.

Sementara itu, GBP naik ke 1,32727 dolar AS dan EUR/USD melemah tipis ke 1,12862. Pasangan AUD/USD turun ke 0,70539 dan USD/JPY naik ke 113.479.

Emas Alami Penurunan Setelah Melonjak di Akhir Pekan

Senin (6/12) pagi di waktu Asia, emas mengalami penurunan tipis. Harga emas spot berada di 1.783,16 USD per ons troi, turun dari 1.783,28 USD, harga terakhir di akhir pekan lalu. Sementara harga emas kontrak Februari 2022 di Commodity Exchange turun ke 1.782,91 USD per ons troi dari sebelumnya 1.783,91 USD per ons troi.

Harga emas naik jelang akhir pekan lalu karena investor khawatir akan tapering Federal Reserve yang lebih cepat dan potensi kenaikan risiko akibat varian Covid-19 delta dan omicron.  

Sentimen di pasar keuangan masih datar di awal pekan kedua Desember. Data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang beragam dan kekhawatiran di sekitar varian virus corona omicron membebani sentimen pasar. Data pada akhir pekan lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS sangat melambat pada November. Tetapi tingkat pengangguran turun ke level terendah 21 bulan di 4,2%. Data ini menunjukkan pasar tenaga kerja dengan cepat mengetat. 

Sementara imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun di bawah 1,4% untuk pertama kalinya sejak September. Penurunan yield ini mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga. Pergerakan tipis harga emas kemungkinan berlanjut sepanjang pekan.  

The Fed diperkirakan akan mempercepat penghentian program pembelian obligasi pada rapat bulan ini. The Fed akan menimbang kondisi pasar tenaga kerja untuk membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih awal dari yang mereka proyeksikan. 

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, diterjemahkan menjadi biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas, yang tidak membayar bunga.

Sementara itu, harga logam mulia lainnya, platinum naik 0,7 persen menjadi 942,63 dolar AS dan palladium meningkat hingga 1.824,47 dolar AS. Perak naik menjadi 22,524 dolar AS per ounce.

Di sisi lain, GBP menurun ke 1,32311 dolar AS dan EUR/USD melemah ke 1,12896. Pasangan AUD/USD turun ke 0,70144 dan USD/JPY menurun ke 112.995.

Emas Berbalik Arah di Akhir Pekan

Emas kembali melemah karena investor bertaruh Federal Reserve AS akan  lebih cepat  mengurangi pembelian obligasi untuk mengatasi lonjakan inflasi meskipun ada kekhawatiran pemulihan ekonomi di tengah varian baru virus corona Omicron.

Jumat (3/12), emas berjangka AS anjlok 0,3 persen menjadi 1.778,11 dolar AS dan emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi 1.777,87 dolar AS per ounce.

Jerome Powell mengatakan dalam kesaksian kongres pada hari Rabu bahwa bank sentral harus siap untuk menanggapi kemungkinan bahwa inflasi tidak akan surut pada paruh kedua tahun 2022,

Ia juga mengatakan bahwa The Fed akan mempertimbangkan pengurangan pembelian obligasi yang lebih cepat pada pertemuan dua hari mendatang yang akan dimulai pada 14 Desember.

Laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan penggajian swasta meningkat sebesar 534.000 pekerjaan pada bulan November. Laporan tersebut dapat mempengaruhi sikap suku bunga Fed. 

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, diterjemahkan menjadi biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas, yang tidak membayar bunga.

Di sisi lain, harga logam mulia lainnya, platinum naik 0,7 persen menjadi 940,08 dolar AS dan palladium meningkat hingga 1.756,47 dolar AS. Perak naik 0,5 persen menjadi 22,41 dolar AS per ounce.

Sementara itu, GBP naik tipis ke 1,32874 dolar AS, sedangkan EUR/USD melemah ke 1,12990. Pasangan AUD/USD turun ke 0,70648. USD/JPY naik tipis ke 113,085.

Dolar Melemah, Emas pun Melonjak

Emas melonjak di Kamis (2/12) pagi WIB di saat dolar AS melemah.

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi 1.780,06 USD per ounce setelah jatuh pada dua hari lalu, menyusul pernyataan Chairman Federal Reserve Jerome Powell, bank sentral akan membahas apakah bakal mengakhiri pembelian obligasi lebih cepat dari ekspektasi pada pertemuan Desember.

Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi Amerika yang kuat dan ketidakseimbangan penawaran-permintaan akan bertahan dalam waktu dekat, pembuat kebijakan harus siap untuk menanggapi kemungkinan bahwa inflasi sepertinya tidak surut pada semester kedua tahun depan seperti diprediksi.

Kekhawatiran atas varian COVID-19 baru mensupport emas karena pembatasan baru akan memperlambat ekonomi global, dengan dolar yang lebih lemah juga meningkatkan permintaan bagi logam safe-haven tersebut.

Sementara itu, emas berjangka naik 0,4 persen menjadi 1.784,31 per ounce. Pantulan emas datang bersamaan dengan rebound dalam ekuitas, bahkan ketika Amerika memberlakukan aturan pengujian Covid-19 yang lebih ketat bagi pelancong udara, sementara lebih banyak negara memperketat perbatasan.

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong yield obligasi pemerintah.

Harga perak di pasar spot jatuh sejauh 2,3 persen menjadi 22,28 USD per ounce. Platinum stabil di posisi 934,55 dolar per ounce, sedangkan paladium naik 0,1 persen menjadi 1.740,25 dolar per ounce.

Di sisi lain, GBP menurun ke 1,32859 dolar AS dan EUR/USD melemah tipis ke 1,13215. Pasangan AUD/USD turun ke 0,70931 dan USD/JPY menurun ke 113,034.

Waduh, Emas Anjlok Gara-gara Pernyataan Hawkish Jerome Powell

Rabu (1/12) pagi WIB, emas anjlok. Hal ini terjadi ketika para investor terpengaruh oleh pernyataan hawkish dari Kepala Federal Reserve AS Jerome Powell.

Keuntungan awal dari reli lebih dari satu persen yang dipicu oleh kekhawatiran atas varian baru virus Corona, Omicron akhirnya jadi terhapuskan.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,7 USD atau setara 0,49 persen dan ditutup pada 1.776,52 USD per ounce. Di pasar spot, emas juga merosot 0,7 persen di 1.773,21 USD per ounce.

Pasar AS sempat tutup pekan lalu, tepatnya pada Kamis (25/11) untuk liburan Thanksgiving. Pada awal sesi harga emas melonjak 1,3 persen setelah peringatan dari CEO Moderna bahwa vaksin Covid-19 cenderung kurang efektif terhadap varian baru. Namun, merosot dengan cepat setelah pernyataan yang cenderung hawkish dari Ketua Fed. 

Dalam sebuah kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat AS, Kepala Fed Jerome Powell mengatakan The Fed kemungkinan akan membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi skala besar pada pertemuan berikutnya. Komentar Powell mendorong sedikit rebound dalam dolar. Sementara itu, indeks acuan saham AS jatuh setelah pidato Powell. Kondisi ini mendorong investor untuk menjual emas untuk menutupi margin call. 

Adapun, dia juga berbicara kekhawatiran tentang Omicron, mengatakan Fed dapat mengakhiri pembelian asetnya beberapa bulan lebih awal. 

Emas digunakan untuk lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, dalam jangka panjang, emas akan didukung oleh kekhawatiran atas varian virus.

Penurunan emas datang bersamaan dengan penurunan di Wall Street, setelah komentar Powell mengisyaratkan pergeseran yang lebih cepat ke kebijakan pengetatan yang merugikan sentimen risiko yang sudah terbebani oleh kekhawatiran atas Omicron. 

Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board turun ke 109,5 di November dari 111,6 di Oktober. Ini merupakan penurunan keempat dalam lima bulan terakhir.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 3,7 sen menjadi ditutup pada 22,815 dolar AS per ounce. Adapun, platinum untuk pengiriman Januari turun 3,86 persen, menjadi ditutup pada 927,30 USD per ounce.

Di sisi lain, GBP menurun tipis ke 1,33104 dolar AS, namun EUR/USD naik ke 1,13260. Pasangan AUD/USD melonjak ke 0,71508 dan USD/JPY menurun ke 113,307.

Investor Masih Menunggu, Emas Jadi Stabil

Selasa (30/11), investor memilih untuk menunggu dahulu sembari menilai sejauh mana varian virus corona Omicron dapat merugikan perekonomian global. Akibatnya, harga emas masih datar.

Harga emas spot tidak berubah pada 1.785,15 USD per ons troi, sedangkan harga emas berjangka AS naik sedikit, 0,2% menjadi 1.784,31 USD.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa pada hari Senin prediksinya adalah inflasi akan surut hingga tahun depan. 

Pasalnya penawaran dan permintaan menjadi lebih seimbang, tetapi memperingatkan bahwa jenis baru Covid-19 memperkeruh prospek dan harga dapat terus naik lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. 

WHO mengatakan bahwa varian virus corona Omicron membawa risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi. Sementara penutupan perbatasan oleh lebih banyak negara membayangi pemulihan ekonomi dari pandemi dua tahun terakhir ini. 

Tetapi seorang ahli penyakit menular Afrika Selatan mengatakan, vaksin yang ada seharusnya efektif untuk mencegah penyakit parah dari varian tersebut. 

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang emas, yang tidak membayar bunga. 

Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa berusaha meyakinkan investor atas varian virus corona baru dengan alasan bahwa ekonomi zona euro telah belajar untuk mengatasi gelombang pandemi berturut-turut. 

Di sisi lain, harga paladium naik 0,4% menjadi 1.801,27 USD dan platinum naik 0,4% menjadi 966,58 USD per ons troi. Sedangkan, harga perak spot stabil di 22,88 USD per ons troi. 

Sementara itu, GBP menurun tipis ke 1,33213 dolar AS, namun EUR/USD naik tipis ke 1,12986. Pasangan AUD/USD melonjak ke 0,71475 dan USD/JPY juga naik ke 113,629.

Emas Menguat Sedikit Karena Dolar Melemah

Emas menguat karena dolar sedikit mengalami penurunan, tetapi komentar dari pembuat kebijakan Federal Reserve AS yang menyarankan bank sentral dapat mempercepat pengurangan stimulus membebani logam.

Harga emas menguat 0,2 persen menjadi 1.792,05 USD per ounce pada Jumat (26/11), setelah jatuh ke level terendah sejak 4 November sejak 2 hari lalu. Emas berjangka AS melonjak hingga 1.791,70 USD per ounce.

Indeks dolar naik tipis 0,1 persen, mengurangi biaya logam untuk pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Kenaikan suku bunga akan mengurangi daya tarik emas karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang logam tanpa bunga. Produk domestik bruto naik pada tingkat 2,1 persen pada kuartal ketiga.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah sejak 1969 pekan lalu, menunjukkan aktivitas ekonomi sedang meningkat.

Semakin banyak pembuat kebijakan Fed mengindikasikan mereka akan terbuka untuk mempercepat penghapusan program pembelian obligasi mereka jika inflasi tinggi bertahan dan bergerak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga, risalah pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS menunjukkan.

Tekanan harga memanas di bulan Oktober, dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah menguap, naik 0,4 persen.

Bank Sentral Eropa harus menjaga biaya pinjaman saat pandemi virus corona terus menerus dan tidak ada tanda bahwa inflasi semakin tidak terkendali, anggota dewan ECB Fabio Panetta mengatakan pada hari Rabu.

Sementara itu harga logam lainnya perak naik menjadi 23,63 USD per ounce. Platinum naik 1,3 persen menjadi 986,25 USD dan paladium naik 0,7 persen pada 1,864,28 USD.

Di sisi lain, GBP melemah ke 1,32995 dolar AS. EUR/USD naik tipis ke 1,12152. Namun, pasangan AUD/USD menurun di 0,71376 dan USD/JPY meningkat ke 114.656.

Emas Alami Penurunan Selama 5 Hari Berturut-turut

Emas masih belum mampu bangkit, dan tertahan di bawah 1.800 dolar AS ons setelah anjlok lebih dari 4% dalam 4 hari perdagangan sebelumnya. Rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang sangat tinggi memperkuat isu kenaikan suku bunga lebih awal, yang memberikan penurunan pada emas.

Emas mengakhiri perdagangan di 1.788,5 dolar AS per troy ons, melemah tipis kurang dari 0,1%. Meski demikian, emas sudah turun terus menerus dalam 5 hari beruntun.

Departemen Perdagangan AS kemarin malam melaporkan inflasi yang dilihat dari melesat 5% tahun ke tahun di bulan Oktober, yang tertinggi sejak November 1990.

Data lain yang dirilis kemarin juga menunjukkan penguatan perekonomian AS sehingga mendukung kenaikan suku bunga lebih cepat.

Klaim tunjangan pengangguran mingguan mengalami penurunan menjadi 199.000 orang yang merupakan level terendah dalam lebih dari 50 tahun terakhir. Kemudian belanja konsumen di bulan Oktober dilaporkan naik 1,3% dari bulan sebelumnya yang naik 0,6%. Belanja konsumen merupakan tulang punggung perekonomian AS, berkontribusi sekitar 70% dari total produk domestik bruto (PDB).

Kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat juga terlihat dari rilis notula rapat kebijakan moneter bulan ini. Dalam notula tersebut menunjukkan para anggota dewan siap menaikkan suku bunga lebih awal jika inflasi terus meningkat.

Di sisi lain, GBP melemah ke 1,33336 dolar AS. EUR/USD anjlok ke 1,12050 dan pasangan AUD/USD menurun di 0,72024. Namun, USD/JPY meningkat ke 115.380.

Dipilihnya Jerome Powell untuk Masa Jabatan Kedua Buat Dolar Stagnan

Rabu pagi di waktu Asia, indeks dolar AS bertahan di level tertinggi 16 bulan. Dolar stagnan setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dipilih untuk masa jabatan kedua, memperkuat ekspektasi pasar bahwa suku bunga AS akan naik pada 2022.

Indeks dolar sedikit berubah hari ini di 96,462, setelah mencapai tertinggi 16 bulan di 96,61. 
Pandangan bahwa The Fed kemungkinan akan mulai menaikkan suku bunga pada pertengahan 2022, setelah program pembelian obligasinya dihentikan, didukung oleh pencalonan kembali Powell.

Pasar mata uang dalam beberapa bulan terakhir sebagian besar didorong oleh persepsi pasar tentang langkah yang berbeda di mana bank-bank sentral global mengurangi stimulus era pandemi dan menaikkan suku bunga.Aktivitas bisnis AS melambat secara moderat pada November di tengah kekurangan tenaga kerja dan penundaan bahan baku, berkontribusi pada harga yang terus melonjak di pertengahan kuartal keempat.

Sementara itu, euro bangkit dari posisi terendah 16 bulan dibantu oleh pertumbuhan bisnis yang lebih baik dari perkiraan di wilayah tersebut. Euro menguat 0,16% terhadap dolar menjadi 1,1250 dolar AS, setelah sebelumnya mencapai level terendah 16-bulan di 1,1225 dolar AS. Menteri Kesehatan Jerman telah menyerukan pembatasan lebih lanjut pada ruang publik. 

Amerika Serikat mengatakan pada Selasa akan melepaskan jutaan barel minyak dari cadangan strategis berkoordinasi dengan China, India, Korea Selatan, Jepang dan Inggris untuk mencoba mendinginkan harga setelah produsen OPEC+ berulang kali mengabaikan seruan untuk lebih banyak memasok minyak mentah. 

Dolar mencapai level tertinggi empat setengah tahun terhadap yen Jepang di 115,07 yen. Greenback mencapai tertinggi tujuh minggu di 1,2745 dolar Kanada, yang dirugikan oleh penurunan harga minyak, sebelum turun kembali ke 1,2682 dolar Kanada karena harga minyak rebound. 

Di sisi lain, Poundsterlling pun melemah ke 1,33741 dolar AS. EUR/USD anjlok ke 1,12333 dan pasangan AUD/USD menurun di 0,72200.

Emas Alami Penurunan Akibat Pencalonan Powell Kembali

Selasa pagi di Waktu Indonesia Barat, emas mengalami penurunan. Dollar AS yang menguat membuat logam ini melemah setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dinominasikan untuk masa jabatan kedua, mendorong ekspektasi bahwa bank sentral dapat tetap berada di jalur pengurangan dukungan ekonomi. 

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melorot 45,2 dolar AS atau seraea 2,45 persen hingga 1.806,30 dolar AS per ounce. Emas di pasar spot juga jatuh 2,1 persen, menjadi 1.805,30 dolar AS per ounce terendah sejak awal November.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS semakin memperlemah emas, membuat emas mengalami penurunan harian tertajam dalam lebih dari tiga bulan. 

Pencalonan kembali Powell juga menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pasar uang sekarang memperkirakan Fed untuk menaikkan suku bunga pada Juni mendatang.

Dollar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi mahal bagi pembeli luar negeri, sementara suku bunga yang lebih tinggi diterjemahkan menjadi peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pembuat kebijakan Fed sedang memperdebatkan apakah akan menarik dukungan lebih cepat untuk menangani inflasi, setelah salah satu pejabatnya yang paling berpengaruh mengisyaratkan bahwa gagasan itu akan dibahas pada pertemuan Desember.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun menjadi 24,297 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari melemah 20,9 dolar AS sampai ditutup pada 1.015,1 dollar AS per ounce.

Di sisi lain, pasangan USD/JPY naik ke 115,049. GBP melemah ke 1,33895 dolar AS. EUR/USD anjlok ke 1,12331 dan pasangan AUD/USD menurun tipis hingga ke 0,72171.