EURUSD Berupaya Stabil di Atas 1,76

Euro melejit kemarin terhadap dolar AS pada malam Jumat Agung ketika bursa keuangan AS akan tutup dan paska-kuartal pertama di mana dolar melonjak dan berlawanan dengan ekspektasi para investor.

Pada waktu penulisan, euro naik 0,39% banding dolar dengan 1,17771 dolar terhadap euro. Kurs tunggal Eropa ini stabil terhadap poundsterling dengan 85,10 penny banding euro.

Di hari sebelumnya, euro telah menyentuh titik terendahnya sejak awal November terhadap dolar dengan 1,1704 dolar banding euro. Kemudian, dalam satu tahun terhadap poundsterling Inggris, harga berada di 85,03 penny banding euro.

“Salah satu alasan utama dari pelemahan euro pada kuartal pertama adalah manajemen kampanye vaksin yang buruk, terutama jika dibandingkan dengan Inggris dan AS,” kritik Ricardo Evangelista, analis ActivTrades.

Di Prancis, pada Kamis pagi di hadapan Majelis Nasional, Perdana Menteri Jean Castex melengkapi peraturan pembatasan baru yang diumumkan oleh Emmanuel Macron sebelumnya, terutama penutupan sekolah selama beberapa pekan dan perpanjangan periode protokol pembatasan seluruh territorial.

Untuk bagiannya, Italia memutuskan untuk memperpanjang periode pembatasan hingga 30 April.

“Kekhawatiran bahwa Eropa tidak bisa mengontrol pandemi akan memperburuk prediksi ekonomi dan menekan euro,” ucap Lukman Otunuga, analis FXTM.

“Hal ini kontras dengan perekonomian AS yang beroperasi lebih cepat,” kata Lee Hardman, analis MUFG.

Sebagai pertanda pemulihan AS, jumlah pekerjaan sektor swasta yang tercipta di AS melonjak di bulan Maret (517.000 banding 176.000 di Februari), menurut survei bulanan institusi jasa bisnis ADP yang disiarkan Rabu lalu.

Pertumbuhan sektor manufaktur AS melampaui ekspektasi bulan lalu meski masih menghadapi serangkaian faktor negatif, seperti kurangnya bahan baku dan tenaga kerja, yang membatasi potensi pertumbuhannya, menurut indeks ISM yang rilis kemarin.

Namun, jumlah klaim pengangguran mingguan di AS anehnya melonjak minggu lalu, bahkan melewati angka 700.000, menurut data Departemen Ketenagakerjaan yang rilis Kamis lalu.

 (Sumber Grafik: Tradingview 01.04.2021)

Waspada Data Upah Non-Pertanian (NFP) Akan Menekan Turun Harga Emas

Data Ketenagakerjaan ADP bulan Maret AS yang diumumkan pada hari Rabu meningkat sebesar 517.000 orang, diekspektasikan meningkat 550.000 orang, dan peningkatan sebesar 117.000 orang pada nilai sebelumnya. Meskipun nilai yang diumumkan lebih kecil dari nilai yang diharapkan pasar, tetapi nilai tersebut masih jauh melebihi nilai sebelumnya.

Karena data ADP sangat baik membuat pasar memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap data Upah Non-Pertanian (NFP) yang akan diumumkan pada hari Jumat. Pasar optimis terhadap pasar ketenagakerjaan AS akan meningkat secara signifikan. Diperkirakan data ketenagakerjaan pada Upah Non-Pertanian (NFP) bulan Maret yang akan diumumkan pada hari Jumat meningkat mencapai 650.000.

Oleh karena itu, perlu diwaspadai adanya kemungkinan bahwa data Upah Non-Pertanian (NFP) AS mungkin akan lebih baik dari ekspektasi pasar. Jika ekspektasi menjadi kenyataan, maka akan mengakibatkan tekanan aksi jual yang signifikan pada hasil imbal obligasi AS, serta adanya kemungkinan akan mendorong imbal hasil obligasi AS jangka 10 tahun meningkat hingga melebihi 2%, hal ini akan menyebabkan investor untuk menjual emas dan saham AS secara besar-besaran, karena kenaikan suku bunga AS akan melemahkan saham AS serta meningkatkan biaya untuk mempertahankan posisi kepemilikan emas.

Kesimpulan dari analisis di atas, relatif lebih aman untuk menjual emas di harga tinggi sebelum pengumuman data Upah Non-Pertanian (NFP).

Taktik Trading:

Setiap rebound lemah pada XAUUSD, ini merupakan peluang Jual (Sell) di harga tinggi. Setelah profit, geser stop loss (SL) untuk menjaga keamanan dana dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jika terkena stop loss (SL), maka kita bisa mencari gelombang kenaikan dan terus mengambil posisi Jual (Sell) di harga tinggi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Posisi Sell 1: Jika penurunan menembus di bawah (1718) dapat mencari rebound untuk mengambil posisi Jual (Sell), terapkan stop-loss (SL) sebesar $ 5, jika terkena stop loss, dapat perhatikan posisi Sell 2. Jika harga tidak dapat menembus, terus ambil posisi Jual (Sell); Untuk target Sell di (1700\1688\1677)

Posisi Sell 2: Jika rebound tetapi tidak dapat menembus naik ke atas (1730) dapat mencari rebound lalu terus ambil posisi Jual (Sell), terapkan stop-loss (SL) sebesar $ 5. Jika terkena stop loss, dapat perhatikan posisi Sell 3. Jika harga tidak dapat menembus, terus ambil posisi Jual (Sell); Untuk target Sell di (1710 \ 1698 \ 1688).

Posisi Sell 3: Jika rebound tetapi tidak dapat menembus naik ke atas (1740) dapat mencari rebound lalu terus ambil posisi Jual (Sell), terapkan stop-loss (SL) sebesar $ 5. Untuk target Sell di (1722 \ 1705 \ 1690).

Apabila naik menembus (1740) tidak disarankan untuk masuk posisi Beli (Buy), diharapkan dapat sabar menunggu hingga harga kembali ke posisi di bawah (1740) dan setelah harga rebound bisa mengambil posisi Jual (Sell).

Strategi berlaku hanya untuk hari ini.

Dolar Menguat Pasca Usulan Stimulus Biden

Dolar berkonsolidasi -0,3 hingga -0,5% terhadap hampir seluruh mata uang (-0,3% terhadap Euro di 1,1755, -0,5% terhadap Pound dan Dolar Kanada).

Hanya Yen yang melemah terhadap semua mata uang dengan penurunan sebesar -0,25% terhadap Dolar (ke 110,6E) dan -0,55% terhadap Euro.

Pergerakan Yen dipicu karena 31 Maret adalah akhir tahun fiskal di Jepang yang menandakan beberapa aksi pengambilan risiko oleh investor Jepang akan terjadi hari ini. Kita sebenarnya melihat pergerakan yang sama pada 31 Maret 2020 di mana investor melakukan aksi jual setelah keuntungan di kuartal pertama. Meskipun begitu, alur ini cenderung terjadi sebentar dan akan kembali naik terhadap Dolar secepatnya.

Secara keseluruhan, indeks Dolar berada di atas 93 setelah naik ke 93,47. Indeks Dolar naik hampir ke 90 di awal bulan Maret dan selaras dengan bulan terbaiknya sejak 2016.

Tapi Dolar nampak lemah di balik pertanyaan terkait rencana keuangan (yang diberi nama ‘Build Back Better’) sebesar 2.000Bn untuk proyek infrastruktur (selama 8 tahun) yang akan diaplikasikan oleh Kongres secepat mungkin dan yang juga akan menciptakan lapangan kerja baru (di sektor transportasi, kendaraan listrik, pasokan air, internet, listrik, dan semikonduktor).

Rencana itu akan didanai oleh suku bunga pajak korporat sebesar 28% (keuntungan 21% di luar negara) tapi pertanyaannya masih seputar akankah hal itu cukup untuk memberikan dorongan yang tahan lama untuk ekonomi AS di beberapa tahun mendatang.

Kelemahan Dolar nampaknya tidak banyak berpengaruh dengan “imbal hasil”-nya karena OAT, BTP dan Bund sedang turun sementara obligasi AS berada di antara 1,715 dan 1,7300 persen (tidak berubah).

Mereka tidak merosot seperti yang biasa kita lihat setelah adanya “angka baik”. Sebagai referensi, PMI Chicago naik +7pts ke 66,3 yang awalnya hanya diprediksi menjadi 60,3.

“Angka baik” lainnya adalah di sektor swasta AS yang menghasilkan 517.000 pekerjaan di bulan Maret berdasarkan Challenger/ADP, sedikit melebihi estimasi rata-rata dari para ekonom: ini adalah tiga kali lipatnya dari 176.000 pekerjaan yang diciptakan di bulan Februari (direvisi dari estimasi awal sebesar 117.000).

Akselerasi yang kuat di penciptaan lapangan kerja di bulan Maret secara umum dikarenakan 437.000 pekerjaan baru yang dihasilkan oleh sektor layanan (pariwisata dan makanan), sementara sektor produksi bahan baku menciptakan 80.000 pekerjaan (rencana “Build Back Better” akan menciptakan lebih banyak dari ini).

Sumber Grafik: Tradingview 31.03.2021

Dolar Menguat di Sesi Asia Hari Kamis Seiring Optimisme Pemulihan Ekonomi AS

Dolar AS diperdagangkan menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis pagi seiring dengan optimisme pasar seputar pemulihan ekonomi AS.

Pejabat utama sektor keuangan AS yaitu Ketua Fed dan Menteri Keuangan di depan Kongres. Ketua Fed – Jerome Powell dalam pidatonya mengatakan pemulihan ekonomi tahun 2021 ini kemungkinan besar akan sangat kuat. Sedangkan Menteri Keuangan – Janet Yellen mengatakan akan mengijinkan perbankan untuk melakukan buying back saham dan akan membayarkan deviden nya.

Hal ini menandakan keyakinan akan pemulihan ekonomi yang sama seperti Ketua Fed. Hal senada disampaikan oleh pejabat Fed lainnya, Ketua Fed cabang Chicago – Charles Evans yang mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini naik 6.5%, tingkat pengangguran akan turun 4.5% dan 4% tahun berikutnya dengan inflasi yang akan naik namun bersifat temporer yang akan kembali menurun.

Data ekonomi yang dirilis masih belum menandakan pemulihan dengan durable goods order turun drastis -1.1% jauh lebih jelek dari perkiraan 0.7% dan periode sebelumnya 3.5%. Begitu pula dengan data core-nya yang tidak menyertakan komponen transportasi turun -0.9% lebih jelek dari perkiraan 0.6% dan periode sebelumnya 1.3%.

Sementara dari PMI di sektor manufaktur masih naik 59 dari periode sebelumnya 58.6 dan hanya sedikit lebih jelek dari perkiraan 59.6. Sedangkan di sektor jasa juga meningkat 60 dari periode sebelumnya yang direvisi naik dari 59.9 menjadi 59.8 dan perkiraan 60.1. Hari ini akan dirilis data GDP dan pidato dari sejumlah pejabat Federal Reserve.

Di sisi lain, Euro terus tertekan dengan mendekati harga terendahnya tahun lalu meskipun data-data ekonomi relatif positif. Merebaknya kasus baru dan lambatnya program vaksinasi di wilayah ini menjadi kekhawatiran akan terjadinya gelombang pandmeik ketiga di wilayah ini. Data ekonomi yang relatif membaik namun dengan lockdown yang masih berlaku, membuat peluang data ekonomi periode selanjutnya kembali turun menjadi resiko baru bagi investor.

Data-data PMI sektor manufaktur di Prancis dan Jerman meningkat melampaui perkiraan, begitu pula sektor jasa di Jerman. Sehingga secara keseluruhan baik sektor manufaktur maupun jasa untuk kawasan Uni Eropa juga meningkat melampaui perkiraan. Kepercayaan konsumen juga meningkat dari -15 menjadi -11. Namun perlu diingat bahwa data tersebut diatas adalah data bulan lalu dimana belum diberlakukan kembali lockdown di sejumlah wilayah ini.

Hari ini akan akan dimulai pertemuan KTT Eropa yang akan dihadiri oleh pejabat terkati dari 27 negara anggota Uni Eropa untuk membahas berbagai isu penting di kawasan Eropa. Sebelum itu ada buletin ekonomi dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan data iklim konsumen dari GfK dan juga pidato dari Presiden ECB dan Presiden BundesBank Jerman.