BTCUSD Naik ke Titik Tertinggi, Dipicu oleh Pengenalan dari Aset ETF Terbaru

BTC mencapai rekor tertinggi baru sehari setelah aset ETF AS pertama yang berbasis bitcoin berjangka diperkenalkan kepada masyarakat, sebuah perkembangan yang diharapkan dapat memacu investasi dalam aset digital.

Mata uang kripto ETF telah diluncurkan tahun ini di Kanada dan Eropa di tengah meningkatnya minat pada aset digital. Salah satu alasan utama kebangkitannya dalam beberapa minggu terakhir merupakan bentuk taruhan bahwa regulator AS mengizinkan ETF bitcoin berjangka yang pertama ini akan membuka jalan bagi lebih banyak investasi dari investor ritel dan institusional.

Dengan meningkatnya inflasi di banyak negara ekonomi maju, investor semakin bertaruh bahwa bank-bank sentral utama akan menaikkan suku bunga pada akhirnya. Dengan latar belakang ini, beberapa pelaku pasar mengatakan kualitas bitcoin yang diklaim tahan inflasi juga telah memicu kenaikan baru-baru ini.

Fase bullish yang dimulai pada harga bitcoin selama sesi perdagangan 30 September didorong dari break out di atas support teknis utama di $40.000. Ambang batas ini adalah batas grafik antara skenario jangka menengah bullish dan bearish, dengan yang pertama mengambil alih dengan cara yang jelas.

Pasar berjangka BTC menempa kenaikan selama 3 minggu terakhir karena rekor baru sepanjang masa untuk Open Interest pada kontrak berjangka BTC (yaitu jumlah kontrak yang saat ini dibuat) tercapai.

BTC didorong oleh validasi ETF BTC dari penerbit ProShares oleh SEC, regulator bursa saham AS. ETF fisik ini didasarkan pada kontrak berjangka Bitcoin, sehingga mudah untuk memahami keputusan positif SEC, yang selalu sangat dekat dengan CFTC, badan pengatur berjangka AS yang sangat kuat.

Gelombang kenaikan ketiga sejak musim panas rebound ke $30.000 dan telah membuat harga meningkat ke level tertinggi sepanjang masa yaitu di $65.000 yang ditetapkan pada musim semi lalu. Proyeksi Fibonacci yang terkait dengan gelombang Elliott adalah cara teknis untuk memproyeksikan target harga secara teoretis. Zona resistance pertama adalah antara $70K dan $72K, yang merupakan target harga berikutnya selama pasar mempertahankan support di $60K.

Setelah bulan September yang korektif dan terjadi aksi ambil untung, dorongan bullish baru yang dimulai pada 30 September mengungkapkan karakteristik yang sangat berbeda dari musim panas. Itu berpusat pada harga bitcoin, dengan rebound yang sangat jelas dalam dominasinya, didahului oleh divergensi bullish teknis selama jangka waktu menengah dari ambang batas bobot 40% dalam total kapitalisasi. Divergensi ini menghasilkan efek bullish-nya Oktober ini, dengan pengembalian menuju 48%/50%, garis leher dari konfigurasi double dip yang potensial.

EURUSD – Euro Mencoba Untuk Rebound Karena Suku Bunga AS Turun

EURUSD telah meningkat sejak kemarin, dan mencapai level tertinggi 3 minggu di sekitar $1.1650. Euro terdukung oleh penurunan umum imbal hasil obligasi nominal dan riil AS dalam jangka pendek.

Suku bunga jangka panjang telah mempercepat penurunannya, dan imbal hasil obligasi AS jangka 30 tahun turun hampir 20 basis poin sejak awal pekan lalu, serta suku bunga jangka pendek juga mengalami sesi penurunan pada hari Senin. Sedangkan imbal hasil obliga jangka 2 tahun, terutama yang berkaitan dengan ekspektasi suku bunga Fed, karena data ekonomi China dan AS yang mengecewakan, sehingga  penurunan hampir 3 bps menjadi 0,4%.

Dengan jelas, dolar berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam konteks ini sementara mata uang utama lainnya seperti euro dan dolar Australia sangat diuntungkan. Data ekonomi berikutnya akan sangat penting dalam konteks perlambatan ekonomi global. Data Indeks Manajer Pembelian (PMI) awal bulan Oktober yang akan diriliskan pada akhir pekan ini akan memberikan gambaran lanjutan tentang ekonomi utama dunia. Data klaim pengangguran mingguan juga harus diperhatikan secara khusus dalam konteks ini.

Dari perspektif teknis, rebound EURUSD telah membentuk pola pembalikan bullish “head and shoulders “, menunjukkan bahwa rebound masih akan berlanjut dalam waktu dekat. EURUSD mungkin dapat mencapai target teoritis di $1,1730  dari pola grafik.

Namun demikian, prospek fundamental masih tetap bearish. Faktanya, meskipun pola grafik adalah pola pembalikan, tetapi tampaknya masih terlalu dini untuk mempertimbangkan pembalikan bullish utama pada EURUSD mengingat fundamental yang kuat mendukung dolar, seperti prospek Federal Reserve mempercepat normalisasi kebijakan moneter terhadap bank sentral besar lainnya seperti ECB dan BoJ. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa spekulan institusional (dana lindung nilai dan manajer) semakin banyak membeli dolar menurut data CFTC Commitment of Traders terbaru.

(Sumber Grafik: Tradingview 19.10.2021)

Emas: Apakah Harga Emas Akan Kembali Naik?

Emas dan perak mengalami goyangan yang kuat minggu ini karena harga dari kedua logam mulia diuntungkan dari meningkatnya kekhawatiran tentang inflasi dan imbal hasil riil yang negatif.

Pullback pada hari Jumat tercermin dalam ketidakmampuan emas untuk bertahan di atas $1.800, serta berita dari peluncuran ETF (Exchange Traded Funds) berjangka Bitcoin yang kemungkinan akan berlangsung minggu depan.

Emas, yang selalu dilihat sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, mendapat dorongan pada hari Rabu setelah adanya kenaikan pada rilis dari indeks harga konsumen (CPI / Consumer Price Index) sebesar 5,4% dalam basis tahun-ke-tahun pada bulan lalu di Amerika Serikat.

Sebagian investor melihat emas sebagai aset lindung nilai terhadap kenaikan harga yang mengikis nilai mata uang. Namun inflasi yang lebih tinggi memerlukan kebijakan moneter yang lebih ketat oleh bank sentral, yang seharusnya berarti adanya imbal hasil yang lebih tinggi. Namun demikian, imbal hasil yang lebih tinggi umumnya merupakan berita buruk bagi emas.

Ketika inflasi terus meningkat dalam perekonomian, grafik di bawah ini menunjukkan hubungan yang luar biasa antara harga emas dan Indeks CPI sejak krisis keuangan global.

Emas naik lebih dari 75% dari Agustus 2018 hingga Agustus 2020, mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama periode tersebut. Kemudian, dengan angka CPI sekitar 1%, beberapa investor memperkirakan inflasi akan menjadi risiko bagi perekonomian.

Kita sekarang berada di puncak harga yang lebih tinggi dari perkiraan (yaitu di 5,4%). Emas terlihat murah secara fundamental tetapi oversold karena inflasi terus meningkat. Akibatnya, kita percaya bahwa hubungan historis antara logam mulia dan inflasi harga konsumen akan terus kuat.

Dari perspektif teknikal, harga emas berusaha menembus zona resistance di sekitar $1.785 / $1.795 ditambah dengan moving average 200 hari pada minggu ini. Dalam jangka menengah, harga bergerak dalam channel yang bearish, sehingga tembusnya batas atas akan menjadi sinyal teknis untuk pemulihan bullish.

Level support yang mencoba untuk buy dengan harga rendah dapat teridentifikasi dengan jelas. Mereka berada di $ 1.750, $ 1.725, dan sekitar $ 1.685. Pullback ke level ini tidak akan keluar dari pertanyaan sebelum tingkat pemulihan yang kuat. Oleh karena itu, buyer harus menunggu untuk memposisikan diri mereka di sepanjang persimpangan antara support $1.750 dan oblique bullish dari titik terendah pada bulan Maret/Agustus.

Dengan asumsi bahwa buyer akan muncul, dan emas berhasil breakout dari bagian atas channel, maka kenaikan kembali akan terjadi pada harga emas. Terakhir, titik pivot utama untuk memicu gelombang bullish baru adalah di $1,830.

Kesimpulan, tren pergerakan emas masih belum berhenti, dan dapat dengan cepat kembali ke garis terdepan dan mengejar ketertinggalannya dalam beberapa minggu mendatang.

Level Support dan Resistance:

R3 1,917
R2 1,830
R1 1,800
S1 1,750
S2 1,725
S3 1,685

EURUSD: Euro Telah Pulih, Namun Prospeknya Masih Tetap Bearish

Pasangan EUR/USD telah naik sejak Kamis, oleh karena imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menurun, terutama pada imbal hasil obligasi riil.

Komentar yang terlontar dari Wakil Ketua The Fed, Richard Clarida, pada hari Kamis yang menyatakan bahwa bank sentral masih berada dalam proces untuk memulai pengurangan skala pembelian aset (tapering), serta turut mendorong imbal hasil obligasi jangka panjang turun, sedangkan ekspektasi inflasi jangka panjang tetap berada pada level tertinggi sepanjang tahun, dengan berbagai permasalahan inflasi yang intens.

Hasilnya, imbal hasil riil pada obligasi 30 tahun pun turun dari titik tinggi di -0.06% pada hari Senin hingga ke -0.20% pada hari Rabu, menunjukkan adanya penurunan 14 basis poin dalam 2 sesi. Penurunan tajam pada imbal hasil riil adalah argumen utama terhadap Dolar pada jangka pendek, sehingga dapat menjelaskan adanya rebound pada mata uang utama dan emas pada beberapa hari belakangan.

Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat (The U.S. Consumer Price Index/CPI) dan notulensi dari pertemuan The Fed bukan merupakan agenda utama yang dilihat oleh pasar kemarin. Reaksi dari pasar terhadap angka inflasi pun terbilang kecil, dan begitu pula dengan notulensi The Fed, dan tidak menyatakan apapun yang terbaru. EUR/USD sempat turun setelah rilis CPI, namun berhasil terjadi koreksi dalam satu jam setelahnya.

Perihal analisis teknikal, EUR/USD pun membentuk pattern kenaikan pada hari Rabu, yang merupakan sebuah pola pembalikan bullish dalam terminology candlestick Jepang, yang menandakan adanya prospek bullish dalam jangka pendek.

Dalam time frame 4 jam, kita dapat melihat bahwa terjadi break out pada nilai tukar di wedge yang menurun, dan Bollinger Bands-nya juga berada di bagian atas, sehingga kembali menegaskan prospek yang bullish.

Dalam jangka pendek, Euro dapat kembali naik dan kembali ke zona support sebelumnya di $1.1660-1.1700, namun prospek fundamentalnya tetap bearish sampai nilai tukar mengalami break out pada titik resistance utama, yang harus kita lihat pertama adalah titik teratas pada bulan Juli hingga September di $1.1908.

EURGBP:  Euro Kemungkinan Akan Rebound Terhadap Pound

EUR/GBP dapat rebound dalam waktu dekat setelah kembali ke basis support utama selama enam bulan terakhir. Euro, yang diperdagangkan pada level tertinggi selama dua bulan pada akhir September, turun kembali ke sekitar £0,85 pada minggu lalu, yang merupakan level terendah enam bulan, diakibatkan karena investor berspekulasi bahwa Bank Sentral Inggris akan segera menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.

Zona harga £0,85 secara teknis penting bagi pasangan EUR/GBP. Nilai tukar telah melambung dua kali di dekat ambang batas ini sejak bulan April dan tampaknya akan melambung lagi.

Kita bisa melihat divergensi bullish pada RSI pada unit waktu 4 jam, yang menunjukkan bahwa momentum bearish sudah selesai. Dalam konteks ini, Bollinger Bands akan menjadi indikator yang relevan untuk mempertimbangkan arah nilai tukar selanjutnya. Breakout ke atas akan menandakan pembalikan bullish, yang akan membuka jalan bagi rebound ke oblique bearish yang melewati titik tertinggi pada bulan April dan Juli.

Sebaliknya, jika Bollinger Bands terjadi breakout ke bawah dan jatuh di titik bawah terendah pada bulan April di posisi £0,8472, prospek akan kembali berubah menjadi bearish dalam jangka pendek dan awal dari impuls bearish baru yang besar pun akan diharapkan.

Dari sisi fundamental, evolusi dari EUR/GBP kemungkinan besar akan bergantung pada perubahan prospek kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE). Sejauh ini, ECB terus memperkirakan inflasi tinggi yang bersifat sementara dan tampaknya tidak mau mengikuti kekhawatiran dari BoE terkait inflasi.

Data inflasi dan ketenagakerjaan akan menjadi sangat penting. Dengan inflasi yang diperkirakan akan jauh di atas target dari BoE hingga akhir tahun depan, data ketenagakerjaan yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan moneter di Inggris. Semakin cepat ekonomi Inggris mendapatkan kembali pekerjaan yang hilang sejak krisis dimulai, semakin cepat BoE harus melakukan normalisasi pada kebijakannya. Tingkat pengangguran di Inggris saat ini mencapai 4,5%, dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi dimulai yakni di angka kurang dari 4,0%.

Saat ini, pelaku pasar mengharapkan kenaikan suku bunga pertama sebesar 10 basis poin dari ECB pada Desember 2022 versus kenaikan suku bunga pertama sebesar 25 basis poin dari BoE pada musim semi pada tahun 2022 mendatang.

USOIL Harga Barel Kembali ke Pengujian Resistance Utama di USD 80

Harga emas sedang pulih sejak pertengahan hari Kamis setelah jatuh sehari sebelumnya dikarenakan komentar Putin dan kenaikan tak terduga pada inventaris minyak AS.

Harga satu barel WTI naik ke titik tertingginya di hari Jumat pagi minggu lalu yang sedikit berada dibawah titik simbolis USD 80. Ketegangan terkait pasokan tetap cukup besar, terutama dengan pembekuan produksi OPEC+ dan kerusakan Badai Ida di Teluk Meksiko, harga minyak dapat jatuh karena munculnya spekulasi investor yang berlebihan.

Memang, investor nampaknya telah melebih-lebihkan tekanan pasokan komoditas energi seperti batu bara dan gas. Meskipun mereka tetap dalam tren naik, harga kedua komoditas telah jatuh dalam beberapa hari terakhir yang menunjukkan bahwa mereka mungkin dalam proses pembalikan tren turun.

Jika ini terjadi, penurunan harga energi juga akan mempengaruhi minyak yang telah diuntungkan sampai batas tertentu dari ketegangan dalam pembangkit listrik. Sebaliknya, jika situasi energi pada akhirnya lebih serius daripada yang diperkirakan pelaku pasar saat ini, harga energi ini akan terus naik.

Dari sudut pandang teknikal, harga satu barel WTI tampaknya mengalami kesulitan menembus angka simbolis USD 80 dalam jangka pendek. WTI mulai turun di bawah resistansi ini untuk kedua kalinya di minggu ini. Jika penurunan ini berlanjut, harga per barel dapat kembali menguji level tertingginya di 2018 dan level tingginya saat musim panas di sekitar USD 77, yang ditembus awal bulan ini.

Namun, titik rendah hari Jumat di USD 78,66-lah yang akan menjadi pendukung utama pertama yang harus diperhatikan. Kemunduran di bawah level ini akan membentuk pola pembalikan “double top” yang akan membuka jalan bagi retracement yang lebih luas ke level simbolis USD 70.

Penjual harus memperhatikan kelemahan apapun terhadap harga selama kenaikan hingga USD 80 sebagai indikasi potensi pembalikan. Jika skenario ini berlaku, para trader dapat mempertimbangkan untuk melakukan aksi jual secara konservatif untuk target USD 77 dalam waktu dekat.

Proyeksi tren turun jelas akan batal jika terjadi rebound di atas USD 80. Dalam hal ini, kelanjutan kenaikan menuju USD 85 akan diharapkan.

Titik Support & Resistance:

R3 97.60
R2 84.66
R1 80.00
S1 78.66
S2 75.71
S3 73.00

Gas Alam Mencoba Membalikkan Trennya Setelah Pernyataan Putin

Harga berbagai macam gas di pasar keuangan telah turun sejak hari Rabu. Gas alam Amerika telah kehilangan sebesar 16% dan gas Eropa turun 40% dari puncaknya pada hari Rabu.

Pernyataan Vladimir Putin sedikit meyakinkan operator pasar yang mulai semakin panik dengan gagasan krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Presiden Rusia mengumumkan pada hari Rabu bahwa Gazprom akan meningkatkan ekspor gasnya ke Eropa melalui Ukraina dan dapat mencapai tingkat rekor.

Kenaikan tak terduga kedua dalam persediaan minyak dan bensin AS juga membantu meyakinkan investor pada hari Rabu. Data EIA menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah naik 2,346 juta barel pekan lalu.

Sementara krisis energi masih jauh dari selesai dan permintaan gas akan tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang, harga bisa berbalik jika negara produsen lain mengumumkan peningkatan ekspor gas, atau bahan bakar fosil lain yang juga digunakan untuk pembangkit listrik seperti batu bara dan minyak.

Dari sisi teknikal, tren gas alam AS tidak diragukan lagi akan bullish. Tetapi, gas alam bisa memulai terjadinya retracement atau bahkan menjadi bearish. Setidaknya, itulah yang ditunjukkan oleh formasi “bearish walet” pada hari Rabu. Penjual tampaknya telah mendapatkan kembali kendali sejak gas menguji level tertinggi 2014 di $6,5.

Jadi, strategi penjualan dengan pasar bullish yang ‘dilebih-lebihkan’ akan menjadi masuk akal. Support pertama yang harus diperhatikan adalah tertinggi 2018 di sekitar $4,9 yang ditembus pada awal September, diikuti oleh angka tertinggi 2020 di $3,4 yang ditembus pada awal musim panas.

Bukan tidak mungkin koreksi harga gas akan brutal. Dengan ini  tentu saja juga terjadi pada kayu, yang kehilangan lebih dari 60% dari puncaknya di bulan April setelah naik lebih dari 300% dalam beberapa bulan karena tekanan pasokan yang parah.

Prospek untuk gas akan menjadi bullish lagi jika terjadi rebound di atas level tertinggi di $6,5.

DXY: Terjadi Pull Back pada Dollar di Titik Support Utama

Dolar AS turun setelah mencapai titik tertinggi satu tahun di 94,50 pada hari Rabu. Pasar menyeimbangkan kembali setelah terjadi kelebihan yang serupa dan membuat DXY melonjak lebih dari 1% dalam 4 sesi karena ketakutan akan terjadinya stagflasi.

Memang, permintaan untuk Dolar AS telah meledak minggu lalu karena lonjakan harga energi. Dengan permintaan uang tunai yang kuat, sehingga menyebabkan obligasi, saham, dan bahkan logam mulia turun.

Dengan demikian, pasar telah agak seimbang dalam jangka pendek. Harga emas pulih, obligasi stabil, dan mata uang utama menguat terhadap Dolar. Hanya pasar ekuitas yang tampaknya masih berada di bawah tekanan.

Selain harga energi, rilis laporan ketenagakerjaan bulanan AS dan batas atas utang federal akan menjadi dua katalis penting untuk Dolar.

Laporan ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan akan meningkatkan prospek penurunan suku bunga Fed secara bertahap, yang seharusnya memperkuat dolar. Untuk masalah batas atas utang, kenaikan batas atas seharusnya dapat mengurangi ketidakpastian, yang bisa memberi tekanan pada Dolar.

Dalam jangka panjang, Dolar didukung oleh prospek Fed untuk melakukan normalisasi pada kebijakan moneter, tidak seperti Bank Sentral Eropa, yang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya saat ini setidaknya sampai awal tahun depan.

Dari perspektif teknis, terjadinya pullback pada DXY sejak Rabu lalu memungkinkan Dolar kembali ke zona harga yang menarik untuk memposisikan dirinya sebagai zona buy. Memang, DXY telah kembali untuk menguji neckline berpola segitiga menaik jangka panjangnya dari mana ia muncul di puncak pada minggu lalu (grafik harian).

Oleh karena itu, buy pada support ini menarik mengingat adanya perubahan tren. Jika terjadi pullback di bawah neckline, akan lebih baik menunggu kembalinya oblique bullish yang melewati titik terendah pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September.

Segitiga menaik ini akan memberikan pandangan bullish hingga ke 97,40 poin, tapi titik tertinggi pada September 2020 di sekitar 95 poin akan menjadi resistance lanjutan untuk diperhatikan.

USOIL:  Harga Minyak Sedang Berada Dalam Pola Segitiga Menurun

Harga minyak bergerak sideways pada awal pekan. Hal ini terjadi setelah minyak mencapai level tertinggi 2018 dan ini dikarenakan adanya hal yang mengkhawatirkan di beberapa wilayah utama, termasuk Eropa dan China.

Komoditas energi hampir semuanya melonjak dalam beberapa minggu terakhir (lebih sedikit daripada minyak). Hal ini karena banyak pembangkit listrik berbahan bakar gas, batu bara dan minyak harus memulai kembali untuk memenuhi permintaan listrik.

Kekurangan energi begitu nyata sehingga pemerintah China telah memerintahkan perusahaan energi milik negara China untuk mengamankan pasokan minyak untuk musim dingin ini dan memerintahkan beberapa pabrik industri berat yang intensif energi untuk mengurangi produksinya atau menutup pabriknya, menurut Bloomberg.

Harga batu bara terus melonjak akhir pekan ini, dengan harga mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Harga gas alam berada pada level tertinggi sejak 2014 di tengah persediaan yang rendah, yang berarti ketegangan dan kekhawatiran tentang produksi energi masih sangat nyata adanya.

Dengan latar belakang ini, sulit untuk membayangkan harga minyak terkoreksi kecuali OPEC+ mengumumkan kenaikan produksi yang tidak terduga setelah pertemuannya minggu depan, yang diprediksi oleh beberapa orang OPEC. Memang, empat sumber OPEC+ mengatakan produsen sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi di luar apa yang diminta oleh perjanjian, tetapi tidak ada yang memberikan rincian tentang jumlah atau waktu peningkatan pasokan.

Oleh karena itu, harga minyak dapat terus berkonsolidasi dalam jangka pendek, tetapi jika berita tentang peningkatan produksi dari OPEC+ ini terbukti benar, harga minyak mungkin akan naik.

Dari perspektif teknis, minyak WTI telah mengalami tren bullish selama hampir sebulan, dengan harga per barel bahkan kembali menguji area resistance utama di sekitar $77 sesuai dengan level tertinggi tahun ini dan level tertinggi pada tahun 2018

Oleh karena harga minyak menguji zona harga ini, tampaknya harga akan berkonsolidasi dalam segitiga menurun pada grafik 4 jam. Pola teknis ini akan menjadi salah satu yang harus diperhatikan, karena pintu keluar akan mengatur tempo untuk waktu dekat. Trader mungkin melihat aksi harga pada awal minggu depan sebagai indikasi awal apakah tren turun akan berlanjut dan memasuki posisi sell yang sesuai.

Sebuah titik keluar dari bawah akan membuka jalan untuk koreksi dari harga minyak, yang dapat meluas ke ambang batas simbolis di $70, sementara titik keluar dari atas akan membuka jalan untuk kembali ke zona resistance di $77.

Level Support & Resistance:

R3 91.67
R2 84.66
R1 77.00
S1 74.54
S2 73.50
S3 72.35

BTCUSD: Apakah Rencana Stimulus Infrastruktur AS Dapat Mempengaruhi Pasar Mata Uang Kripto?

Pasar mata uang kripto dapat kembali berada di bawah tekanan lagi dalam jangka pendek, pertama karena korelasinya yang tinggi dengan pasar tradisional, tetapi juga jika rencana stimulus investasi $1000 miliar dari Presiden Joe Biden disetujui oleh Kongres AS. Rencana tersebut, yang sudah disetujui oleh Senat, dijadwalkan akan di-voting pada hari ini di ruang kedua dari Kongres AS.

Pertama-tama, pasar mata uang kripto dan Bitcoin khususnya tetap berkorelasi positif dengan pasar tradisional dan risiko yang berkembang dalam menghadapi pengurangan Fed, terutama pada saham yang sedang tumbuh, dapat menyeret harga BTC dan mata uang digital lainnya turun.

Pada hari Selasa, pidato Jerome Powell dan Janet Yellen sangat berdampak pada indeks AS dan Bitcoin juga ikut dengan pergerakan turun. Jika Federal Reserve mengkonfirmasi bahwa normalisasi kebijakan moneter sedang berlangsung, konsekuensinya akan menjadi bencana bagi semua pasar, dan dapat mempengaruhi aset digital.

Topik lainnya yang harus diwaspadai adalah politik AS dan rencana investasi infrastruktur yang diumumkan Joe Biden setelah pemilihannya. Setelah negosiasi panjang, Senat AS akhirnya memilih rencana stimulus sejumlah $1000 miliar pada awal Agustus dan pemungutan suara di Kongres diperkirakan mungkin akan diadakan pada hari ini, meskipun penundaan dari kedua ini masih sangat mungkin terjadi.

Memang, rencana ini mencakup bagian dari mata uang kripto dan khususnya kewajiban bagi semua orang untuk menyatakan semua transaksi di atas $10.000 kepada otoritas pajak AS, serta nama dan nomor jaminan sosial dari pihak lawan.

Ini termasuk trader, miner, atau orang yang memiliki simpul di blockchain. Menurut beberapa perkiraan, hal ini dapat membiayai sekitar 5% dari rencana stimulus investasi.

Harga Bitcoin bergerak dalam kisaran yang semakin sempit, mengikuti penurunan tajam dari level tertinggi 18 September, dan perkembangannya dengan kekurangan bergejolak mungkin akan memiliki pergerakan yang kuat dalam jangka pendek.

Di bawah level $45.000, risiko bearish mendominasi tetapi setelah 4 rebound pada level ini, diperlukan penembusan ke level $40.800 untuk melihat percepatan dari tren bearish, menuju level yang ditunjukkan pada grafik berikut.

Penembusan $45.000 akan di sisi lain, mematahkan momentum bearish dan menyebabkan akselerasi bullish menuju $48.800.

Mengenai tren turun, breakout di level $40.800 akan menghasilkan pengembalian di bawah moving average 100 hari dan pelanggaran Fibonacci 50%. Penutupan di bawah level ini akan mengkonfirmasi tren turun yang mendasarinya dan membawa BTC ke titik yang tidak jauh dari retracement 61,8% dan titik terendah pada Agustus di dekat $38.000.

Pada sisi positifnya, pelanggaran level $45.000 yang disebutkan di atas akan menyiratkan pelanggaran moving average 200 hari dan penangguhan di atasnya akan mengkonfirmasi kembalinya tren naik dalam harga Bitcoin.