EURUSD: Euro Lanjut Melemah Setelah Rilis Data Ketenagakerjaan AS

Ekonomi AS hanya berhasil menciptakan 210,000 lapangan kerja pada bulan November, yang merupakan angka terendah sejak menurunnya angka ke 306,000 lapangan pekerjaan di Desember 2020, yang berada di bawah ekspektasi pasar yaitu di angka 550,000, yang disebabkan oleh karena banyak perusahaan kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan tenaga kerja di kala pemulihan ekonomi.

Namun, angka pengangguran turun tajam dari 4.6 persen ke 4.2 persen, bahkan ketiga angka partisipasi angkatan kerja pada bulan November naik ke 61,8 persen, sekaligus merupakan tingkat tertinggi sejak Maret 2020.

Angka yang kian kontras tersebut, seakan belum sebegitu lemah, setelah adanya pergantian pandangan dari The Fed, yang mana anggota dan ketua dari The Fed mengeluarkan pernyataan yang menandakan bahwa The Fed akan menerapkan kebijakan yang lebih membatasi.

Di Eropa, kondisi Kesehatan yang kian memburuk menjadi sebuah ancaman terhadap ekonomi Kawasan tersebut. Pemerintah Jerman mengeluarkan kebijakan pembatasan terbaru kemarin, yang dikhususkan untuk masyarakat yang belum divaksin, dan berencana untuk melaksanakan voting untuk mewajibkan vaksin.

Pimpinan negara dan daerah di Jerman pada hari Kamis, memutuskan untuk melarang seluruh masyarakat Jerman yang belum divaksin untuk masuk ke tempat-tempat non esensial seperti bar, restoran, dan bioskop, sebagai upaya untuk meningkatkan tingkat vaksinasi di tengah masyarakat.

Langkah lain juga dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus, termasuk membatasi jumlah penonton pada acara olahraga, meningkatkan jumlah tes untuk masyarakat yang sudah divaksin, serta mewajibkan penggunaan masker di sekolah.

Langkah ini dapat mempengaruhi moral konsumen pada Malam Natal.

Usaha Euro untuk kembali menguat terhadap Euro juga gagal di titik resistance di 1.1383. Wick tertinggi pada hari Selasa  mengisyaratkan kembalinya seller setelah adanya sedikit rebound. Tren ini akan tetap bearish di bawah oblique bearish dan moving average 34 hari yang menurun.

Trader dapat bergerak untuk menguji titik support di 1.1170, yang telah membantu stabilisasi dari melemahnya Euro di bulan November. Breakout pada titik ini akan membawa mata uang Eropa ini turun ke 1.10, atau bahkan ke titik support yang kuat di sekitar 1.08.

Untuk membuat scenario buruk ini tidak berlaku, harga penutupan Euro-Dolar harus berada di atas 1.1383, lalu breakout dari oblique bearish.

Level Support dan Resistance:

R3 1.1691
R2 1.1451
R1 1.1383
S1 1.1337
S2 1.1170
S3 1.1050

EURUSD : Pergerakan Yang Tak Terduga Pada Dolar


Dolar AS mengalami sesi yang terombang-ambing pada hari Selasa, setelah ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa adanya risiko dari taruhan yang semakin tinggi, dan menyarankan untuk menghilangkan terminology “sementara” pada inflasi, di kala kekhawatiran tentang varian baru dari virus corona yaitu Omicron, membuat permintaan akan mata uang safe haven tetap ada.

Mungkin tampak tidak wajar untuk melihat peningkatan pada Dolar setelah adanya komentar tersebut, namun munculnya varian baru Omicron turut mengubah perspektif investor. Perlu diingat bahwa data PMI Chicago dan Kepercayaan Konsumen (Consumer Confidence) hasilnya lebih rendah dari ekspektasi pasar. Terlebih, hanya tinggal menunggu waktu sebelum varian baru tersebut menyebar di Amerika Serikat.

Maka dari itu, jika perekonomian Amerika Serikat melambat dengan adanya varian baru yang meningkatkan ketakutan terhadap pembatasan-pembatasan baru, ditambah jika the Fed pada akhirnya melakukan pengetatan pada kebijakan ekonomi, maka jalan Amerika Serikat menuju pemulihan ekonominya, yang menjadi pionir pemulihan ekonomi global, akan terhenti.

Bukan tidak mungkin bahwa Powell tidak menunggu untuk mengetahui lebih banyak tentang bahaya Omicron sebelum berbicara tentang percepatan pembelian aset. Akibatnya, para trader pun terbagi menjadi beberapa pihak, dan dolar belum melihat kenaikan yang mungkin diharapkan.

Sebelumnya, yen Jepang dan franc Swiss naik terhadap dolar setelah CEO Moderna mengatakan bahwa vaksin virus corona kemungkinan akan kurang efektif terhadap varian Omicron dibandingkan dengan varian lainnya.

Seakan menambah kekhawatiran, produsen obat Regeneron Pharmaceuticals Inc. mengatakan pada hari Selasa bahwa pengobatan antibodi COVID-19 mungkin kurang efektif terhadap varian Omicron.

Peringatan tersebut memperkuat gagasan bahwa ekonomi global mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk pulih ke tingkat sebelum pandemi. Yen dan franc Swiss turut diuntungkan dari status safe haven mereka.

Sebelum munculnya varian Omicron, pendorong utama pergerakan mata uang adalah dari bagaimana trader mempersepsikan kecepatan yang berbeda di mana bank sentral global akan mengakhiri langkah-langkah stimulus yang dicetuskan di masa pandemi dan menaikkan suku bunga dalam upaya mengatasi kenaikan inflasi tanpa menekan pertumbuhan.

Euro terhadap dolar mengalami rebound dari level terendah pada 24 November di 1,1186 dekat support di 1,1168. Namun, tren tetap bearish di bawah oblique menurun yang menghubungkan titik tertinggi sejak awal Juni dan di bawah moving average 34 hari.

Agar pemulihan jangka pendek berlanjut, pasangan mata uang ini perlu menembus di atas resistance awal di 1,1383. Sebuah tes oblique dan garis polaritas pada 1,1500 kemudian akan mungkin. Di atas dua ambang batas terakhir ini, tren akan menjadi netral.

Selama harga masih berada di bawah 1.1383, risikonya adalah melihat kembalinya harga menuju support.

Harga Emas Berkonsolidasi Di Bawah $1800, Akibat Varian Omikron

Harga emas telah berkonsolidasi di bawah $ 1.800 sejak minggu lalu setelah turun oleh penurunan ekspektasi inflasi dari investor. Ekspektasi inflasi investor turun pekan lalu karena harga minyak turun, yang juga turut membuat harga emas turun.

Harga minyak telah mempercepat penurunannya sejak Jumat setelah penemuan varian Omikron, tetapi penurunan imbal hasil obligasi telah mengimbangi efek negatif dari penurunan harga minyak pada emas. Suku bunga AS 2-tahun telah turun 17 basis poin sejak puncaknya pada 24 November karena ekspektasi yang lebih rendah dari kenaikan suku bunga Fed, dan suku bunga 30-tahun telah turun 19 basis poin karena ekspektasi pertumbuhan yang lebih rendah.

Oleh karena itu, dampak varian Omikron pada harga emas juga beragam, karena di satu sisi, emas didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi, tetapi di sisi lain, hal itu dipengaruhi oleh penurunan harga minyak.

Oleh karena itu, ekonomi makro akan terus memainkan peranan penting dalam evolusi harga emas, terutama karena trader sedang menunggu laporan utama minggu ini seperti laporan ketenagakerjaan bulanan dan indeks ISM AS.

Pertemuan OPEC+ pada hari Kamis mendatang juga bisa menjadi sumber volatilitas harga emas dalam waktu dekat. Kartel dan sekutunya mungkin akan mundur dan memangkas produksi bulan ini dalam upaya untuk mendongkrak harga minyak. Pengumuman semacam itu dapat mendukung harga minyak, yang akan mendorong prospek inflasi dan mendukung emas.

Dari sudut pandang teknikal, emas pada minggu lalu kembali memasuki kisaran $1.760-$1.814 di mana harganya telah melayang-layang sejak bulan Juli dan sekarang berada di bagian bawah kisaran itu di sekitar $1.775.

Keluarnya emas dari kisaran ini akan menentukan tempo dari pergerakannya. Jika terjadi pullback di bawah $1.760, maka akan membuka jalan bagi kelanjutan penurunan ke posisi terendah tahunan di sekitar $1.675, sementara breakout di atas resistance di $1.814 akan membuka jalan bagi terjadinya rebound ke titik tertinggi baru-baru ini di $1.849, atau mungkin titik tertinggi pada bulan Juni di $1.916.

(Sumber grafik: Tradingview 30.11.2021)

EURGBP : Rebound Euro Sedang Dalam Pergerakan

Euro mencoba untuk rebound terhadap Pound dan Dolar pada Jumat pagi, meskipun investor menghindari risiko tinggi di pasar keuangan karena ditemukannya jenis baru COVID-19 di Afrika Selatan. Pasar ekuitas dan mata uang pro-siklus turun tajam dalam satu malam, tetapi tidak dengan Euro, yang juga dianggap sebagai mata uang pro-siklus.

Seller mata uang tunggal tampaknya sedang kebingungan, dapat dikatakan bahwa euro telah mengalami penurunan besar terhadap mata uang laiinnya dalam beberapa pekan terakhir. EUR/GBP baru-baru ini jatuh ke level terendah sejak Maret 2020 dan EUR/USD ke level terendah sejak Juni 2020.

Pelaku pasar tidak akan memiliki katalis utama yang menjadi fokus hingga akhir pekan ini. Berita tentang varian baru kemungkinan akan menjadi satu-satunya pendorong pasar keuangan hingga sesi terakhir minggu ini.

Minggu depan, agenda ekonomi makro harus mengambil alih. Indeks PMI final dari negara-negara ekonomi utama di dunia termasuk Tiongkok akan dirilis, diikuti pula dengan data penjualan ritel di zona euro.

Dari perspektif teknis, rebound EURGBP yang dilaporkan awal pekan ini telah dikonfirmasi. EURGBP baru saja menembus pola konsolidasi range/triple bottom di bagian atas grafik dengan menembus di atas resistance di £0.8427, membuka jalan bagi pembalikan bullish.

Selain itu, EURGBP telah menembus bagian atas Bollinger Bands pada timeframe 4 jam setelah mengalami tekanan pada satu periode, yang juga merupakan sinyal bullish.

Oleh karena itu, prospeknya bullish lagi dalam jangka pendek. Resistance pertama yang harus diperhatikan adalah ambang simbolis di £0,85, kemudian batas atas channel turun di mana EUR/GBP telah bergerak sejak musim semi, sekitar £0,86.

Prospek bullish jangka pendek ini akan batal jika terjadi pullback di bawah neckline dari range/triple bottom di £0.8330. Seller harus melihat ke arah aksi harga menjelang resistance 0,85 dan dapat memposisikan diri mereka untuk posisi buy jika level itu ditembus.

Level Support & Resistance:

R3 0.8720
R2 0.8600
R1 0.8500
S1 0.8440
S2 0.8381
S3 0.8330

EURUSD : Euro Kembali Menguji Titik Support di Dekat $1.12

EURUSD melanjutkan penurunannya kemarin, turun ke level terendah sejak Juni 2020 di $1,12. Euro telah terbebani dalam beberapa hari terakhir oleh pengetatan protokol kesehatan di Eropa, yang pastinya akan berdampak pada ekonomi Eropa, dan data ekonomi AS yang kuat yang mendorong prospek suku bunga yang lebih tinggi.

Memang, data AS baru-baru ini lebih baik dari yang diharapkan, sehingga Indeks Kejutan Ekonomi dari Citigroup telah mencapai level tertinggi sejak Juni. Selain itu, indeks PCE (Personal Consumption Expenditure / Indeks Harga Belanja Personal), yang merupakan pengukur inflasi pilihan Fed, naik 5% untuk data tahun-ke-tahun di bulan Oktober, dan 4,2% tidak termasuk untuk harga makanan dan energi, yang merupakan inflasi tertinggi dalam 30 tahun, dan klaim pengangguran mingguan turun ke 199.000, yaitu level terendah dalam 50 tahun.

Kejutan ekonomi yang positif dan inflasi yang sangat tinggi ini secara alami memicu ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga Fed. Kenaikan suku bunga pertama sekarang diharapkan pada bulan Mei.

Perkembangan kondisi kesehatan Eropa dan rilis ekonomi mendatang akan terus menjadi kunci untuk EURUSD. Akhir pekan diperkirakan akan relatif tenang karena tidak ada rilis besar yang diharapkan dan para trader AS akan merayakan Thanksgiving pada hari Kamis, dan akan berangkat akhir pekan pada Jumat pagi pukul 18:00 waktu Amerika Serikat bagian tengah.

Dari perspektif teknis, EURUSD tampaknya berada dalam pola wedge menurun jangka pendek, menunjukkan tekanan bullish yang tetap kecil namun menjadi semakin penting. RSI harian menunjukkan pola yang sama seperti levelnya dengan sedikit kemiringan yang positif.

Oleh karena itu, traders dapat mengambil keuntungan dari kembalinya EURUSD di dekat level terendah pada Juni 2020 di sekitar $1,1168 untuk meringankan eksposur singkat mereka dan/atau meningkatkan taruhan bullish mereka.

Penembusan dari puncak Bollinger Bands dan rebound RSI di atas 50 akan menjadi sinyal yang mendukung retracement yang merupakan bagian dari penurunan euro. Resistance pertama yang harus diperhatikan adalah di $1,1422.

Jika euro terus turun, support utama berikutnya yang harus diperhatikan adalah di $1,10.

EURUSD: Lagarde Mengabaikan Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga, Target di 1.1170 Semakin Jelas

Ketua Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, pada Jumat pagi menekankan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan besar tidak akan terjadi tahun depan.

Lagarde dalam pidatonya yang disampaikan saat Kongres Perbankan Eropa di Frankfurt, memperingatkan bahwa Bank Sentral Eropa tidak perlu terburu-buru untuk melakukan pengetatan secara premature pada kebijakan moneter.

Euro jatuh setelah adanya pernyataan dari Lagarde, dan jatuh hingga ke titik di bawah $1.1300. Saham perbankan juga turun sekitar 2%. Terjadinya kenaikan pada kasus Covid di Eropa juga turut memberatkan sentiment investor pada Jumat pagi, dengan Austria mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan lockdown yang keempat pada hari Senin.

Lagarde sudah mulai melemahkan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga pada tahun depan, dalam pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada bulan Oktober.

Dalam pidatonya hari ini, Lagarde menyampaikan bahwa tingkat inflasi tinggi kemungkinan akan terus naik hingga akhir tahun. Pada hari Rabu, telah terkonfirmasi bahwa inflasi di zona Euro mencapai 4.1% dalam data tahun-ke-tahun di bulan Oktober, yang melebihi target Bank Sentral Eropa dua kali lipat.

Namun Lagarde berkata bahwa tekanan pada inflasi terasa menyakitkan, namun Lagarde juga berkata, di kala Bank Sentral Eropa menganggap masalah inflasi yang meningkat secara serius, Ia turut berargumen bahwa pendorong kenaikan harga ini akan perlahan menghilang dalam jangka menengah, yang merupakan pembatas yang tentunya penting bagi kebijakan moneter.

Ia tidak melihat kondisi yang ada, baik di tingkat ekonomi secara keseluruhan maupun di tingkat sektoral, agar tingkat inflasi di atas target kita menjadi mandiri.

Maka dari itu, Lagarde menjelaskan bahwa Bank Sentral Eropa telah melihat adanya permintaan catch-up yang kuat, Ia tidak melihat permintaan yang berlebih.

Euro terhadap dolar sekarang terjadi pembalikan yang disebut pola candlestick pembalikan “morning star” dan memulai kembali momentum bearish yang terputus hanya untuk dua sesi.

Harga tetap di bawah oblique bearish serta moving average menurun 13 dan 34 hari. Oleh karena itu, kemungkinan besar pasangan mata uang ini akan mencapai target pola double top yang divalidasi pada bulan September di 1,1170, yang sesuai dengan garis support yang ditentukan oleh titik terendah Juni 2020.

Pengembalian di atas titik tertinggi hari ini di 1,1375 akan menjadi sinyal pertama stabilisasi harga tetapi tren hanya akan berbalik di atas support sebelumnya di 1,1525 dan oblique bearish. Singkatnya, seller memegang kendali untuk saat ini dengan pergerakan singkat ke 1,1170, yang merupakan kemungkinan pergerakan selanjutnya.

Level Support dan Resistance:

R3 1.1913
R2 1.1700
R1 1.1525
S1 1.1241
S2 1.1170
S3 1.1100

GBPUSD : Laporan Ketenagakerjaan Inggris Yang Kuat Turut Mendukung Pound

Pound Inggris telah berada dalam reli dalam sesi terakhir di pasar valuta asing, termasuk terhadap Dolar yang kuat. Pound sedang didukung dalam jangka pendek oleh prospek yang berkembang untuk normalisasi kebijakan moneter oleh Bank of England (BoE) setelah menciptakan keraguan awal bulan ini dengan secara tak terduga tidak mengubah kebijakan moneternya.

Gubernur BoE, Andrew Bailey mengakui pada hari Senin bahwa inflasi, yang mencapai 3,1% pada data tahun-ke-tahun pada bulan September di Inggris, yang membuatnya “sangat tidak nyaman”, dan tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga pada awal Desember.

Selain itu, data ketenagakerjaan yang dirilis pagi ini menunjukkan pasar ketenagakerjaan yang sangat ketat dengan tingkat pengangguran di level terendah sejak Juli 2020, sebesar 4,3%, dan pertumbuhan upah di atas ekspektasi, sebesar 5,8% year-on-year.

Secara alami, imbal hasil obligasi jangka pendek melonjak setelah laporan ketenagakerjaan, dan pound Inggris menguat, bahkan mengungguli semua mata uang utama lainnya pagi ini.

Dari sisi teknikal, pandangan GBPUSD kembali menjadi bullish sejak kemarin setelah nilai tukar ‘menelan’ pada hari Jumat. Pola kandil Jepang ini membuka jalan bagi pembalikan bullish.

Resistance pertama yang harus diperhatikan adalah pivot di $1,3670, kemudian oblique bearish yang melewati titik tertinggi Juli, September dan Oktober (ungu di grafik).

Prospek bullish ini secara teknis tidak akan valid jika terjadi pullback di bawah titik terendah Jumat di $1,3350.

Katalis berikutnya untuk pasangan GBPUSD adalah rilis data Penjualan Ritel dan Produksi Industri AS, data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Inggris pada hari Rabu dan data Penjualan Ritel Inggris pada hari Jumat.

EURUSD: Setelah Tembus di 1.15, Berapakah Target Selanjutnya?

Dolar dikapitalisasi pada kenaikan di hari Rabu untuk mencapai titik tertinggi selama 16-bulan. Dolar AS turut didukung oleh spekulasi bahwa Fed mungkin harus menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan setelah data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) AS di hari Rabu menunjukkan harga naik pada laju tercepat mereka selama lebih dari tiga dekade.

Dolar lebih lanjut memperpanjang laju kenaikannya hingga akhir minggu di tengah meningkatnya permintaan aset aman setelah AS memperingatkan Uni Eropa tentang potensi invasi Rusia ke Ukraina. Tetapi semuanya terfokus pada perbedaan ekspektasi suku bunga di dua zona yang menjelaskan penurunan pasangan EURUSD.

Perbedaan bank sentral turut membebani EURUSD, dengan Fed diperkirakan akan memperketat kebijakan moneter jauh di depan Bank Sentral Eropa meskipun komentar hawkish oleh anggota Dewan Pengawas Bank Sentral Eropa yaitu Holzmann bahwa Bank Sentral Eropa dapat mengakhiri program pembelian asetnya pada awal September mendatang jika inflasi tampaknya telah kembali ke target Bank Sentral Eropa secara berkelanjutan. Namun, kesenjangan tetap ada di AS terkait transisi ke kenaikan suku bunga.

Masa depan dari suku bunga tampaknya terlalu agresif dalam penilaian mereka terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa untuk tahun depan, karena pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa tidak mengubah sikap akomodatif mereka, sehingga masih meninggalkan ruang untuk pelemahan euro lebih lanjut.

Euro akhirnya menembus support antara 1,1500 dan 1,1530 dan melanjutkan tren turun di bawah oblique menurun yang telah memblokir semua rebound sejak Juni.

Tembusnya support kuat di 1,1704 telah memvalidasi double top dengan target di 1,1150. Demikian pula, sisa leg terakhir ke bawah pada breakout baru-baru ini di 1,1500 memberikan level yang sama dengan target. Sekarang garis support horizontal terletak di 1,1170.

Oleh karena itu, kami dapat menargetkan 1,1170 selama oblique bearish masih belum dilewati. Namun, ada kemungkinan level ini tidak akan dicapai secara garis lurus karena cukup jauh dari level saat ini.

Level Support dan Resistance:

R3 1.1704
R2 1.1640
R1 1.1530
S1 1.1355
S2 1.1264
S3 1.1170

Harga Emas Kembali Ditutup Di Atas Harga Tertinggi Musim Panas di $1861

Harga emas telah rebound tajam dalam sesi terakhir dikarenakan oleh penurunan tingkat imbal hasil riil setelah pertemuan Fed terbaru. Memang, imbal hasil obligasi riil telah turun tajam sejak Rabu pekan lalu, dengan tingkat jatuh tempo terlama yakni 30 tahun dan 10 tahun masing-masing kehilangan 20 bps untuk kembali mendekati level terendah tahun ini.

Penurunan suku bunga riil turut menguntungkan harga emas, karena investor lebih memilih emas ketika imbal hasil aset yang disesuaikan dengan ekspektasi inflasi turun.

Namun demikian, sulit untuk membayangkan tingkat suku bunga riil lebih rendah daripada saat berada di puncak ketakutan stagflasi pada musim panas ini, ketika imbal hasil riil 10-tahun mencapai -1,2% (dibandingkan dengan -1,1% saat ini). Jadi tingkat suku bunga riil tampaknya tidak memiliki banyak ruang untuk turun, meskipun secara teori tidak ada batasnya.

Angka inflasi konsumen yang dirilis sore ini kemungkinan besar akan menjadi kunci bagi harga emas karena angka ini juga akan mempengaruhi prospek inflasi mereka. Tingkat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan akan memperkuat kekhawatiran stagflasi, yang akan memberikan tekanan tambahan pada tingkat suku bunga riil, sementara tingkat yang lebih rendah dari perkiraan akan memperkuat skenario bahwa inflasi hanya sementara, yang akan mengurangi prospek inflasi dan dengan demikian mendukung tingkat suku bunga riil.

Dalam hal analisa teknikal, emas kembali menguji resistance kunci di $1.860, yang sesuai dengan penurunan terbaru pada pertengahan Juni. Selanjutnya, emas berhasil menembus di atas level 1.834 dengan mudah, area yang telah menghalanginya sejak awal musim panas.

Jika trader ingin mengamankan keuntungan mereka, itu harus berada di level resistance ini. Jika tidak, tembusnya kedua resistance ini akan menjadi sinyal bullish penting yang akan membuka jalan untuk kenaikan lebih lanjut menuju titik tertinggi pada bulan Juni di $1916.

Di bawah $1834, rasio risiko/imbalan menguntungkan sellers. Harga emas bisa turun ke oblique bullish jangka pendek yang melalui titik terendah pada bulan Agustus dan September.

DXY : Dolar yang Menurun ke Harga yang Lebih Rendah, Turut Menaikkan Ekspektasi

Kemungkinan akan terjadinya kenaikan suku bunga Fed telah turun sedikit sejak awal bulan. Terlepas dari pengumuman tapering The Fed dan laporan pekerjaan AS yang kuat minggu lalu, pelaku pasar merevisi turun prospek kenaikan suku bunga Fed pada tahun 2022.

Peluang kenaikan suku bunga dua kali atau lebih pada akhir tahun depan telah meningkat, sementara skenario tiga kali kenaikan suku bunga atau lebih pun telah menurun seperti yang dapat kita lihat pada grafik di bawah ini.

(Sumber: CME Group)

Skenario kenaikan suku bunga dua kali atau lebih tetap menjadi mayoritas (~68% vs. 73% pada 2 November), tetapi penurunan ini jelas memberikan tekanan pada dolar dalam jangka pendek, yang secara alami menguntungkan sebagian besar mata uang utama lainnya sejak minggu lalu.

Tanggal penting berikutnya untuk dolar adalah rilis angka inflasi konsumen pada hari Rabu. CPI diperkirakan akan naik 0,6% dalam data bulan ke bulan di bulan Oktober dan data CPI utama (Core CPI) sebesar 0,4%, lebih tinggi dari bulan September. Akselerasi inflasi yang lebih kuat dari perkiraan akan meningkatkan prospek kenaikan suku bunga investor, mendukung dolar dan sebaliknya. Tidak ada katalis kunci lain untuk dolar yang diharapkan minggu ini.

Di sisi analisis teknis, prospek DXY secara teknis tetap bullish di atas neckline dari pola pembalikan double bottom/ascending triangle di 93,50 poin.

Penembusan di atas resistance di sekitar 95 poin dan penembusan dari Bollinger Bands timeframe mingguan di bagian atas akan menjadi sinyal bullish yang kuat yang akan memperkuat pandangan bullish yang mendasarinya.

Sebaliknya, pullback di bawah neckline akan mulai mengkhawatirkan prospek bullish. Ini tentu akan terjadi jika serangkaian data ekonomi yang dirilis memiliki hasil yang jauh lebih lemah dari yang diharapkan, seperti data inflasi, karena akan merusak skenario normalisasi kebijakan yang cepat dari The Fed.