Emas di Bawah Tekanan Karena Rebound dari Harga Beli

Harga emas telah menunjukkan tanda-tanda pelemahan pada hari Rabu. Hal ini terjadi karena adanya rebound pada harga dalam jangka panjang.

Emas telah menurun dari titik tertinggi pekan lalu di $1.800 dan sejak terjadi rebound pada imbal hasil 10-tahun AS. Dari titik terendah pada pekan lalu, imbal hasil obligasi 10 tahun AS naik 10 poin kemarin, menjadi 1,62%, menjelang keputusan FOMC mengenai kebijakan moneter dari the Fed.

Status quo pun diharapkan secara luas. Akan tetapi, investor akan memperhatikan secara jeli dan cermat bahasa yang digunakan dalam pernyataan dan pidato Jerome Powell. Hal ini karena Powell dapat memberikan petunjuk waktu tentang pengketatan moneter.

Selain the Fed, investor akan secara jeli memperhatikan estimasi pertama PDB kuartal pertama untuk AS dan Zona Euro yang dirilis masing-masing pada hari Kamis dan Jumat. Konsensusnya adalah sebesar 6,1% untuk pertumbuhan tahunan di AS, naik dari 4,3% pada kuartal keempat tahun lalu. Fed New York dan Fed Atlanta mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan 6,8% dan 8,2%.

Dari perspektif teknis, pandangan harga emas kembali berubah menjadi bearish pada pagi ini. Hal ini karena Emas telah menembus neckline dari pola pembalikan “head and shoulders“. Pola teknis ini memberikan pandangan teoritis yang bearish ke setidaknya di $1.740, tetapi pembalikannya bisa lebih signifikan jika harga beli naik ke level tertingginya baru-baru ini.

Bollinger Bands 4 jam juga memberikan sinyal bearish, karena emas baru saja break dari titik terrendah setelah periode tekanan singkat. Ini secara teoritis merupakan sinyal untuk bearish yang impulsif.

Pandangan bearish tidak akan berlaku jika terjadi bounce di atas $ 1.790. Bounce dapat terjadi jika Fed lebih dovish atau pesimis daripada yang diharapkan.

Sementara di pasar forex, terdapat sesi lain dari pasangan mata uang utama yang hampir mencapai stagnasi, Dolar yang berperan sebagai ‘poros’, kini menunjukkan stabilitas selama 72 jam terhadap Euro (1,2080), Franc Swiss dan Pound.

Apatisme mata uang ini tidak sepenuhnya tidak sesuai dalam beberapa sesi ini, yang hampir tanpa statistik apa pun. Tetapi, hal ini telah berlangsung selama 3 hari, dengan volatilitas intraday yang sangat mirip sejak hari Senin, yang membuatnya lebih tidak biasa (fenomena terakhir yang serupa dengan fenomena ini pernah terjadi di pertengahan Februari).

Sumber Grafik: Tradingview 28.04.2021

Status Quo yang Mengejutkan Terhadap Dolar, Yen Bergerak Menurun

Gambaran pasar Forex hari ini cukup mencuri perhatian. Selain USD/JPY yang melemah 0,60% dan EUR/USD yang turun 0,40%, tidak ada selisih yang melebihi 0,10% pada pair mata uang utama.

EUR/USD turun sebesar 0,10%, menuju 1,207. Sementara, celah mata uang lainnya terhadap Dolar AS bahkan tidak dapat terukur (Pound, Franc Swiss, Dolar Kanada).

Namun, data hari itu sangat kuat di Amerika Serikat: Indeks kepercayaan konsumen dari The Conference Board melonjak lebih dari 12 poin, dari 109 menjadi 121,7 (salah satu peningkatan terkuat dari bulan ke bulan dalam sejarah). Indeks manufaktur dari The Fed wilayah Richmond, naik hingga 17 poin, mengindikasikan adanya perbaikan di sektor manufaktur.

Satu jam sebelumnya, indeks aktivitas real estat Case Shiller mencapai +12% (dibandingkan dengan +11,7% yang diharapkan), kembali meningkat tajam seperti seluruh sektor real estat sejak Juni 2020.

Federal Reserve memulai diskusi kebijakan yang akan berlangsung selama dua hari pada hari ini, di mana pada akhirnya institusi ini kemungkinan akan memilih ‘status quo‘.

Sepertinya, Jerome Powell akan menghadapi kesulitan dalam mencari argumen baru untuk “memikat” pasar, sementara pandangannya terhadap inflasi (yang tidak, dan tidak akan menjadi masalah hingga akhir 2021) sudah dipandang berani, namun keputusan mempertahankan suku bunga rendah itu bergantung pada Powell.

The Fed kemungkinan akan menunggu angka ketenagakerjaan dan aktivitias ekonomi untuk pulih ke level sebelum pandemic Covid-19, dan perkembangan yang berkelanjutan dalam lingkungan Kesehatan sebelum mempertimbangkan penyesuaian apapun dalam tarif.

Sementara, di sisi lain dari Pasifik, Bank Sentral Jepang pada hari Selasa memutuskan status quo moneter. “Bank Sentral Jepang masih berekspektasi bahwa inflasi akan jauh di bawah targetnya yaitu 2%, yang berarti bahwa kebijakan keuangan akan tetap longgar” komentar dari Lee Hardman, analis di MUFG.

Sumber Grafik: Tradingview 27.04.2021

DXY Tetap Stabil menjelang Pengumuman the Fed

Dolar AS memulai pekan ini dengan catatan negatif, yakni jatuh ke nilai terendah selama hampir dua bulan di posisi 90.80, setelah mencatatkan penurunan selama tiga pekan berturut-turut pada pekan lalu.

Turunnya kurs beli Dolar AS adalah salah satu alasan utama bagi penurunan dolar. Dengan para investor menjadi kurang khawatir akan adanya slippage dalam inflasi, nilai imbal hasil obligasi 10 tahun AS jatuh ke angka terendah dalam lima minggu yaitu 1.56% di hari Jumat, meskipun terdapat data ekonomi kuat seperti data PMI pada awal April yang lebih baik dari perkiraan, dan telah dirilis pada hari Jumat dengan angka tertinggi dalam sejarah.

Faktor penghambat lainnya bagi Dolar adalah optimisme baru akan kondisi di Eropa. Setelah kebijakan pembatasan sosial berkepanjangan selama beberapa bulan, optimisme pun kembali berkat statistik ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, tapi juga oleh karena pesatnya perkembangan program vaksinasi, dan pengumuman dari pejabat setempat yang mengindikasikan bahwa kekebalan kelompok dapat tercapai paling cepat pada bulan Juli, namun jika melihat kondisi dan perkembangan saat ini, lebih memungkinkan untuk tercapai pada musim dingin mendatang.

Perkembangan dari kebijakan pembatasan sosial di Eropa akan terus menjadi elemen yang penting bagi Dolar, dikarenakan sentimen masih cenderung pesimis terhadap pemulihan Eropa. Jika pembatasan tidak lagi diberlakukan, dan proses pemulihan terbukti dapat lebih cepat dibandingkan perkiraan, maka tekanan pada Dolar akan meningkat.

Dalam jangka waktu dekat, investor akan mempelajari dan mencerna keputusan kebijakan moneter dari The Fed pada hari Rabu. Tidak ada perkiraan akan perubahan kebijakan, namun pidato dari Jerome Powell akan diterima seperti biasa karena para investor akan mencari petunjuk kapan kebijakan moneter akan dinormalisasi.

Dari perspektif teknikal, kita dapat melihat bahwa DXY kembali mendekati grafik miring bullish-nya, yang telah berperan sebagai support sejak awal tahun, setelah mencapai titik tertinggi selama hampir empat bulan pada 93.30.

Terjadinya pullback dibawah grafik miring ini akan menjadi sinyal kerapuhan bagi para pembeli. Penurunan lebih lanjut dibawah level 90-poin yang simbolis ini akan menjadi sinyal tambahan yang menunjukkan bahwa tren penurunan masih akan terus berlanjut.

Jika harga rebound menuju tren naik yang miring atau menuju ke level 90-poin, maka pandangan akan kembali bullish dalam jangka pendek sampai ke titik tertinggi baru-baru ini di 93.30, dan menuju ke level 95-poin.

Sumber Grafik: Tradingview 26.04.2021

EURUSD berada di Titik Tertinggi dalam Tujuh Minggu

Euro terhadap Dollar naik pada hari Jumat menuju titik tertingginya dalam tujuh pekan. Hal ini dikarenakan para trader telah mempertimbangkan rencana pajak capital gain Washington (Amerika), dimana rencana pajak ini diungkapkan dalam konferensi pers menjelang pertemuan moneter The Fed pekan depan.

Pada penutupan pasar di hari Jumat, Euro naik 0,69 persen terhadap dolar. Saat ini Euro berada di $1,20968, yang merupakan titik tertinggi sejak 3 Maret.

Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk menaikkan beberapa pajak, termasuk pajak untuk keuntungan dari transaksi finansial yang nantinya akan dinaikkan hampir dua kali lipat bagi orang-orang terkaya. Menurut pers Amerika, hal ini dilakukan untuk membiayai beberapa investasi infrastruktur yang dicanangkan oleh Joe Biden. Untuk Capital gain, tarif yang dapat dikenakan adalah sebesar 39,6%, bukan tarif saat ini sebesar 20%. Tarif ini ditetapkan untuk orang Amerika yang memiliki penghasilan lebih dari $1 juta setahun.

“Antara apa yang diinginkan oleh Presiden Biden dan apa yang akan beliau dapatkan, mungkin akan sulit” kata Jeffrey Halley, seorang analis di Oanda, memperingatkan bahwa kenaikan pajak yang tidak populer ini akan sulit disetujui.

Di sisi lain, Euro diuntungkan dari pertumbuhan sektor swasta di zona Euro: Indeks PMI komposit perusahaan Markit naik menjadi 53,7 poin pada April, setelah 53,2 pada Maret.

“Kuartal kedua akan menjadi milik Uni Eropa, sama seperti kuartal pertama adalah milik Amerika Serikat” kata George Saravelos, seorang analis di Deutsche Bank.

EUR/USD tetap turun 1,3 persen sejak awal tahun tetapi sejauh ini naik 3 persen pada bulan ini.

“Ada data ekonomi yang baik di beberapa belahan dunia, dan sebenarnya bukanlah katalisator” kata Brad Bechtel dari Jefferies. Dengan pertemuan bank sentral AS (Fed) yang dijadwalkan pada Selasa dan Rabu “seperti menunggu Fed untuk memberi tahu kami kapan mereka akan mulai mengurangi pembelian aset mereka, yang mungkin tidak akan terjadi segera” tambahnya.

Sementara itu, kekhawatiran tentang pajak atas transaksi finansial sangat memengaruhi Bitcoin. Cryptocurrency turun 5,9%, menjadi 48,570 dolar, ini adalah titik terendah sejak awal Maret.

Dari perspektif teknis, EUR/USD dengan tegas memperpanjang tren naiknya dari awal April dan tampaknya akan menguji di target berikutnya di 1,21810 dalam pekan mendatang. Titik resistance berubah menjadi titik support di 1,20. Support yang lebih kuat dapat ditemukan diantara retracement Fibonacci 0,5 di 1,19460 dan Moving Average 50 hari.

Para trader mungkin melihat untuk masuk dalam posisi sell konservatif pada titik ini, karena beberapa tingkat pengembalian rata-rata dapat membawa EUR/USD untuk kembali ke 1,207 dalam waktu dekat. Meskipun dalam jangka panjang, Euro memiliki keunggulan atas Dolar, kecuali jika ada kejutan dalam pengumuman Fed pada awal pekan depan.

Titik Support dan Resistance:

R3 1.23275
R2 1.22226
R1 1.21512
S1 1.20404
S2 1.19460
S3 1.19000

Sumber Grafik: Tradingview 25.04.2021

EURUSD Turun Pasca Pertemuan ECB yang Tidak Mengejutkan

Euro jatuh terhadap Dollar pada hari Kamis setelah pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang menjaga kebijakan moneternya agar tidak berubah sesuai prediksi.

ECB menjaga pendirian akomodatifnya tapi akan menghadapi beberapa pertanyaan dari hari ini hingga pertemuan berikutnya di bulan Juni seputar penarikan berkala terkait dukungannya untuk mendampingi pemulihan ekonomi di zona Euro.

Jumlah dana sebesar 1.850 milyar Euro yang dialokasikan untuk pembelian sekuritas dibawah “program pembelian darurat pandemi” (PEPP) tetap tidak berubah sementara tingkat pembiayaan kembali masih berada di titik nol dan tingkat fasilitas deposit di titik -0,5%.

Pembelian dibawah program PEPP akan terus berlanjut di kuartal saat ini lebih cepat dari beberapa bulan pertama di tahun ini, pernyataan ini dirilis setelah pertemuan hari Kamis kemarin. ECB menambahkan bahwa mereka akan terus membeli aset dibawah program PEPP hingga mereka menilai bahwa krisis virus korona sudah selesai.

Meskipun begitu, investor berharap bahwa mereka bisa menarik dukungan tersebut secara berkala karena rebound ekonomi diharapkan untuk terjadi di paruh kedua tahun ini berkat kemajuan kampanye vaksinasi.

Sejak awal bulan, Euro telah terapresiasi sebesar 2,5% terhadap Dollar namun tetap lebih rendah 1,6% sejak awal tahun terhadap Dollar yang untuk karena kampanya vaksinasi yang lebih cepat di AS dan investasi yang dilakukan oleh Washington untuk mendukung ekonomi.

Sebagai tambahan, klaim pengangguran AS terus jatuh pada minggu lalu dimana ia mencapat titik tinggi baru sejak awal dimulainya krisis kesehatan, yang menjadi tanda adanya pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Antara tanggal 11 April dan adanya 17.547.000 orang yang mendaftar untuk status pengangguran, pada hari Kamis Kementrian Tenaga Kerja mengumumkan adanya penurunan sebesar 586.000 di minggu lalu.

Namun “Dollar tidak lagi bereaksi terhadap data positif dalam ekonomi AS, yang mengindikasikan bahwa kebanyakkan berita baik yang akan datang sudah terbentuk oleh pasar.” Kata Peter Krpata, seorang analis di ING, yang percaya bahwa tren naik Euro akan kembali berlanjut.

Sumber Grafik: Tradingview 22.04.2021

Risiko Tren Turun BTCUSD Sedang Mendominasi

Bitcoin terus memperbanyak kerugiannya di hari Rabu dengan kembali ke titik USD 56.000. Mata uang kripto tersebut telah merugi dari kekhawatiran seputar potensi pengetatan peraturan di AS, sementara itu penggunaan Bitcoin tengah disorot dalam kasus pencucian uang.

Sebagai tambahan, sektor mata uang kripto terdampak oleh pemutusan listrik di daerah Xinjiang, Cina, dimana sejumlah aktivitas pertambangan sedang dilaksanakan.

Selain itu, penyedia ruang kerja fleksibel WeWork di hari Selasa mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerima pembayaran dengan mata uang kripto tapi ini pun tidak membantu Bitcoin untuk kembali mendapatkan pijakan yang kokoh.

Harga Bitcoin naik hampir 1600% dari titik rendah di bulan Maret tahun 2020 saat pandemi dimulai hingga hari IPO Coinbase yaitu pada 14 April dimana titik tinggi sepanjang waktunya mencapai sekitar dari USD 65.000.

Kehebohan terhadap aset spekulatif dan pertumbuhan saham telah membantu bank investasi dan individu untuk mendapat keuntungan dalam jumlah signifikan. Fenomena yang sama juga mendukung siklus naik baru. Hal ini terlihat dalam harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, dimana ini membuat titik tinggi sepanjang waktu yang baru untuk diraih oleh kebanyakkan dari mereka.

Di sisi lain, sementara penilaian spekulatif dan pengaplikasiannya telah melejit, kegunaan riil sebagai mata uang atau penyimpanan nilainya belum menjadi lebih demokratis.

Dari sudut pandang teknikal, Bitcoin sedang berada dalam momentum naik sampai minggu lalu. Meskipun begitu, jelas bahwa pasar telah menembus area bawah dan Moving Average 50 hari yang telah mendukung si harga sejak awal tahun.

Untuk saat ini, tren underlying tetap naik tapi para penjual telah memutuskan untuk memulai langkah korektif. Serangan dibawah USD 53.500 akan membuka jalan untuk penurunan yang lebih dalam menjadi USD 49.740 dan kemudian USD 44.850. Di sisi lain, dengan asumsi pembeli berhasil mendapatkan kembali USD 58.350, maka kita bisa melihat peningkatan baru.

Ringkasnya, kita harus lebih berhati-hati dalam aset ini karena Bitcoin telah membatasi diri pada sekitar USD 60.000 dalam beberapa waktu terakhir tanpa melesat ke titik tinggi baru. Maka dari itu, fase menuju titik dukungan dan permulaan yang kuat akan lebih baik.

Sumber Grafik: Tradingview 21.04.2021

Tren Emas Kian Melejit Akibat Suku Bunga Jangka Panjang Melambung

Harga emas hampir mencapai titik tertinggi dalam dua bulan di USD 1.790 pada hari Senin. Lalu, emas kembali ke USD 1.770 karena suku bunga jangka panjang AS rebound. Kini emas membangun keuntungannya dari minggu lalu dengan cara naik 0,47 persen di akhir sesi pada hari Selasa kemarin.

Logam mulia tersebut kebanyakkan dipicu oleh perkembangan imbal hasil obligasi jangka panjang. Jadi, saat imbal hasil obligasi riil menurun, daya tarik obligasi akan berkurang, hal ini meningkatkan kesempatan investor di emas.

Perkembangan emas akan bergantung pada perkembangan suku bunga jangka panjang AS dengan jumlah 1,56%, terhadap titik tinggi 1,745% di awal bulan. Perkembangan imbal hasil obligasi akan bergantung banyak pada kembali dibukanya kegiatan perekonomian dan rencana investasi infrastuktur Joe Biden. Diskusi antara Kongres dan Gedung Putih masih berada di tahap awal tapi sang Presiden AS berharap RUU tersebut dapat disahkan per akhir Mei.

Dampak ekonomi dari rencana investasi ini pastinya positif untuk pertumbuhan, tapi juga untuk inflasi (mengingat konstruksi sulit untuk direlokasi) yang akan mendukung imbal hasil obligasi karena pasar juga belum memberikan harga pada RUU ini.

Namun, penurunan imbal hasil obligasi yang berkepanjangan nampak tidak mungkin di situasi saat ini. Hal ini karena vaksinasi berlangsung cepat dan adanya kabar baik bagi pemulihan ekonomi. Maka dari itu, jika rebound emas terus terjadi, hal itu harus dibatasi.

Dari sudut pandang teknikal, proyeksi emas adalah naik sejak emas menembus titik resistansinya di USD 1.755. Terobosan di titik resistansi ini telah membuat emas dapat menciptakan pola reversal double bottom” dengan target atas teoretis di USD 1.835.

Proyeksi naik ini tidak akan berlaku lagi jika emas jatuh dari double bottom tersebut. Dalam hal ini, proyeksi jangka pendek akan kembali selaras dengan proyeksi jangka panjang, yang akan turun selama emas tidak menembus saluran tren turun yang sedang bergerak sejak tahun lalu.

Sumber Grafik: Tradingview 21.04.2021

GBPUSD Meroket Naik di Awal Pekan

Pound Inggris naik di hari Senin terhadap Dollar AS yang melemah karena trader kembali mendapatkan kepercayaannya di mata uang Inggris tersebut karena proses peniadaan karantina sedang berlangsung. Sementara itu Dollar jatuh ke titik terendahnya terhadap Euro dalam kurun waktu enam minggu.

Sekitar pukul 18:45 GMT, Pound untung 1,12% terhadap Dollar di 1,39873 Dollar dan 0,61% terhadap mata uang tunggal Euro di 86,04, seminggu setelah dibukanya kembali toko-toko di Inggris.

“Pound memberikan segalanya di hari Senin, dimana ia mengambil keuntungan di sesi yang relatif sepi untuk naik setelah akhir pekan pertama sejak aturan pelonggaran karantina diberlakukan,” komentar Connor Campbell, seorang analis di Spreadex.com.

Toko sekunder dan bar dan restoran telah mulai dibuka sejak hari Senin lalu.

“Indikator pertama menunjukkan bahwa pembukaan kembali yang dilaksanakan sejak Senin lalu menandakan awal rebound yang signifikan,” karena konsumen Inggris telah mengumpulkan dana yang signifikan selama masa karantina, kata Paul Dales, seorang analis di Capital Economics.

Sebagai tambahan, sementara Pound mengambil untung dari melemahnya Dollar, ia juga membuat Euro naik keatas ambang 1,20 Dollar. Untuk itu Dollar AS turun 0,52% ke 1,2036 Dollar untuk satu Euro, yang merupakan titik terendahnya dalam enam minggu.

“Minggu baru, titik rendah baru bagi Dollar. Dollar AS telah mencapai titik terendahnya dalam sebulan terhadap lawannya yaitu Inggris dan Kanada, dan titik terendahnya dalam enam minggu terhadap Euro,” kata Joe Manimbo dari Western Union.

Menurutnya, penurunan Dollar telah berlangsung lebih cepat “berdasarkan gagasan bahwa menguatnya ekonomi AS tidak akan memicu inflasi. Sebagai hasilnya, pasar dengan kuat mendukung pandangan bahwa The Fed tidak akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat,” tambah si analis.

Dari sisi Eropa, “mata uang tunggal tersebut didukung oleh gagasan bahwa percepatan kampanye vaksinasi di Uni Eropa akan mendukung pertumbuhan,” kata Fawad Razaqzada, seorang analis dari ThinkMarkets.

Tapi “Bank Sentral Eropa mungkin akan tetap waspada dan menyatakan bahwa dukungan untuk ekonomi masih dibutuhkan di hari Kamis” pada pertemuan kebijakan moneter selanjutnya, kata Razaqzada.

Sumber Grafik: Tradingview 19.04.2021

EURUSD Stabil di Bawah Titik 1,20

Euro terhadap Dollar tetap stabil di hari Jumat meski pasar valuta asing tidak ada kepastian. Dollar AS tetap mendekati level terendah dalam sebulan terhadap mata uang Eropa.

Pada penutupan pasar pada hari Jumat, Euro kembali naik 0,14 persen terhadap Dollar menjadi 1,19817 Dollar terhadap Euro, sehingga untuk basis mingguan EUR/USD genap 0,71 persen. Pasangan mata uang ini dengan kuat memantul dari titik rendah bulanannya di sekitar 1,17 dan menempatkan kinerja tren naik selama 2 minggu berturut-turut.

Trader mata uang asing tetap ragu pada nilai Dollar AS, yang memulai tahun ini (masih naik 2% terhadap Euro hingga saat ini), telah melemah sejak awal bulan.

Namun, sinyal terakumulasi pada pemulihan yang cepat di Amerika Serikat: semangat konsumen naik, inflasi tinggi, tingkat pengangguran turun …

Tetapi, “data AS yang kuat tidak lagi cukup untuk membawa Dollar”, komentar Esther Reichelt, analis di Commerzbank, yang percaya bahwa “efek positif dari rencana stimulus Joe Biden dan kecepatan kampanye vaksinasi sudah diperhitungkan dalam harga Dollar”.

Adapun rencana investasi kedua presiden AS yang berfokus pada infrastruktur, “kami harus menunggu hingga musim panas ini untuk mengetahui sejauh mana hal tersebut akan diterapkan, terlalu kabur untuk saat ini untuk menguntungkan Dollar” kata Esther Reichelt.

“Pesan yang jelas dari Fed (Bank Sentral AS) berperan” dalam kurangnya tanggapan Dollar terhadap berita baik AS, menurut Derek Halpenny seorang analis di MUFG.

Trader mata uang asing akan menilai Dollar lebih menarik jika suku bunga lebih tinggi, tetapi Fed telah berjanji di setiap kesempatan untuk melonggarkan kebijakan moneter untuk mendukung pemulihan, bahkan jika inflasi naik sesaat.

Kedepannya dalam hal fundamental, evolusi EUR/USD akan sangat bergantung pada evolusi long rate AS. Pasangan mata uang ini telah rebound sejak long rate AS mulai terhenti. Titik tinggi lebih lanjut dalam imbal hasil 10 tahun AS kemungkinan akan menghidupkan kembali permintaan obligasi dari investor internasional, yang akan memberi tekanan pada Euro.

Selain perkembangan obligasi, EUR/USD juga akan dipengaruhi oleh perkembangan situasi kesehatan Eropa. Jika pemerintah Eropa memperpanjang pembatasan kesehatan lagi, Euro akan kembali berada di bawah tekanan. Sebaliknya, jika pembatasan tidak diperpanjang dan kampanye vaksinasi terus dipercepat sesuai jadwal, Euro kemungkinan akan terus meningkat.

Dalam jangka pendek, katalis berikutnya yang harus diperhatikan adalah perilisan produksi industri AS dan penjualan ritel serta indeks manufaktur Federal di New York dan Philadelphia sore ini. Rilis PDB Tiongkok malam ini juga akan menjadi faktor penting untuk EUR/USD. Hal ini karena rilis yang lebih baik dari perkiraan akan mendukung permintaan untuk Yuan, yang akan memberikan tekanan pada Dollar karena Dollar AS adalah mata uang utama Yuan (dan sebagian besar mata uang lainnya).

Dari sudut pandang teknikal, resistensi langsung terlihat jelas di angka 1,20. Trader akan memperhatikan dengan seksama aksi harga menjelang tes potensial keempat dari level itu di minggu mendatang. Jika tren naik Euro gagal lagi untuk menutup di atasnya, penjual mungkin melihat ini sebagai tanda ketidakpastian dan mendorong harga kembali ke target batas bawahnya di 1,19. Pedagang dapat memanfaatkan pergerakan terikat kisaran antara 1,20 dan 1,19 untuk menentukan level entri jangka pendek untuk pesanan beli / jual.

Titik Support dan Resistance

R3 1.21000
R2 1.20657
R1 1.12000
S1 1.19431
S2 1.18883
S3 1.18000

Sumber Grafik: Tradingview 18.04.2021

Imbal Hasil Obligasi Anjlok, Emas Terdongkrak

Harga emas melejit kemarin karena imbal hasil obligasi 10 tahun AS terjun lagi sebanyak 12 poin basis dari puncaknya pada tanggal 23 Maret di 1,776%.

Penurunan imbal hasil obligasi lagi-lagi menyeret Dolar AS jatuh ke titik rendah empat minggu terhadap mata uang utama lainnya. Sebagai gantinya, imbal hasil obligasi yang lebih rendah dan Dolar yang melemah mendorong si logam kuning untuk naik.

Selain itu, sederet laporan kesehatan ekonomi AS yang positif mendongkrak emas, mengingat adanya ancaman inflasi.

Beberapa indikator ekonomi yang telah dirilis mengonfirmasi bahwa penghapusan larangan kesehatan secara berkala dan paket stimulus oleh pemerintahan Biden mendukung agar pemulihan tetap bertahan dalam aktivitas seperti: penjualan retail rebound sebesar 9,8% di bulan Maret, klaim pengangguran jatuh lebih dari perkiraan minggu lalu, dan indeks bisnis Philly Fed dan Empire State berada di atas konsensus untuk periode April.

Harapan dibukanya kembali perkantoran kebanyakkan menguntungkan minyak dan industri logam seperti tembaga, tapi emas telah melemah, bahkan mengalami awal terburuk dalam satu tahun sejak 1982.

Meskipun begitu, jelas bahwa ons emas telah pulih dalam beberapa sesi. Aset tersebut telah stabil di kisaran konsolidasi antara USD 1.677 dan USD 1.750. Untuk itu, penembusan titik resistansi membutuhkan pemulihan tren naik jangka pendek. Secara grafik, harga telah memvalidasi tren pola pembalikkan: double bottom. Target teknikal selanjutnya adalah di USD 1.790 dan kemudian di USD 1.825.

Namun, emas juga terkunci di saluran tren turun sejak Agustus 2020. Saat ini, pasar sedang bekerja di batas atas saluran tersebut yaitu di sekitar USD 1.766, tetapi tembusnya batas ini akan memperkuat skenario tren naik yang akan datang.

Sesi hari ini ditandai dengan candlestick yang mengalir dan terarah, yang menunjukkan antusiasme nyata dari pembeli. Hasilnya, kita bisa melihat leg baru mencapai USD 1.850 dalam beberapa minggu mendatang.

Sumber Grafik: Tradingview 15.04.2021