Bitcoin Terus Menarik Perhatian

Sempat diremehkan oleh lawannya dalam hal volatilitas dan dasar spekulatif, Bitcoin, yang terus memecah rekor, dapat digunakan dalam portofolio multi-aset, kata Robeco.

Bitcoin, yang tahun lalu bernilai kurang dari USD 10.000, kini memiliki modal lebih dari USD 1 triliun, kata Robeco. Mata uang kripto yang paling terkenal itu mencetak rekor titik tinggi baru pada hari Rabu di USD 64.895,22 karena bank dan sektor bisnis menunjukkan ketertarikan yang meningkat terhadap aset tersebut.

Berdasarkan riset oleh tim multi-aset Robeco, Bitcoin dapat memberikan 1% alokasi pada portofolio multi-aset yang beragam dan standar dengan kontrol risiko dan aturan manajemen portofolio yang ketat untuk diterapkan.

“Bitcoin jadi topik berita utama setiap hari – tidak hanya karena peningkatannya yang melejit dan volatilitasnya yang tak tertandingi, tapi juga karena debat panas antara pendukung dan lawannya,” jelas Robeco.

“Tapi yang menarik adalah berkembangnya konsensus terhadap sifat asli dari Bitcoin,” tambahnya. “Dalam beberapa bulan ini, kita mulai mendengar penjelasan yang jelas dan tegas bahwa Bitcoin menjadi tempat ambil nilai dalam bentuk emas digital.”

Dengan demikian, Bitcoin dapat berperan sebagai lindung nilaiterhadap inflasi, selayaknya emas, tambahnya.

“Jika Anda mencari lindung nilai yang potensial terhadap inflasi, anjloknya imbal hasil obligasi nyata dan/atau devaluasi Dolar AS, investasi emas digital dapat menjadi langkah bijaksana yang membantu untuk meragamkan portofolio,” kata manajer tersebut.

Sementara itu, Coinbase Global, platform perdagangan mata uang kripto terbesar di AS, melonjak di Wall Street dalam debutnya di Nasdaq dan bernilai sekitar USD 100 miliar, serta menandai tonggak sejarah lain dalam pengembangan Bitcoin dan aset digital lainnya.

Saham dibuka pada USD 381, naik 52,4% dari harga patokan USD 250. Harga saham USD 381 memberi Coinbase penilaian USD 99,95 miliar dengan basis yang sangat likuid dan modal pasar sebesar USD 75,9 miliar.

Peluncuran Coinbase melalui pendaftaran langsung menandai kemenangan bagi pendukung mata uang digital di tahun yang telah melihat banyak perusahaan terkenal, termasuk Tesla, memasuki sektor ini.

Didirikan pada tahun 2012 di San Francisco, Coinbase memiliki 56 juta pengguna di seluruh dunia dan USD 223 miliar dalam aset yang dikelola, mewakili 11,3% dari pangsa pasar aset kripto.

Perusahaan tersebut bernilai sedikit di bawah USD 6 miliar September lalu, tetapi nilainya telah meningkat berbarengan dengan Bitcoin.

Untuk kuartal pertama, karena harga Bitcoin lebih dari dua kali lipat, Coinbase memperkirakan pendapatannya lebih dari USD 1,8 miliar versus USD 1,3 miliar untuk setahun penuh tahun 2020. Laba bersih kuartalannya berada di antara USD 730 juta dan USD 800 juta, menurut perkiraan grup.

Sumber Grafik: Tradingview 14.04.2021

DXY Menuju Rebound Dollar (dan Long Rate)?

Indeks Dollar telah berada dalam tekanan pada beberapa minggu lalu tapi dapat secara cepat melanjutkan tren naiknya. DXY kehilangan hampir 1,6 persen sejak mencapai titik tingginya pada bulan Maret di 93.437 dan kini diperdagangkan lebih dekat ke titik 91,8 di hari Selasa.

Tren Dollar akan bergantung lebih banyak kepada tren long rate AS. Dalam proses konsolidasinya saat ini, long rate AS telah berada dalam tekanan dalam dua minggu terakhir karena portofolio kembali diseimbangkan. Namun, tren long rate tetap naik dan imbal hasil obligasi 10 tahun AS dapat mencetak titik tinggi baru dalam beberapa minggu kedepan, asal proyeksi ekonomi dan inflasi dari investor direvisi naik.

Agar hal ini dapat terjadi, kampanye vaksinasi harus terus meningkat, rencana investasi infrastruktur Joe Biden harus disetujui oleh Kongres, dan perilisan data ekonomi harus terus menunjukkan pemulihan yang kuat di ekonomi AS.

Berita buruk di Eropa juga akan mendukung Dollar karena Dollar adalah rekanan utama dari mata uang tunggal tersebut. Maka dari itu, kemunduran kampanye vaksinasi, perpanjangan larangan Kesehatan atau statistic Eropa yang buruk akan berdampak baik pada Dollar.

Dua data statistik kunci yang harus diperhatikan hari ini adalah Indeks Sentimen Ekonomi Zona Eropa yang dirilis dibawah consensus di 66,3 dan inflasi CPI AS sedikit berada diatas ekspektasi di 2,6 persen. Pengumuman makro selanjutnya yang harus diperhatikan adalah Beige Book di hari Rabu, indeks manufaktur Fed New York dan Philadelphia di hari Kamis, dan inflasi CPI zona Eropa dan indeks kepercayaan konsumen dari Universitas Michigan di hari Jumat.

Terkait Analisa teknikal, proyeksi fundamental untuk DXY adalah naik terlepas retracement Dollar di akhir Maret. Namun begitu, disarankan untuk menunggu terobosan di titik tinggi harian yang baru-baru ini rata di bawah MA 20 hari di sekitar 92,4 sebelum kembali memposisikan diri untuk melakukan aksi beli. Jika hal itu terjadi, resistansi pertama yang harus diperhaikan adalah titik ayunan rendah di tanggal 6 April di sekitar 92,80 yang diikuti dengan titik tinggi tanggal 31 Maret di 93,437.

Jika retracement Dollar terus berada dibawah titik dukungan di 92 poin, proyeksi jangka pendek adalah turun menuju titik rendah pertengahan bulan Maret di 91,34 poin, lalu kemudian d 90,62 poin.

Sumber Grafik: Tradingview 13.04.2021

Pembalikan EURUSD Terbentuk

EURUSD mengawali pekan sedikit lebih tinggi karena trader akan memerhatikan data ekonomi, termasuk data inflasi AS di hari Selasa. Euro, yang sedang jatuh tajam terhadap Dolar dari awal tahun, justru menguat sejak awal bulan. Dolar menggagalkan prediksi penurunan tajam yang telah berlipat di akhir 2020 dengan prospek pendalaman defisit AS.

Dolar telah mencetak kuartal pertama terbaiknya sejak 2015. Sebagai gantinya, nilai Euro menyusut hampir 4% dalam tiga bulan akibat kemerosotan prediksi pemulihan dan kesenjangan pertumbuhan ekonomi antara AS dan zona Eropa.

Sebagai tambahan, pada acara wawancara hari Minggu Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell memperkirakan bahwa ekonomi AS “berada di titik infleksi” dengan rebound di pertumbuhan dan pekerjaan di beberapa bulan mendatang.

Bank sentral AS berjanji untuk tetap melonggarkan kebijakan moneternya guna membantu pemulihan, tapi banyak pelaku pasar percaya bahwa pemulihan akan terjadi dengan pesat dan inflasi dapat bergerak tidak terkontrol sehingga institusi tersebut terpaksa untuk menaikkan suku bunga utamanya.

Menurut grafik, EURUSD telah berhasil naik ke atas USD 1,18739. Titik resistansi yang berubah menjadi titik support ini juga diperkuat oleh dukungan MA 200 hari. Maka dari itu, pembeli harus mempertahankan titik utama ini untuk menghindari kembalinya kita ke sisi bawah di saluran jangka panjang di sekitar USD 1,1770.

Dalam jangka pendek, Euro masih terkunci di saluran turun (kisaran paralel di grafik mingguan). Dengan demikian, terobosan USD 1,2050 akan memperkuat skenario pemulihan tren naik yang akan datang. Pasangan mata uang ini bisa memulai gelombang tren naik baru. Terobosan USD 1,2050 akan menyebabkan akselerasi menuju USD 1,2180 dan kemudian menuju titik tinggi sebelumnya.

Di sisi lain, sinyal peringatan untuk penjual adalah penembusan di bawah USD 1,1710. Ini bukan pertanda baik untuk waktu yang akan datang dan pasar akan mengambil risiko pembalikan tren ke sekitar USD 1,1500.

Sumber Grafik: Tradingview 12.04,2021

Proyeksi Mingguan Emas

Emas mungkin bersiap untuk menembus ke atas titik resistansi kuncinya di USD 1.750 di pekan mendatang. Logam kuning tersebut menikmati permulaan yang baik ke kuartal kedua, mendapat keuntungan hampir 1 persen di pekan sebelumnya yang ditutup di sekitar USD 1.743,75 per ons.

Setelah koreksi yang tajam di bulan Februari menyusul kenaikan di suku bunga riil, harga emas stabil di bulan Maret. Seluruh perhatian dipusatkan ke Federal Reserve di minggu ini karena pasar mencerna penantian The Fed dan melihat pendekatan yang diharapkan untuk bertahan hingga akhir tahun.

“Yang berbeda di pekan ini adalah bahwa The Fed nampak yakin kalau kita harus menunggu hingga tahun depan untuk membuktikan kesalahan terkait inflasi. Menjelang hal ini, pasat berusaha untuk hedge sepanjang resiko inflasi ini. Kini, hal tersebut akan terus didorong lebih jauh,” kata analis Oanda, Moya.

Sebagai balasannya, kebanyakkan investor beralih ke aset beresiko yang mendapat keuntungan dari pemulihan ekonomi yang dilihat dari pasar imbal hasil obligasi AS dimana imbal hasilnya naik secara signifikan di bulan lalu.

Mungkin, ons emas kini telah membentuk pola reversal: double botton di sekitar USD 1.670. Maka dari itu, harga berusaha untuk menembus USD 1.750 untuk kembali naik. Moving average 50 hari merupakan rintangan terakhir untuk membuka potensi tren naik. Jika titik kunci ini gagal, kita harus melihat kisaran perdagangan antara USD 1.750 dan USD 1.670.

Sebaliknya, jika pembeli berhasil mendapatkan keuntungan psikologis dengan pergerakan kuat di atas USD 1.750, pasar bisa memulai pemulihan tren naik. Para trader mungkin melihat untuk memasuki posisi beli konservatif untuk menguji kenaikan ke level kritis 1.750 dan mengukur setiap jatuhnya momentum pembelian. Dukungan langsung akan berada di sepanjang MA20 hari tepat di bawah angka 1.738,50.

Analisis grafik menunjukkan pergerakan baru menuju USD 1.790 dan kemudian USD 1.825. Lebih lanjut, logam kuning tersebut telah terkunci di channel tren turun sejak Agustus 2020. Penembusan ke atas akan menjadi pertanda baik dan akan memperkuat skenario naik kami untuk beberapa minggu ke depan.

R3 1,875.46
R2 1,820.00
R1 1,786.25
S1 1,738.50
S2 1,722.80
S3 1,680.00

Sumber Grafik: Tradingview 11.04.2021

Emas Stabil di Bulan Maret, Mencari Traksi Atas

Harga emas telah pulih di sesi terkini. Setelah kembali jatuh ke USD 1.670 minggu lalu, ons emas kembali ke atas titik tinggi bulan Maretnya di USD 1.756,23 berkat sedikit penurunan di suku bunga jangka panjang. Imbal hasil obligasi 10 tahun kehilangan hampir 10 basis poin dari titik tinggi 1,77% di hari Selasa ke 1,64% di hari Kamis pagi.

Setelah koreksi tajam di bulan Februari, harga emas telah stabil sesuai observasi Laurent Schwartz, Presiden “Comptoir National de l’Or”. Pada tanggal 31 Maret, ons emas ada di 1,440.61 Euro, yang merupakan peningkatan sebesar 0,17% di bulan tersebut.

Ini berarti tidak begitu banyak perubahan pada performa emas di tahun 2021 karena tetap negatif -6,45%. Menariknya, harga emas dalam Euro naik lebih baik ketimbang harga dalam Dolar di 1.691,05, turun hampir 3% dan menghantar performa Dolar tahun 2021 ke -10,6%.

Laurent Schwartz menyatakan bahwa celah dalam ekuitas melebar. Yang terakhir memiliki kinerja bulanan yang baik, khususnya di Eropa. Indeks CAC 40 naik 6,4% di bulan Maret, membuatnya mengalahkan si logam kuning lebih dari 15% di 2021. Keuntungannya berpihak pada aset berisiko di bulan Maret yang terdongkrak oleh optimisme seputar tingkat pemulihan ekonomi. Namun, sebaliknya menahan harga emas karena naiknya suku bunga.

Di Amerika Serikat, data pekerjaan yang prima dirilis di bulan Maret, sementara secara global indikator kepercayaan bisnis dan konsumen menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Namun, pemulihan ini nampaknya macet, khususnya terkait situasi kesehatan di Eropa karena kini kita melihat imbal hasil obligasi yang sedikit mengetat.

Pergerakan suku bunga jangka panjang terus menjadi faktor utama yang memengaruhi harga emas. Untuk saat ini, suku bunga jangka panjang sedang mundur tapi tren utama tetap naik. Pada situasi saat ini di mana optimisme pelaku pasar sedang meningkat terkait pemulihan ekonomi global, nampaknya penurunan imbal hasil sangat tidak mungkin terjadi.

Harga emas mungkin tertekan selama suku bunga jangka panjang meningkat. Agar suku bunga bisa memulai tren turunnya, proyeksi investor terkait pertumbuhan dan/atau inflasi harus direvisi menjadi turun, yang nampaknya tidak mungkin selama kebijakan moneter dan fiskal sangat berkembang dan produksi vaksin juga meningkat.

Sumber Grafik: Tradingview 08.04.2021

Dolar Melambung Akibat Hasil Rapat Fed

Dolar AS sedikit naik terhadap Euro di hari Rabu pasca rilis hasil rapat moneter terkini oleh bank sentral (Fed) AS. Para pembuat kebijakan Fed menyatakan dalam pertemuannya bulan lalu bahwa terlepas dari peningkatan ekonomi AS, Fed masih belum mencapai tujuannya.

Pada waktu penulisan, indeks Dolar (DXY) telah naik 0,13%, membalas kerugian tiga hari berturut-turut, sementara EURUSD yang sebelumnya diperdagangkan lebih tinggi, jatuh 0,10% ke USD 1,1862 per Euro.

Dalam hasil pertemuan moneter tanggal 17 Maret, Fed kembali menyatakan bahwa kebijakan moneter ultra-akomodatif akan tetap ada hingga target pekerjaan dan inflasi terpenuhi dan tidak akan diubah hanya karena perkiraan ekonomi.

Kebanyakan peserta Komite Moneter merasakan bahwa “risiko mengenai prediksi inflasi seimbang.” Namun, beberapa menyatakan bahwa “gangguan pasokan dan permintaan yang kuat dapat mendorong harga sedikit lebih tinggi dari yang diantisipasikan,” berdasarkan hasil pertemuan tersebut.

Imbal hasil obligasi 10 tahun AS sedikit berubah saat hasil pertemuan bank sentral dirilis, yaitu tetap di sekitar 1,65%.

Sementara itu, ekonomi AS pulih lebih cepat dari negara-negara lain di dunia, yang juga didorong oleh vaksinasi dan paket stimulus raksasa, para trader berpikir berapa lama Fed akan mampu mempertahankan kebijakan moneter ultra-akomodatifnya tanpa membuat ekonomi terlalu panas dan inflasi mengambil alih.

Pengetatan kebijakan moneter AS akan membuat Dolar lebih menarik. Pertemuan moneter oleh Fed selanjutnya akan dijadwalkan pada tanggal 27-28 April.

Sementara Euro telah pulih terhadap Dolar sejak awal bulan, mata uang tunggal Eropa tersebut masih tetap merugi 2,7% sejak awal tahun.

Dengan kampanye vaksinasi di Uni Eropa yang melambat, investor tidak terlalu optimis terkait pemulihannya.

Sumber Grafik: Tradingview 07.04.2021

Harga Emas Rebound Pasca Rencana Infrastuktur Joe Biden

Harga emas telah rebound dalam beberapa hari terakhir dan kembali mendekati titik tingginya di bulan Maret. Logam mulia tersebut mendapat keuntungan jangka pendek dari konsolidasi suku bunga jangka panjang dan juga dari rencana investasi infrastruktur AS.

Joe Biden memperkenalkan bagian pertama dari rencana tersebut lebih kecil dari yang diprediksikan pada minggu lalu, yaitu USD 2,3 triliun dibanding perkiraan awal di kisaran USD 3 triliun dan USD 4 triliun, tapi akan diikuti dengan bagian keduanya di musim panas ini.

RUU ini memberi dampak positif bagi emas di kondisi saat ini di mana pasar khawatir inflasi mengalami slippage dan utang yang berada dalam tingkatan yang belum pernah muncul sejak Perang Dunia II.

Dengan begitu, proyeksi emas masih turun. Meskipun suku bunga telah berkonsolidasi dalam beberapa hari terakhir, tren tetap naik. Selama suku bungadi AS tetap naik, pasar obligasi akan nampak lebih menarik, yang selanjutnya menekan emas.

Terkait analisis teknikal, tren utamaturun sejak musim gugur tahun lalu. Namun, sejak mencapai titik rendahnya pada Mei 2020 di sekitar USD 1.660, emas telah berkonsolidasi antara level dukungan ini dan titik rendahnya pada November 2020 di USD 1.764, yang ditembus di akhir Februari.

Di bawah USD 1.764, prediksi turun terus mendominasi. Pembalikkan harga di dekat titik resistansi ini dapat menjadi titik harga menarik untuk kembali ke arah tren utama.

Prediksi naik dapat muncul lagi jika harga emas menembus resistansi tersebut. Harga emas selanjutnya akan membentuk pola pembalikkanturun “double bottom” yang akan membuka jalan agar emas bisa kembali ke titik puncak saluran turun jangka panjangnya.

Sederhananya, perkiraan pelaku pasar di perekonomian global akan membentuk tren emas. Semakin optimis investor terhadap ekonomi, semakin naik suku bunga jangka panjangnya yang akan menekan emas (dan sebaliknya).

Sumber Grafik: Tradingview 06.04.2021

BTCUSD Memperpanjang Keuntungan di Hari Senin Paskah, JPM Menetapkan Target Jangka Panjang

Bitcoin terkoreksi tajam pada hari Sabtu dari sekitar $59,500 di Sabtu pagi ke $56,800 di Sabtu malam, jatuh sebesar 5% dalam 10 jam. Mata uang kripto ini berusaha untuk rebound di hari Minggu meskipun tidak terlalu diyakini karena BTCUSD diperdagangkan lebih dekat ke posisi $57,000 di Minggu pagi.

Analisis teknikal menggambarkan konteks yang cenderung tidak bagus untuk BTCUSD pada sesi hari ini. Memang Bitcoin menembus ke bawah garis tren jangka panjang pada 22 Maret sebelum rebound, yang kemudian tertahan pada tanggal 30 Maret oleh garis tren lama yang sebelumnya telah ditembus, sehingga mengonfirmasi penerobosan tersebut.

Meskipun Bitcoin nampaknya tertunda untuk pembalikkan tren turun, aksi perdagangan selanjutnya mendorong aset kripto tersebut kembali ke $59,000. Pergerakan di atas $60,000 nampaknya akan kembali memicu tren naik, tetapi hanya perdagangan di garis tren lama sekitar $61,500 yang akan mengonfirmasi kelanjutan tren naik tersebut.

Di sisi lain, di luar konteks grafik yang untuk saat ini masih menyarankan trader untuk waspada karena kita akan memasuki titik penting $60,000, beberapa pendapat berpengaruh terus memberikan proyeksi yang ambisius untuk Bitcoin. Hal ini khususnya benar untuk JP Morgan, yang akhir-akhir ini menyatakan pandangannya terhadap Bitcoin dalam sebuah analisis.

JP Morgan memberikan target $130,000 untuk BTCUSD.

Dalam sebuah laporan yang dirilis akhir pekan kemarin, bank JP Morgan mengestimasikan bahwa Bitcoin dapat mencapai rekor baru dengan cepat, berkat penurunan volatilitasnya.

Bank menyatakan bahwa volatilitas harga Bitcoin telah menurun di beberapa minggu terakhir, membuat mata uang kripto tersebut lebih diterima oleh berbagai institusi yang mencari aset dengan korelasi rendah (bersama dengan pasar saham) untuk lebih meragamkan portofolio investasinya.

Pengaplikasian Bitcoin oleh institusi “nampaknya untuk memotong pergerakan terkini di struktur korelasi Bitcoin yang relatif ke kelas aset tradisional,” kata pihak bank.

Hal ini menjelaskan bahwa salah satu hambatan utama untuk mengadopsi institusional mata uang kripto adalah volatilitasnya yang sangat tinggi, yang meledak pada tahun 2020 ketika Bitcoin meningkat lebih dari tiga kali lipat. Dari perspektif manajemen risiko, volatilitas yang tinggi “bertindak sebagai hambatan untuk pengadopsian kelembagaan yang lebih besar,” kata JPMorgan.

Salah satu aset yang terkena dampak negatif dari pertumbuhan bitcoin di antara institusi adalah emas, yang telah mengalami outflow sehingga $20 miliar sejak pertengahan Oktober, dibandingkan dengan $7 miliar dalam inflow ke bitcoin selama periode yang sama, menurut pihak bank.

“Mengingat pentingnya investasi keuangan dalam emas, setiap emas sebagai mata uang ‘alternatif’ menyiratkan kenaikan tajam dalam bitcoin dalam jangka panjang,” kata JPMorgan.

Dengan demikian, bank mencatat target harga jangka panjang di posisi $130,000, yang mewakili potensi kenaikan lebih dari 120% dari level saat ini.

“Secara mekanis, harga Bitcoin perlu mencapai $130,000 untuk menyamai total investasi sektor swasta dalam emas,” kata JPMorgan.

Ingat bahwa JPMorgan sebelumnya mencatat target harga jangka panjang di posisi $146,000 untuk Bitcoin, tetapi target itu telah direvisi turun karena harga emas baru-baru ini turun dari puncak di posisi $1,900/troy ons.

“Penurunan harga emas secara mekanis telah mengurangi perkiraan potensi kenaikan untuk bitcoin sebagai alternatif digital untuk emas tradisional, dengan asumsi penyetaraan dengan bobot emas dalam portofolio,” pihak bank menjelaskan.

Target harga jangka panjang JPMorgan untuk bitcoin didasarkan pada gagasan bahwa volatilitas bitcoin akan bertemu dengan emas. Namun, selama 3 bulan terakhir, volatilitas bitcoin telah melampaui 80%, dibandingkan dengan emas yang hanya lebih dari 15%.

“Konvergensi volatilitas antara bitcoin dan emas tidak mungkin terjadi dengan cepat dan kemungkinan akan menjadi proses tahunan. Ini menyiratkan bahwa tujuan teoretis dari harga bitcoin di atas $130,000 harus dianggap sebagai tujuan jangka panjang,” kata JPMorgan.

Sumber grafik: Tradingview: 05.04.2021

Dollar AS Stabil Setelah Data Makro yang Kuat

Ekonomi AS bertambah lebih banyak lapangan pekerjaan dari yang diprediksikan di bulan Maret dibalik kemajuan pada kampanye vaksinasi covid-19 dan langkah dukungan yang diambil oleh pemerintahan Biden, yang memperkuat harapan terkait pemulihan yang kuat.

Departemen Ketenagakerjaan mencatat 916.000 orang pada data Upah Non-Pertanian (NFP)di bulan lalu, hal ini berdasarkan data yang dirilis hari Jumat, dibandingkan dengan rata-rata 647.000 orang yang diprediksi oleh beberapa ekonom yang disurvei oleh Reuters.

“Itu merupakan angka yang bagus tapi kita tidak boleh terlalu fokus ke angka itu saja,” kata JJ Kinahan, kepala strategi pasar untuk Ameritrade. “Yang terpenting adalah bursa tenaga kerja mengarah ke arah yang tepat. Kita belum berada di titik sebelum bulan Maret tahun lalu. Kita masih berada 5,5% di bawah puncaknya tapi kita memang sudah mencapai kemajuan yang bagus.”

Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah AS, yang kenaikan terkininya mencerminkan kenaikan pada harapan inflasi dan prospek rebound ekonomi yang kuat, menambah keuntungannya setelah perilisan statistik yang mencapai 2 basis poin ke hampir 1,7%.

Dollar tetap stabil terhadap sejumlah mata uang dan Wall Street tidak akan bereaksi karena mereka tidak membuka kesempatan di hari “Jumat Agung” ini.

Data bulan Maret menandakan peringatan yang menyakitkan karena laporan Maret 2020 adalah yang pertama untuk menunjukkan dampak langkah pencegahan yang diambil untuk menahan penyebaran pandemi virus korona terhadap lapangan kerja.

Hampir 1,7 juta pekerjaan hilang di bulan tersebut dan 20,7 juta hilang di bulan berikutnya. Para ekonom percaya akan dibutuhkan dua tahun supaya bursa tenaga kerja bisa memulihkan lebih dari 22 juta pekerjaan yang hilang saat krisis kesehatan tersebut.

Data Februari 2021 direvisi naik untuk menunjukkan 468.000 pekerjaan yang dihasilkan dari estimasi awal sebesar 379.000. Tingkat pengangguran jatuh ke 6,0% di bulan Maret, sejalan dengan konsensus Reuters, setelah sebelumnya di angka 6,2% pada bulan Februari. Rata-rata Pendapatan per jam jatuh 0,1% bulan lalu, dibandingkan dengan prediksi kenaikan 0,1% dan naik sebanyak tingkat tahunan di 4,2%.

Hampir 150 juta dosis vaksin covid-19 telah diberikan di AS, dimana paket bantuan anggaran sebesar USD 1,9 triliun yang diusulkan oleh pemerintahan Biden telah disetujui bulan lalu oleh Kongres dan investasi infrastruktur besar-besaran mulai terbentuk.

Ekonomi terbesar di dunia tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,3% pada kuartal terakhir tahun 2020 dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mungkin telah mencapai 10% dalam tiga bulan pertama tahun ini, menurut perkiraan yang paling optimis.

Pertumbuhan untuk 2021 secara keseluruhan bisa melebihi 7% yang akan menjadi laju tercepatnya sejak 1984. Perekonomian AS mengalami kontraksi 3,5% pada 2020, yang menjadi kinerja terburuknya dalam 74 tahun.

Sementara data yang dirilis hari Jumat akan memicu ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang kuat, mereka tidak akan melakukan apa pun untuk meredakan ketakutan pasar akan inflasi yang tak terkendali yang dapat menyebabkan Federal Reserve mengetatkan kebijakan moneter sebelum waktunya.

Dollar Index (DXY) akan menetapkan pijakan di sekitar angka 93 dengan level support terdekat di sekitar 92.5 dan resistensi di 93.5. Para trader dapat mengatur posisi dari pola konsolidasi antara kisaran ini. DXY dapat diharapkan stabil dalam jangka pendek karena volume perdagangan yang rendah selama liburan Paskah akan menjaga fluktuasi tetap terkendali.

Level Support & Resistance:

R3       94.762
R2       94.138
R1       93.463
S1       92.574
S2       92.019
S3       91.571

Sumber Grafik: Tradingview 04.04.2021

EURUSD Berupaya Stabil di Atas 1,76

Euro melejit kemarin terhadap dolar AS pada malam Jumat Agung ketika bursa keuangan AS akan tutup dan paska-kuartal pertama di mana dolar melonjak dan berlawanan dengan ekspektasi para investor.

Pada waktu penulisan, euro naik 0,39% banding dolar dengan 1,17771 dolar terhadap euro. Kurs tunggal Eropa ini stabil terhadap poundsterling dengan 85,10 penny banding euro.

Di hari sebelumnya, euro telah menyentuh titik terendahnya sejak awal November terhadap dolar dengan 1,1704 dolar banding euro. Kemudian, dalam satu tahun terhadap poundsterling Inggris, harga berada di 85,03 penny banding euro.

“Salah satu alasan utama dari pelemahan euro pada kuartal pertama adalah manajemen kampanye vaksin yang buruk, terutama jika dibandingkan dengan Inggris dan AS,” kritik Ricardo Evangelista, analis ActivTrades.

Di Prancis, pada Kamis pagi di hadapan Majelis Nasional, Perdana Menteri Jean Castex melengkapi peraturan pembatasan baru yang diumumkan oleh Emmanuel Macron sebelumnya, terutama penutupan sekolah selama beberapa pekan dan perpanjangan periode protokol pembatasan seluruh territorial.

Untuk bagiannya, Italia memutuskan untuk memperpanjang periode pembatasan hingga 30 April.

“Kekhawatiran bahwa Eropa tidak bisa mengontrol pandemi akan memperburuk prediksi ekonomi dan menekan euro,” ucap Lukman Otunuga, analis FXTM.

“Hal ini kontras dengan perekonomian AS yang beroperasi lebih cepat,” kata Lee Hardman, analis MUFG.

Sebagai pertanda pemulihan AS, jumlah pekerjaan sektor swasta yang tercipta di AS melonjak di bulan Maret (517.000 banding 176.000 di Februari), menurut survei bulanan institusi jasa bisnis ADP yang disiarkan Rabu lalu.

Pertumbuhan sektor manufaktur AS melampaui ekspektasi bulan lalu meski masih menghadapi serangkaian faktor negatif, seperti kurangnya bahan baku dan tenaga kerja, yang membatasi potensi pertumbuhannya, menurut indeks ISM yang rilis kemarin.

Namun, jumlah klaim pengangguran mingguan di AS anehnya melonjak minggu lalu, bahkan melewati angka 700.000, menurut data Departemen Ketenagakerjaan yang rilis Kamis lalu.

 (Sumber Grafik: Tradingview 01.04.2021)