Dolar Cenderung Melemah Meskipun Data Tenaga Kerja ADP Meningkat

Dolar cenderung melemah terhadap mata uang lainnya pada perdagangan hari Kamis menjelang laporan tenaga kerja Non-Farm Payroll yang baru akan dirilis esok hari. Laporan tenaga kerja dari ADP juga masih terus meningkat dengan penambahan lapangan kerja sebanyak 742K dari periode sebelumnya 565K walaupun masih lebih sedikit dari perkiraan 872K.

Namun data masih mecnatatkan kenaikan terbanyak dalam 7 bulan terakhir seiring dengan kembali berputarnya roda ekonomi dengan program vaksinasi yang agresif dan stimulus fiskal dari pemerintah AS. Sementara data PMI sektor jasa dari ISM mengalami penurunan 62.7 dari periode sebelumnya 63.7 dan lebih jelek karena diperkirakan naik 64.2. Penurunan ini dikarenakan terbatasnya sumber daya yang tersedia sepanjang berjalannya pandemik sedangkan permintaan paska pandemik melonjak tajam.

Setelah kemarin Menteri Keuangan – Janet Yellen berkoemntar perlunya kenaikan suku bunga untuk mencegah ekonomi di AS mengalami overheating. Tadi malam sejumlah pejabat Fed kembali menyampaikan komentar perihal ekonomi di AS. Ketua Fed cabang Chicago – Charles Evans mengatakan lebih optimis akan pertumbuhan ekonomi di AS dibandingkan beberapa bulan yang lalu namun masih akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah saat ini untuk beberapa waktu lagi.

Sementara Ketua Fed cabang Cleveland – Loretta Mester mengatakan sektor tenaga kerja perlu lebih ditingkatkan sebelum dilakukan pengetatan moneter oleh Fed. Pejabat Fed masih teguh mengenai perubahan kebijakan moneter baru akan dilakukan pada tahun 2023 mendatang, namun spekulasi di pasar terus berkembang bahwa perubahan kebijakan moneter dapat terjadi lebih awal terlebih setelah yield obligasi pemerintah AS kembali naik.

Dolar Diperdagangkan Menguat Menjelang Rilis Data Payrolls AS

Dolar AS diperdagangkan menguat pada hari Rabu menjelang rilis laporan sektor tenaga kerja Non-Farm Payroll pada hari Jumat nanti. Penguatan ini dipicu oleh komentar dari Menteri Keuangan yang juga mantan Ketua Fed – Janet Yellen yang mengatakan suku bunga Fed harus dinaikkan untuk mencegah ekonomi overheating. Komentar ini dikaitkan dengan rencana anggaran Presiden Biden yang mencapai $4 triliun termasuk untuk infrastruktur dan investasi.

Anggaran pembangunan sebanyak itu dan dipadukan dengan laju program vaksinasi yang cepat dikhawatirkan akan memicu lonjakan inflasi yang akan memaksa Fed untuk melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga. Komentar Yellen ini berbeda dengan pernyataan Yellen sebelumnya yang sepakat Federal Reserve dan dengan pejabat administrasi Presiden Biden yang mengindikasikan lonjakan inflasi dalam waktu dekat ini hanya bersifat transisi atau temporer.

Data ekonomi yang dirilis tidak terlalu banyak berpengaruh dengan defisit neraca perdagangan di AS masih naik -74.4B nyaris sesuai perkiraan -74.5B dari periode sebelumnya -70.5B. Factory Order naik 1.1% dari periode sebelumnya -0.5% walaupun masih dibawah perkiraan 1.3%.

Sedangkan indeks optimisme ekonomi dari IBD/TIPP malah turun 54.4 dari periode sebelumnya 56.4 dan perkiraan 56.1. Hari ini akan dirilis data tenaga kerja di sektor swasta ADP dan juga data PMI di sektor jasa. Data PMI di sektor jasa akan dicermati untuk mengetahui seberapa besar perubahan setelah pelonggaran seiring dengan vaksinasi yang cepat di AS.

Poundsterling relatif masih tertahan terhadap Dolar walaupun mendekati level tertinggi terhadap Euro. Pasar masih menunggu pertemuan moneter Bank Sentral Inggris (BOE) pada hari Kamis esok hari. Tidak diharapkan ada perubahan kebijakan moneter yang dihasilkan, namun dengan perkembangan program vaksinasi dan pelonggaran yang terus dijalankan diharapkan akan menjadi bahan bagi perubahan prakiraan ekonomi dari BOE dalam pertemuan tersebut. Pemerintah Inggris sendiri akan mengakhiri sosial distancing 1 meter pada 21 Juni mendatang.

Ulasan Pasar Tanggal 5 Mei 2021

Emas berupaya untuk memperpanjang tren menuju ke pemulihan di $1.780. Sentimen pasar melemah setelah Janet Yellen membingungkan para investor dengan berita pembaruan vaksin covid-19 yang beragam. Pasar di Cina dan Jepang ditutup dengan adanya hari libur nasional juga menambahkan keraguan pasar, dan katalis risiko tetap menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan.

Emas tidak memiliki momentum kenaikan dan sementara berada di area antara $1779-1780 pada sesi awal Asia pada hari Rabu. Harga emas mengalami penurunan terbesar sejak 31 Maret pada hari sebelumnya, dan kemudian rebound ke $1.770,90. Karena tidak ada berita positif utama tentang risiko pada akhir-akhir ini, penurunan korektif tampaknya masih menunggu dorongan terbaru.

Di daftar data terdapat Indeks Harga Konsumen (CPI) Swiss; Jasa Jerman & Indeks Manajer Pembelian (PMI) Komposit Jerman; Jasa Zona Euro & Indeks Manajer Pembelian (PMI) Komposit ; Indeks Harga Produsen (PPI) Zona Euro; Lelang Treasury Gilt 10-Tahun Inggris; Aplikasi Hipotek AS; Perubahan Tenaga Kerja AS; Jasa AS & PMI Komposit; Indeks Pesanan Baru Jasa ISM AS; IMP Jasa ISM AS; Indeks Pekerjaan Jasa ISM AS; Harga Jasa ISM AS Dibayar; Pidato Jalur ECB Zona Euro; Perubahan Saham Minyak Mentah AS dan Pidato Rosengren Fed AS.

Ulasan Pasar Tanggal 4 Mei 2021

Emas konsolidasi dalam kisaran setelah naik hingga titik tertinggi dalam 13 hari, mencapai titik tertinggi pada 25 Februari lalu pada hari sebelumnya. IMP Manufaktur ISM AS, berita vaksin yang optimis dan Powell dari the Fed mendukung optimisme pasar di tengah melemahnya pasar China dan Jepang. Pembaruan dalam berita mengenai virus, Pesanan Pabrik AS, dan pembukaan posisi pada awal bulan harus diperhatikan untuk dorongan pasar.

Di daftar data, terdapat Kondisi Konsumen Swiss; IMP Manufaktur Inggris; Pinjaman Bersih kepada Perorangan Inggris; Kredit Konsumen Inggris; Uang Beredar M4 Inggris; Persetujuan Hipotek Inggris; Neraca Perdagangan Barang AS; Indeks Redbook AS; Indeks Kondisi Bisnis AS; Optimisme Ekonomi AS dan Pesanan Pabrik AS.

Dolar Menguat Pada Pasar Asia Dibantu Ekspektasi Penguatan Ekonomi AS

Dolar relatif menguat terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Selasa pagi seiring dengan optimisme dari pejabat Fed yang menginginkan perubahan kebijakan moneter lebih cepat.

Namun pernyataan tersebut kembali dibantah oleh pejabat Fed lainnya yaitu Ketua Fed cabang New York – John Williams yang mengatakan pertumbuhan ekonomi berpeluang naik dengan laju tercepat dalam satu dekade terakhir seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemik. Namun kondisi sistem keuangan masih jauh dari kondisi seperti sebelum terjadinya pandemik sehingga Fed masih belum perlu untuk mengubah kebijakan moneternya seperti semula.

Meskipun demikian hal ini masih belum cukup untuk memenuhi dua mandat Fed yaitu inflasi dan full employment sehingga Fed masih belum perlu mengubah kebijakan moneter saat ini. Karena dengan kebijakan moneter suku bunga rendah dan program QE-nya saat ini memberikan kontribusi besar dalam pencapaian target Fed tersebut di atas. Perihal lonjakan inflasi dalam jangka pendek masih akan naik di atas 2% namun akan kembali turun di tahun depan.

Fed masih perlu lebih banyak data ekonomi yang betul-betul memberikan fundamental solid untuk dapat mengubah kebijakan moneternya. Dengan komentar dari Williams di atas, investor terbagi menjadi dua kubu dalam menanggapi perlu tidaknya perubahan kebijakan moneter Fed ini sehingga dolar pun bergerak variatif.

Sementara Ketua Fed – Jerome Powell dalam pidato semalam mengatakan outlook ekonomi jelas-jelas semakin membaik namun belum cukup untuk mengubah kebijakan moneter. Powell berjanji akan lebih transparan saat ekonomi benar-benar pulih dan Fed bersiap untuk mengubah kebijakan moneternya.

Data ekonomi berupa PMI sektor manufaktur dari ISM juga di luar perkiraan menunjukkan penurunan ke 60.7 dari periode sebelumnya 64.7 yang juga jauh lebih buruk dari perkiraan naik 65.0. Sedangkan di sektor konstruksi terjadi kenaikan 0.2% walau masih jauh dari perkiraan 1.7% namun cukup signifikan dari periode sebelumnya -0.6%. 

Dolar Lebih Kuat Senin Pagi Seiring dengan Spekulasi Kebijakan Moneter Fed

Spekulasi ini dipicu oleh komentar dari Ketua Fed cabang Dallas – Robert Kaplan sekaligus anggota voting FOMC yang dalam pidato secara virtual di Kamar Dagang Area Montgomery membicarakan perlunya pengetatan moneter seiring dengan ketidakseimbangan dalam sistem keuangan saat ini dengan alasan pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat dari perkiraan.

Sementara Powell dan anggota voting FOMC lainnya masih terus menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan moneter suku bunga rendah saat ini dan juga belum berencana untuk tapering. Pandangan yang berbeda dari Kaplan ini akan menjadikan pertemuan moneter FOMC berikutnya di bulan Juni mendatang menjadi menarik.

Dari fundamental ekonomi, setelah data GDP yang cukup solid disusul data personal income yang meningkat tajam dari-7.0% melonjak hingga 21.1% yang lebih baik dari perkiraan 20.1%. Hal ini diimbangi dengan spending yang juga naik 4.2% dari periode sebelumnya -1.0% walaupun masih dibawah perkiraan 4.3%. Data PMI Chicago juga meningkat 72.1 bending terbalik dari perkiraan turun 65.4 dari periode sebelumnya 66.3.

Sedangkan data survey dari University of Michigan kepercayaan konsumen naik 88.3 dari periode sebelumnya 86.5 dan lebih baik dari perkiraan 87.3 walaupun ekspektasi inflasi justru turun 3.4% dari periode sebelumnya 3.7%. Pekan ini akan dirilis data-data sektor tenaga kerja yang menjadi perhatian utama Fed sebelum mengambil keputusan moneter selain inflasi. Berupa laporan Non-Farm Payroll dengan perkiraan meningkat.

Euro mengalami koreksi sering dengan penguatan mata uang Dolar meskipun data pertumbuhan ekonomi di kawasan ini relatif masih membaik. Dengan GDP naik dari -0.7% menjadi hanya -0.6% dan tingkat pengangguran juga turun 8.1% dari periode sebelumnya 8.2%. Secara parsial di Prancis dan Itali data GDP lebih baik dari perkiraan, sedangkan di Jerman dan Spanyol yang masih terus turun. Namun karena Jerman ini negara dengan kontribusi terbesar maka ada kekhawatiran akan ancaman terjadinya resesi kedua di wilayah ini.

Ulasan Pasar Tanggal 3 Mei 2021

Emas mendapat dukungan pada 10 EMA harian, dan Fib0 61,8% sejajar dengan tertinggi sebelumnya di 1.758 dengan pembatasan di angka 1.739. Dolar AS menjadi perhatian dalam penurunan yang mulai melemah. Emas diperdagangkan dalam kisaran yang sempit pada hari Jumat, dengan pergerakan menyempit antara angka terendah di 1,764 dan angka tertinggi di 1773,74 sebelum pemulihan pada sore hari tersebut. Dalam minggu liburan ini di mulai dengan pasar yang sepi.

Fokus untuk minggu depan adalah masuk posisi jual dolar AS yang masih relatif tinggi, maka aksi Profit-Taking  menjelang data Upah Non-Pertanian (NFP) dalam minggu ini pada hari Jumat bisa menjadi temanya. DXY naik sekitar 0,7% pada  perdagangan harian dari angka 90,5910 hingga ke tertinggi 91,3229 pada hari Jumat dan mengakhiri penurunan 2,1% untuk bulan April, dengan penurunan bulanan terbesar sejak Desember.

Di daftar data ada Penjualan Ritel Jerman; Indeks Manajer Pembelian (PMI) Swiss; Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Jerman; Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Zona Euro; Kepercayaan Investor Zona Euro; Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS; Indeks Ketenagakerjaan Manufaktur AS; Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM AS; Harga Manufaktur ISM AS; Indeks Pesanan Baru Manufaktur ISM AS; Pengeluaran Konstruksi AS; Lelang Surat Utang 3-Bulan & 6-Bulan AS; Survei Pejabat Pinjaman AS; Pidato Williams dari Fed AS; Pidato Powell Ketua Fed AS dan Jumlah Penjualan Kendaraan AS.

Dolar Datar Hari Jumat Menahan Rally Kenaikan dari Pertumbuhan Ekonomi AS

Dolar datar pada Jumat pagi di sesi Asia setelah data pertumbuhan ekonomi cukup positif untuk kuartal pertama tahun ini serta data sektor tenaga kerja yang terus meningkat.

Data GDP AS kuartal pertama tahun ini meningkat cukup signifikan 6.4% walaupun masih dibawah perkiraan 6.8% dan data periode sebelumnya juga direvisi naik dari 4.0% menjadi 4.3%. Ini merupakan kenaikan terbanyak kedua setelah laporan data yang sama kwartal ketiga di tahun 2003 atau 18 tahun yang lalu.

Pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh belanja konsumen yang meningkat tajam dari 2.3% di kwartal 4 tahun lalu menjadi 10.7% kwartal pertaman tahun ini. Sementara laporan mingguan klaim pengangguran juga semakin berkurang 553K atau dibawah perkiraan 545K namun data periode sebelumnya juga di revisi naik dari 547K menjadi 566K.

Dengan data GDP yang solid tersebut diatas setidaknya menjadi permulaan yang baik sebelum data-data periode berikutnya yang memicu optimisme di pasar sehingga yield obligasi 10 tahun pemerintah AS kembali bergerak naik dan dolar ikut terangkat.

Meski demikian, kenaikan dolar terbatas karena rencana anggaran pendidikan dan keluarga Presiden Biden senilai $1.8 triliun akan dibiayai dengan kenaikan pajak dari pembayar pajak tertinggi dan penghasil margin laba diatas $1 milyar di AS.

Sementara Euro mengalami koreksi terhadap Dolar setelah sempat menyentuh harga 1.2148. Koreksi terjai menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi GDP kwartal pertama tahun ini sore nanti. Tidak seperti di AS yang dalam 3 kwartal terakhir pertumbuhan ekonomi terus membaik, GDP Uni Eropa kali ini diperkirakan justru turun dari -0.7% menjadi -0.8%.

Sedangkan data inflasi CPI flash meskipun diperkirakan naik sedikit dari 1.3% menjadi 1.6% namun data Core-nya yang tidak menyertakan komponen bahan makanan pokok, bbm, alkohol dan tembakau justru turun dari 0.9% menjadi 0.8%.

Sebelum itu akan dirilis data GDP masing-masing di negara Prancis, Jerman dan Spanyol. Kekhawatiran akan terjadinya resesi kedua dari ancaman gelombang pandemik ketiga kali ini menjadi pemicu utama pelemahan mata uang Euro. Namun jika tidak terbukti hal tersebut, Euro diperkirakan akan kembali menguat. 

Dolar Melemah Kamis Pagi Setelah Hasil Mengecewakan dari Pertemuan Fed

Dolar melemah pada Kamis pagi setelah pertemuan moneter FOMC dengan hasil yang mengecewakan harapan pasar. Sesuai dengan perkiraan Fed masih tetap mempertahankan kebijakan moneter saat ini dan belum berencana untuk mengubahnya dalam jangka waktu hingga 2023 mendatang.

Pertemuan moneter FOMC kali ini mengakui aktivitas ekonomi meningkat dan sektor tenaga kerja terus menguat seiring dengan program vaksinasi dan dukungan penuh dari pemerintah. Aktivitas bisnis yang terus meningkat membuat harapan akan langkah moneter berupa tapering atau pengurangan program QE yang sedikit lebih cepat dari proyeksi sebelumnya namun hal ini dimentahkan oleh Ketua Fed.

Transisi inflasi di perkirakan akan malampaui target 2% tahun ini namun tidak bisa dijadikan patokan untuk perubahan kebijakan moneter selain karena Fed sendiri mengadopsi target inflasi yang fleksibel.

Menurut Fed perkembangan ekonomi masih tergantung pada perkembangan pandemik, krisis kesehatan publik masih belum berakhir dan menjadi masih menjadi risiko bagi ekonomi saat ini. Pasar perlu waktu lebih banyak lagi menunggu pertemuan moneter FOMC berikutnya masih 7 pekan lagi atau di bulan Juni mendatang.

Ditempat lain, hari ini Presiden Biden akan menyampaikan laporan 100 hari kerjanya di depan Kongres yang diperkirakan akan mengungkap rencana paket stimulus senilai $1.8 triliun untuk program pendidikan. Paket ini merupakan bagian dari rencana pembangunan senilai $4 triliun yang akan dibiayai dengan kenaikan pajak dari aturan pajak yang baru.

Pembayar pajak tertinggi dan penghasil laba modal di atas $1 juta akan dikenakan pemotongan pajak yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pembahasan aturan pajak baru ini juga semakin mengurangi daya tarik mata uang dolar.

Sementara itu Poundsterling juga ikut menguat seiring dengan mata uang Dolar yang melemah tajam. Sentimen positif masih menyelimuti prospek ekonomi di Inggris seiring dengan rencana fase kedua pelonggaran sekaligus mengakhiri lockdown ketiga di negara ini. Satu-satunya sentimen negatif datang dari Skotlandia yang dalam waktu dekat akan mengadakan pemilu. Dimana partai mayoritas di parlemen Skotlandia sedang membahas peluang melepaskan diri dari United Kingdom.

Euro juga menguat hingga level tertinggi dalam 7 bulan terakhir seiring dengan berlanjutnya pelemahan mata uang dolar. Selain itu yield obligasi pemerintah Jerman juga menguat hingga level tertinggi dalam 2 bulan terakhir menjadi daya tarik terhadap mata uang Euro.

Dolar Diperdagangkan Datar Pada Rabu Pagi Jelang Rilis Hasil Pertemuan FOMC

Dolar AS diperdagangkan datar pada Rabu pagi menjelang hasil pertemuan moneter FOMC lewat tengah malam nanti. Meskipun tidak diharapkan ada perubahan kebijakan moneter pada pertemuan kali ini, namun dengan sejumlah data fundamental ekonomi yang positif diharapkan Fed setidaknya akan mempertimbangkan untuk menggeser maju sedikit waktu untuk perubahan kebijakan moneternya.

Harapan ini muncul setelah beberapa pekan lalu Bank Sentral Kanada mengumumkan akan memulai melakukan tapering lebih awal dari proyeksi semula. Seiring dengan pemulihan ekonomi yang semakin nyata di AS seiring dengan program vaksinasi yang agresif sehingga sudah lebih dari separuh penduduk dewasa di AS mendapatkan suntikan vaksin tahap pertama.

Sektor pariwisata dan transportasi menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak seiring dengan kembali dibukanya industri perjalanan wisata di AS. Tercermin dari laporan ISM di sektor jasa yang tumbuh dengan laju tercepatnya begitu pula dengan ISM di sektor manufaktur yang mencapai rekor tertinggi dalam hampir 40 tahun terakhir. Selain sektor tenaga kerja kepercayaan konsumen juga meningkat hingga mencapai level tertinggi dalam 14 bulan terakhir atau menyamai sebelum pandemik lebih dari setahun yang lalu. Begitu pula dengan Retail Sales yang mencapai rekor tertinggi sejak Mei tahun lalu.

Namun jika Fed masih menunggu perkembangan yang lebih substansial lebih lanjut dan menunggu pertemuan moneter berikutnya di bulan Juni mendatang saat disampaikan proyeksi ekonomi diupdate, maka dolar akan kembali terkoreksi.

Sementara itu mata uang Euro masih terus bertahan stabil terhadap penguatan mata uang Dolar meskipun tidak ada data ekonomi yang dirilis. Hari ini akan dirilis data sentimen konsumen GfK di Jerman dengan perkiraan meningkat -4.1 dari periode seebelumnya -6.2. Data sebelumnya berupa iklim bisnis di Jerman menurut Ifo hanya mengalami sedikit peningkatan 96.8 dari periode sebelumnya 96.6 dan jauh dibawah perkiraan 97.8.