Dolar Melemah Rabu Pagi Seiring dengan Penurunan Yield Obligasi AS

Dolar terus melemah terhadap mata uang lainnya pada Rabu pagi seiring dengan pasar yang melakukan taking profit dari rally kenaikan greenback pada beberapa sesi sebelumnya.

Yield obligasi 10 tahun pemerintah AS yang terus turun menjauh dari level tertinggi. Pasar menunggu laporan nota minutes pertemuan moneter FOMC bulan lalu dan juga data-data ekonomi kwartal pertama berikutnya yang berakhir bulan Maret lalu. Setelah data sektor tenaga kerja dan data PMI sektor jasa yang positif menunjukkan perkembangan pemulihan ekonomi di AS yang berjalan lancar.

Data PMI yang sama dari negara ekonomi terbesar kedua – China juga menunjukkan hal yang serupa di sektor jasa. Sedangkan IMF juga menaikkan prakiraan ekonomoi global dengan pertumbuhan sebanyak 6% seiring dengan perkembangan pesat ekonomi di AS. Dengan program vaksinasi yang sudah mencapai 170 juta penduduk AS dan target seluruh penduduk dewasa di vaksinasi dimajukan oleh Presiden Biden menjadi hanya dalam 2 pekan mendatang.

Ketersediaan vaksin, tenaga medis yang dikerahkan dan lokasi vaksinasi yang semakin banyak menjadi dasar optimisme tersebut. Sementara program infrastruktur dan investasi senilai $2 triliun yang dicanangkan oleh Presiden Biden masih digodok di Kongres. Dengan dukungan Partai Demokrat yang berencana untuk terus meloloskan program ini walau tanpa persetujuan dari oposisi Partai Republik dengan bypass beberapa aturan di Kongres.

Data ekonomi yang dirilis semalam berupa job opening dan optimisme ekonomi juga masih positif. Hari ini akan dirilis data neraca perdagangan dan laporan nota minutes pertemuan moneter FOMC bulan lalu. Meskipun Federal Reserve berulang kali mengatakan perubahan pengetatan moneter baru akan dijalankan setidaknya pada 2023 mendatang.

Sementara di lain tempat, Sterling terus menguat terhadap Dolar dan juga Euro meskipun di tengah minimnya rilis set data makro ekonomi Inggris.

Sentimen di Inggris sendiri masih cukup positif dengan semakin dilonggarkannya pembatasan, rencana pembukaan fasilitas publik seperti pusat perbelanjaan, hotal dan resoran serta tempa wisata lainnya. Ditambah dengan akan diberikannya kemudahan bagi perjalanan internasional oleh Perdana Menteri – Boris Johnson.

Euro terus bergerak naik terhadap dolar dan juga GBP meskipun data ekonomi relatif mixed. Dengan tingkat pengangguran yang masih stabil 8.3% lebih jelek dari perkiraan 8.1%. Sentimen investor secara global meningkat tajam 13.1 dari periode sebelumnya 5.0 dan lebih baik dari perkiraan 6.8. Sedangkan untuk kawasan Eropa sendiri juga naik 8.5 yang merupakan rekor tertinggi sejak Agustus 2018 lalu.

Optimisme global menjadi pemicu harapan yang sama meskipun sejumlah pembatasan ketat berupa lockdown masih diberlakukan di beberapa tempat di kawasan ini. Hari ini akan di rilis data PMI di sektor jasa di Spanyol. Prancis, Italy dan Jerman serta untuk kawasan Uni Eropa secara keseluruhan.

Ulasan Pasar Tanggal 7 April 2021

Emas menyaksikan sebagian penjualan pada hari Rabu dan mulai koreksi dari zona kisaran $1.745-1746. Kenaikan tipis pada imbal hasil obligasi AS memberikan peningkatan yang kecil pada USD dan memberikan sebagian tekanan.

Nada risiko yang lebih lemah mungkin memberi dukungan membatasi sisi bawah untuk emas sebagai aset safe-haven menjelang risalah FOMC. Emas menurun selama sesi Asia dan terakhir terlihat berada di dekat ujung bawah dengan kisaran perdagangan harian di atas level $ 1.735.

Sekarang liburan panjang akhir pekan Paskah telah berakhir dan semua kembali bekerja, bullish emas dan mata uang telah berakhir. Ini hanya aksi ambil untung (profit-taking) atas dolar AS dan tidak ada yang lain. Jangan terlalu optimis khususnya pada Emas. Semua hal akan kembali ke minggu sebelum hari libur; imbal hasil obligasi akan naik, dan dolar AS akan sangat bullish. Menjual emas dan mata uang asing akan menguntungkan.

Di daftar data ada (PMI) Sektor Jasa & (PMI) Komposit Markit Jerman; (PMI) Jasa Zona Euro & PMI Komposit; (PMI) Jasa Inggris; Aplikasi Hipotek AS; Neraca Perdagangan & Jasa AS; Neraca Perdagangan AS; Pidato Evans dari Fed AS; Perubahan Stok Minyak Mentah AS; Risalah FOMC AS dan Perubahan Kredit Konsumen AS.

Dolar Terkoreksi Meskipun Data Ekonomi AS Mencatat Kenaikan

Dolar AS terkoreksi pada perdagangan pasar Asia hari Selasa di tengah set data fundamental ekonomi yang masih sangat positif. Penurunan dolar ini disebabkan oleh rendahnya likuiditas karena masih belum beroperasinya sejumlah pasar mata uang dunia baik di Asia maupun Eropa.

Data ekonomi di AS menurut ISM di sektor jasa menunjukkan peningkatan yang mencapai rekor tertinggi 63.7 dari periode sebelumnya 55.3 yang juga melampaui perkiraan 58.3. Ini menggambarkan sektor jasa di AS yang sangat optimis akan prospek pemulihan ekonomi dengan indeks kepercayaan manager pembelian tersebut. Data ini semestinya mendukung laporan Non-Farm Payroll yang dirilis hari Jumat pekan lalu yang juga menunjukkan sektor tenaga kerja yang solid dengan kenaikan penambahan lapangan kerja yang mendekati 1 juta.

Dengan proyek infrastruktur dan investasi yang direncanakan oleh Presiden Biden senilai $2 triliun diperkirakan penambahan lapangan kerja akan meningkat tajam. Sehingga sektor tenaga kerja yang akan semakin membaik dan dipadukan dengan peluang terjadinya lonjakan inflasi seiring dengan daya beli yang meningkat tidak hanya upah namun juga dana bantuan langsung dari paket stimulus bulan Maret lalu.

Sisi buruknya dengan tersedia banyaknya lapangan membuat tingkat kompetitif pekerja semakin tinggi sehingga kemungkinan akan membuat tingkat upah menjadi lebih rendah seiring dengan persaingan tersebut. Sementara itu, data lain yang negatif adalah factory order yang turun -0.8% dari periode sebelumnya 2.7% dan lebih jelek dari perkiraan -0.5%. Hari ini akan dirilis data Job opening dari JOLTS dan Optimisme ekonomi dari IBD/TIPP.

Dolar AS Terus Menguat Hari Senin Seiring dengan Laporan Payroll yang Lebih Baik

Dolar AS masih terus menguat pada perdagangan hari Senin, seiring dengan laporan Non-Farm Payroll Jumat lalu yang sangat baik. Penambahan lapangan kerja di AS meningkat tajam sebanyak 916K yang melampaui perkiraan 652K dan data periode sebelumnya juga direvisi naik dari 379K menjadi 468K.

Tentu saja hal ini semakin mempertegas pemulihan ekonomi dari krisis akibat pandemik yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun terakhir. Karena selain inflasi yang menjadi tolok ukur adanya perubahan kebijakan moneter bagi Federal Reserve adalah sektor tenaga kerja ini.

Data tingkat pengangguran juga turun 6% sesuai perkiraan dari periode sebelumnya 6.2%. Sementara upah rata-rata menurun untuk pertama kali sejak Juni tahun lalu sebanyak -0.1% melebihi perkiraan turun ke 0.1% dari periode sebelumnya 0.3%. Dengan data yang solid ini namun reaksi di pasar terbatas dikarenakan berbarengan dengan libur paskah dimana sebagian besar pasar atau bursa tidak beroperasi.

Meskipun demikian, yield obligasi 10 tahun pemerintah AS kembali naik hingga 1.717% atau naik 4 bps dari periode sebelumnya. Harapan akan pemulihan ekonomi di AS semakin besar setelah lebih dari 38% atau 1 dari 5 penduduk dewasa mendapatkan vaksin.

Prospek pemulihan ekonomi di AS didukung oleh memasukinya musim semi dan menjelang musim panas yang merupakan musim belanja setelah dibagikannya dana bantuan dari paket stimulus baru akan membuat aktifitas ekonomi semakin meningkat. Pusat pengendalian penyakit menular AS (CDC) bahkan sudah memperbolehkan penduduk yang sudah divaksinasi untuk melakukan perjalanan sehingga industri transportasi juga diharapkan akan segera pulih.

Sementara itu, Euro relatif masih tertekan terhadap Dolar seiring dengan belum adanya tanda-tanda pemulihan dan terus dibayangi oleh gelombang pandemik ketiga. Berbeda dengan mitra dagangnya AS dan Inggris yang mulai membuka lockdown, di kawasan Eropa justru kembali memperpanjang masa berlaku lockdown. Seperti yang sduah dilakukan di Italia dan Prancis dan menyusul di Jerman.

Ketertinggalan dalam program vaksinasi mengakibatkan meningkatnya kasus baru pasien covid-19 membuat kawasan Uni Eropa terancam gelombang ketiga pandemik. Hari ini di Jerman. Prancis dan Italy masih libur sedangkan data ekonomi yang akan dirilis pekan ini adalah data sektor tenaga kerja, PMI di sektor jasa, Factory order dan industrial productioan di Jerman.

Ulasan Pasar Tanggal 5 April 2021

Emas kesusahan untuk memperpanjang gelombang pemulihan minggu lalu. Entah Covid, ketegangan antara China dan Eropa dan kekuatan AS yang optimis menguji pembeli emas. Setelah libur Jumat Agung, sebagian besar pasar di Asia tutup karena hari Paskah. Perdagangan yang kurang aktif diprediksikan akan terjadi di sesi AS, katalis risiko tetap menjadi titik kunci.

Emas terlihat untuk memutar balik arah penurunan pada awal minggu di $ 1,726.31 berputar ke $ 1,728 / 29 pada Senin pagi di pasar Asia. Namun, terjadi penurunan di sebagian besar pasar Asia dan kurangnya katalis risiko utama tampaknya menguji trader emas akhir-akhir ini bahkan menguatnya dolar AS tampaknya juga menguji pergerakan pemulihan emas, seperti yang digambarkan minggu lalu.

Di daftar data, terdapat indeks kondisi bisnis NY AS; IMP Jasa dan Komposit Markit; Indeks Pesanan Baru Jasa ISM AS; IMP Jasa ISM AS; Indeks Ketenagakerjaan Jasa ISM AS; Harga Jasa Dibayar ISM AS; Pesanan Pabrik AS dan Lelang Surat Hutang 3 & 6 bulan AS.

Dolar Menguat Pada Perdagangan Kamis Seiring dengan Kenaikan Yield Obligasi

Dolar masih terus mempertahankan kenaikannya pada perdagangan Kamis. Greenback terus menguat terhadap Yen seiring dengan kenaikan obligasi AS.

Optimisme akan AS memimpin pemulihan ekonomi terus membuat permintaan akan mata uang dolar terus meningkat. Paket stimulus fiskal dan laju program vaksinasi yang jauh melampaui target pertama dan sudah setengah jalan menuju target kedua baru yang ditetapkan oleh Presiden Biden ditambah dengan rencana pembangunan infrastruktur yang baru saja dipaparkan membuat sentimen terhadap pemulihan ekonomi di AS semakin kuat.

Presiden Biden mengungkapkan proyek infrastruktur senilai $621 milyar yang termasuk kedalam $2 triliun program kerja dibidang tenaga kerja. Jika digabungkan dengan paket stimulus, kedua program kerja ini merupakan peran pemerintah federal AS terbesar dalam 1 generasi yang mencapai 20% dari annual output negara AS.

Meski demikian program infrastruktur tersebut tidak di gelontorkan serentak namun dibagi menjadi 10 tahun yang akan diimbangi dengan kenaikan pajak secara bertahap dari 21% menjadi 28% ditambah dengan pendanaan dari repatriasi mata uang dari perusahaan yang beroperasi di luar negeri.

Sementara itu data ekonomi di sektor tenaga kerja juga meningkat tajam dengan penambahan tenaga kerja di sektor swasta meningkat 517K atau hampir 3x lipat dari periode sebelumnya yang juga direvisi naik dari 117K menjadi 176K, walaupun masih di bawah perkiraan 552K.

Dengan data ini diperkirakan data Non-Farm Payroll yang akan dirilis hari Jumat setidaknya akan menyamai peningkatan ini. Sedangkan data Chicago PMI juga meningkat 66.3 melampaui perkiraan 61.2 dari periode sebelumnya 59.5. Hari ini akan dirilis data PHK dari Challenger, PMI manufaktur dan laporan mingguan klaim pengangguran.

Ulasan Pasar Tanggal 31 Maret 2021

Indeks dolar AS naik  mendekati harga tertinggi sejak awal November 2020. Meneruskan tembusan garis resistensi utama dan rata-rata pergerakan (SMA) 200-hari yang mendekati MACD bullish untuk mendukung pembeli DXY. Level tertinggi pada pertengahan Oktober 2020 mungkin mempertahan kan level menengah sebelum mencapai resistensi utama di 94,30.

Bear tampaknya tidak mungkin mengambil risiko untuk masuk di atas posisi 92,50. Indeks dolar AS tetap kuat di sekitar 93,35, naik 0,07% selama sesi perdagangan harian, dan mencapai tertinggi November 2020 pada awal Rabu.

Harga emas menantang komitmen Bulls di support harian kritis. Titik terendah baru di sesi Asia dan Sebagian posisi akhir bulannya yang menjadi fokus. Sesuai analisis sebelumnya, bears Emas mengambil kendali, serta perhatikan penembusan. Emas memiliki tekanan atas lonjakan imbal hasil obligasi 10-tahun AS dalam waktu dekat, bear menyerang support mingguan kritis, bearish mempertahankan momentum di sesi Asia.

Di daftar data terdapat Total Investasi Bisnis Inggris; Transaksi Berjalan  Inggris; PDB Inggris; Harga Perumahan Nasional Inggris; Tingkat Pengangguran Jerman; Perubahan Pengangguran Jerman; Swiss Ekspektasi ZEW (Mar); IHK Zona Euro; Aplikasi Hipotek AS; Pidato Presiden AS Biden; Perubahan Pekerjaan AS; Indeks Manajer Pembelian Chicago AS; Penjualan Rumah Tertunda AS dan Perubahan Stok Minyak Mentah AS.

Pasar Mata Uang Asia Melemah Rabu Pagi Tertekan Rally Kenaikan Greenback

Pasar mata uang Asia lebih rendah Rabu pagi, tertekan rally kenaikan greenback pada minggu ini. Dolar mencatatkan harga tertinggi tahunan terakhir terhadap Yen dan Euro.

Rally kenmaikan Dolar ini mengikuti kenaikan yield obligasi 10 tahun pemerintah AS yang sempat naik ke level tertinggi dalam 14 bulan terakhir di 1.776% walaupun ditutup pada 1.727%. Lajunya program vaksinasi dan didukung oleh paket stimulus yang sudah mulai disalurkan membuat optimisme pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak saja sekedar pulih namun juga sangat-sangat baik.

Optimisme ini disampaikan oleh sejumlah pejabat Federal Reserve termasuk Ketua Fed – Jerome Powell dalam beberapa kesempatan lalu. Pejabat Fed lainnya – Ketua Fed cabang New York : John William mengatakan banyak hal positif akan terjadi pada ekonomi.

Selain program vaksinasi dan paket stimulus namun cuaca yang memasuki musim semi menuju musin panas membuat aktifitas ekonomi akan semakin meningkat. Ketua Fed cabang Atlanta – Raphael Bostic juga melihat arah ekonomi ke depan adalah naik meningkat. Permintaan dolar juga meningkat karena hari ini merupakan tutup buku untuk kwartal pertama tahun ini untuk laporan keuangan perusahaan internasional.

Sejumlah data akan dirilis hari ini diantaranya data tenaga kerja ADP, Chicago PMI dan data sektor perumahan. Sedangkan Presiden Biden dijadwalkan akan memaparkan rencana infrastruktur senilai lebih kurang $3 triliun malam ini. Akankah Biden membalikkan kebijakan sebelumnya yang menurunkan pajak perusahaan dari 35% menjadi 21% pada tahun 2017 lalu.

Di sisi lain, Euro terus melemah terhadap Dolar hingga ke level 1.1711 yang merupakan level terendah sejak bulan November tahun lalu. Pembatasan yang semakin ketat dan meluas di Prancis dan Jerman masih menjadi penghalang utama bagi aktivitas ekonomi.

Sementara itu, program vaksinasi berjalan cukup lambat membuat penularan virus ini semakin meluas akan memperpanjang masa pembatasan aktivitas. Perbedaan spread antara yield obligasi pemerintah Jerman dengan AS yang semakin lebar juga membuat daya tarik Euro semakin berkurang. Belum ada tanda-tanda yang positif kawasan ini meski data ekonomi relatif masih bertahan.

Data inflasi CPI di Jerman menurun 0.5% sesuai perkiraan dari periode sebelumnya 0.7%. sementara di Spanyol justu meningkat 1.3% lebih baik dari perkiraan 0.7% dan periode sebelumnya 0.0%. Hari ini sejumlah data akan dirilis diantaranya data inflasi dan consumer spending di Prancis, data tenaga kerja di Jerman dan data inflasi Uni Eropa secara keseluruhan.

Ulasan Pasar Tanggal 30 Maret 2021

Sementara imbal hasil obligasi AS terus naik, pasar fokus ke dolar di tengah sentimen risiko beragam. Dolar AS masih  tetap bertahan di atas 200 EMA dengan dukungan terbaru. DXY mulai menguat dalam minggu ini, mencapai puncak terhadap Euro dan Yen pada hari Senin. DXY mencapai level tertinggi 92,96 di sesi New York, dan sementara telah mencapai level tertinggi sesi Asia 92,94 pada hari Selasa.

Kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan peluncuran vaksin jauh lebih cepat daripada Eropa, yang telah menyebabkan investasi pindah dari Euro masuk ke dolar AS, yang saat ini diperdagangkan pada level terendah harian 1,1760.

Emas melanjutkan aksi jual lebih dari 1% pada hari Senin, karena kebangkitan minat beli pada imbal hasil obligasi AS terus memberikan tekanan penurunan pada logam yang merupakan aset tanpa imbal hasil. Imbal hasil obligasi AS rebound dengan tajam, risiko inflasi muncul kembali di tengah ekspektasi rencana belanja infrastruktur skala besar yang mungkin akan diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu.

Pada daftar data terdapat Indeks Harga Impor Jerman; Indikator Utama KOF; Sentimen Jasa Zona Euro; Kepercayaan Konsumen Zona Euro; Kepercayaan Industri Zona Euro; Iklim Bisnis Zona Euro; IHK Jerman; Indeks RedBook AS; Indeks Harga Rumah AS; Pidato Anggota FOMC, Quarles  AS; Indeks Harga Rumah AS; Kepercayaan Konsumen AS; Pidato Williams Fed AS dan Saham Minyak Mentah Mingguan AS.

Dolar Menguat Selasa Pagi Seiring Dengan Kenaikan Tajam Bursa Saham AS

Dolar menguat Selasa pagi seiring dengan kenaikan tajam pada bursa saham AS pada sesi semalam.

Indeks bursa Dow Jones yang mencetak rekor tertinggi baru meskipun ada ancaman bangkrutnya perusahaan investasi global Archegos Capital berpeluang membuat perbankan lainnya merugi. Selain itu rencana pembangunan infrastruktur dari Presiden Biden yang sebelumnya disampaikan akan didanai oleh pajak perusahaan pembayar pajak terbesar. Dikhawatirkan hal ini akan berupa kenaikan pajak seiring dengan kebutuhan dana yang besar.

Sejumlah spekulasi menyatakan besaran dana yang diperlukan antara $1 triliun hingga $3 triliun yang diharapkan dari pendapatan berupa pajak. Semakin besar anggaran tentu saja pajak yang akan dikenakan akan semakin besar. Hal ini membalikkan kebijakan mantan presiden Trump sebelumnya yang menurunkan pajak perusahaan dari 35% menjadi 21% pada tahun 2017 lalu. Lebih jelasnya akan disampaikan oleh Presiden Biden di depan Kongres esok hari yang bertepatan dengan akhir bulan dan berakhirnya kwartal pertama tahun ini.

Sementara itu, harapan terhadap pemulihan ekonomi di AS terus meningkat seiring dengan vaksinasi yang sudah diharapkan akan mencapai 90% penduduk dewasa yang layak mendapatkan vaksin dalam 3 pekan mendatang sesuai dengan target baru 100 hari vaksinasi.

Di lain tempat, Poundsterling sedikit lebih rendah berbandingkan Dolar setelah sektor perumahan yang menurun. Sementara itu program vaksinasi di Inggris yang sukses diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan dicabutnya larangan ekspor vaksin dari Uni Eropa.

Dengan tetap tersedianya supply vaksin membuat jadwal pembukaan yang sudah direncanakan pemerintah tidak akan berubah. Data ekonomi berupa rilis data KPR menunjukkan jumlah KPR yang disetujui mengalami penurunan  dari 97K menjadi 88K. Hari ini tidak ada data yang akan dirilis.